ISIS Ancam Serang Indonesia

Sabtu 27-12-2014,09:51 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Polri Siap Hadapi, TNI Belum Komentar JAKARTA - Ancaman teroris Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) kian mengkhawatirkan. Kemarin (28/12) seorang lelaki yang mengaku anggota ISIS bernama Abu Jandal Al Indonesi mengunggah video ancaman kepada TNI, Polri, dan Banser NU. Namun, pihak-pihak yang diancam tidak gentar. Dalam video berdurasi sekitar empat menit tersebut, Abu Jandal mengatakan, pesan ini ditujukan untuk Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Polri, dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ula­ma. “Saya mendengar TNI, Pol­ri dan Banser akan membantu koa­lisi Amerika untuk memerangi ISIS. Dengan itu, bisa disegerakan perte­muan kita, antara ISIS dengan TNI, Polri dan Banser,” ujar lelaki yang me­makai pakaian serba hitam itu. Saat ini, Koalisi Amerika memang se­dang kewalahan. Karena itu, tentu mem­butuhkan bantuan dari TNI. Sehingga, ISIS bisa melawan TNI. “Namun, ka­lau kalian tidak datang kemari, kami yang akan datang ke Indo­nesia. Kita lihat siapa yang paling sakti,” an­cam lelaki itu dengan nada kasar. Bahkan, Abu Jandal mengancam dengan lebih kasar dan tanpa sopan santun. “Kami akan habisi satu per satu kalian. Babi-babi seperti kalian tidak akan menang melawan kami,” tuturnya dalam video yang beralamat di https://www.youtube.com/watch” v=Y8EcSOeixRI. Menanggapi ancaman ISIS yang kian nyata, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjend Fuad Basya enggan berkomentar. “Nanti, belum ada petunjuk dari Panglima TNI,” ujarnya singkat. Sementara itu Kadiv Humas Polri Irjen Ronny F Sompie menjelaskan, pihaknya tidak gentar oleh siapapun, termasuk ISIS. Sebagai representasi dari negara, Polri akan mencegah adanya gangguan teror dan ancaman lainnya. “Kami pasti mengantisipasi ancaman teror,” tegasnya. Saat ini Polri telah mendeteksi adanya 100 warga Indonesia yang tergabung dengan ISIS. Ada yang posisinya di luar negeri dan ada yang di dalam negeri. Khusus untuk anggota ISIS yang berada di dalam negeri, polisi telah mengawasinya. “Sudah sejak lama, kami mengikuti mereka dengan target mencegah terjadinya teror,” tuturnya. Data adanya warga Indonesia yang tergabung dengan ISIS itu terus diupdate. Caranya, bekerjasama dengan Interpol, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam). “Jadi, perkembangannya terus diketahui,” jelasnya. Namun, langkah untuk mengantisipasi terjadinya teror dari ISIS itu saat ini masih terhambat. Pasalnya, belum ada aturan yang bisa dijadikan dasar untuk menangkap anggota ISIS. “Kami hanya bisa bergerak, kalau benar-benar ada rencana meneror,” tuturnya. Kalau anggota ISIS itu hanya mengaku menjadi anggota kelompok teroris di Timur Tengah, maka Polri tidak bisa berbuat apa-apa. “Dengan ancaman itu, perbaikan regulasi tentu semakin urgen. Polri berharap Presiden dan DPR bisa melihat adanya kekurangan itu,” terangnya. Sementara itu, sebagai satu-satunya kelompok masyarakat sipil yang ikut diancam, Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) NU Nusron Wahid menyatakan kalau sama sekali tak ciut. “Kami sih cuek saja,” kata Nusron saat dihubungi. Banser adalah satgas yang dimiliki GP Ansor, salah satu organisasi sayap NU. “Silakan saja ke Indonesia, usung gagasan khilafah (Islamiyah), niscaya kami tetap tidak akan tinggal diam,” tandasnya. Menurut Nusron, gagasan khilafah Islamiyah tidak boleh berkembang dan diwujudkan. Bukan hanya di bumi nusantara, tapi juga dunia secara umum. Bagi Ansor dan NU, tegas dia, konsep khilafah hanya utopia yang tidak ada jaminan dan ujung kemanfaatannya. “Tapi, kami tidak akan kirim relawan ke Syiria (untuk melawan). Buat apa? Mending kirim (relawan) ke daerah bencana, lebih banyak pahala dan manfaatnya,” imbuh tokoh muda yang juga dipercaya sebagai kepala BNP2TKI itu. Lebih lanjut, dia juga menya­ta­kan, kalau ancaman ter­akhir yang disampaikan ISIS lewat youtube tersebut ha­rus menjadi warning bagi semua pihak. Bahwa, Indonesia akan dijadikan salah satu dae­­rah tujuan mendirikan khi­la­fah. “Kita jangan sam­pai ke­colongan, meski juga tidak boleh berlebihan,” tandasnya. Yang perlu diintensifkan semua pihak saat ini, menurut Nusron, adalah makin menggencarkan edukasi dan penyadaran ke basis-basis masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Yaitu, tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai sebuah konsep paling relevan. Dia menegaskan, bagi Ansor dan NU, NKRI sebagaimana ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin tetap adalah harga mati. “Tidak bisa ditawar-tawar, kalau untuk NKRI kita nyatakan perang juga tidak apa-apa, itu kalau mereka berani mengganggu. Ingat, kemanusiaan adalah segala-galanya,” pungkas Nusron. (idr/dyn)

Tags :
Kategori :

Terkait