JAKARTA - Jabatan direktur utama PT Garuda Indonesia yang diemban Arif Wibowo terus mendapat sorotan. Salah satunya berkaitan dengan apakah dia bisa membawa maskapai nasional itu lepas dari beban utang Rp12 triliun. Beberapa pihak menilai, hal tersebut sangat bergantung pada pemerintah. Mereka mendukung atau tidak. Ketua Bidang Masyarakat Transportasi Indonesia Bambang Haryo Soekartono mengatakan, sosok Arif Wibowo memang dinilai punya kompetensi dalam mengembangkan sebuah maskapai. Tahun lalu saja dia berhasil memperbaiki kinerja keuangan Citilink yang merugi. Kuartal III 2014 anak perusahaan Garuda itu berhasil mencatat laba USD 6,4 juta. ”Saya yakin Pak Arif merupakan jagoan di bidangnya. Saya sudah tahu sosoknya sewaktu masih kuliah di ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember, red),” ungkap Bambang di Jakarta kemarin (13/12). Bambang memang teman seangkatan Arief di ITS, namun beda jurusan. Arif di teknik mesin, Bambang di teknik perkapalan. Namun, lanjut dia, kemampuan tersebut dirasa tak cukup untuk kembali mengangkat kinerja Garuda. Pasalnya, masalah finansial yang ada di Garuda tahun ini tidak disebabkan faktor manajemen. Melainkan, faktor-faktor eksternal yang akhirnya menggembungkan beban usaha perusahaan. ’’Pak Emirsyah Satar itu bukannya direktur yang jelek. Saya yakin Garuda telah menjadi maskapai dengan pelayanan terbaik se-Asia, bahkan di dunia, di bawah kepemimpinannya. Hanya, tahun ini memang ada kesulitan finansial karena beberapa faktor eksternal,’’ jelasnya. Dia mencontohkan harga avtur Indonesia yang lebih mahal 15 persen bila dibandingkan dengan harga produk yang sama di negara lain. Hal tersebut diakui cukup memberatkan maskapai yang punya rute dalam negeri. Selain itu, kondisi penerbangan di Indonesia masih ruwet. Menurut dia, infrastruktur yang belum memiliki kapasitas mencukupi berdampak terhadap inefisiensi biaya operasional pesawat. ’’Bayangkan saja, kalau pesawat harus berputar satu jam dulu untuk mendarat, tentu saja penggunaan avtur mereka boros. Ditambah dengan harga yang lebih mahal, ada efek lipat ganda yang akhirnya menyulitkan maskapai mana pun di Indonesia. Saya yakin semua maskapai di Indonesia juga kesulitan menghadapi kondisi 2014 ini,’’ imbuh pria yang juga anggota Komisi VI DPR itu. Secara makro, Bambang menilai perusahaan penerbangan memang terkena dampak yang kuat. Salah satunya, kurs dolar Amerika Serikat (AS) yang saat ini menguat ke Rp 12.400 per USD. Hal tersebut tentu merugikan perusahaan penerbangan yang harus membayar biaya perawatan, suku cadang, hingga cicilan pesawat dalam USD. ’’Kalau dikaitkan dengan kasus Garuda, mereka kan memang sedang investasi besar-besaran tahun ini. Nah, dengan depresiasi rupiah, biaya investasi mereka pasti membengkak. Jadi, meski Pak Arif putar otak pun, saya rasa akan sulit untuk memperbaiki kinerja Garuda,’’ terangnya. Karena itu, dia meminta pemerintah untuk terus segera menanggulangi kendala-kendala tersebut. Sebagai anggota legislatif, dia juga bakal menuntut Kementerian BUMN sebagai pemegang saham untuk memberikan iklim usaha yang lebih kondusif. ’’Pemerintah harus bisa bersinergi untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan mengembangkan infrastruktur. Sebagai mitra Kementerian BUMN, kami tentu akan mendorong agenda ini agar disadari urgensinya,’’ jelas dia. Terkait pengganti direktur utama Citilink sejak ditinggal Arif, Bambang menegaskan bahwa penunjukan itu harus profesional. Menurut dia, kandidat dari dalam perusahaan merupakan pilihan yang logis untuk menghadirkan sosok yang mengerti masalah secara komprehensif. Saat ini ada dua direktur di maskapai Citilink. Yakni, Direktur Keuangan Albert Burhan dan Direktur Operasi Hadinoto Soedigno. ”Saya tegaskan bahwa pengganti direktur utama Citilink tak boleh dari orang luar. Karena sosok dari luar itu rawan dengan praktik orang titipan. Itu tidak boleh terjadi. Manajemen anak perusahaan Garuda harus menjadi seprofesional mungkin,” ungkapnya. Sebelumnya Direktur Utama PT Garuda Arif Wibowo mengaku sudah menyiapkan penggantinya di jajaran Citilink. Menurut dia, pemilihan pimpinan tersebut bisa diselesaikan dalam hitungan hari dengan pertimbangan memprioritaskan kandidat internal perusahaan. ’’Kader yang menginginkan jabatan itu banyak. Tapi, kami ambil saja dari internal perusahaan. Mungkin 1-2 hari lagi kami umumkan,’’ ujarnya. (bil/c10/kim)
Babat Utang, Perlu Dukungan Pemerintah
Minggu 14-12-2014,09:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :