Harlah PPP Gagal Satukan Dua Kubu

Selasa 06-01-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Romy : Pedoman Islah bagi PPP Cukup Tiga JAKARTA-Komitmen islah selalu didengungkan dua kubu Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, sampai saat ini, tidak ada langkah konkret baik dari PPP kubu Djan Faridz maupun M Romahurmuziy untuk merealisasikan proses islah. Wakil Ketua Umum DPP PPP kubu Djan Faridz, Fernita Darwis mengakui ada ganjalan untuk melakukan proses islah. Fernita menyebut ada sejumlah target di dua kubu PPP yang belum mendapatkan titik temu. “Masing-masing (kubu) mungkin belum menurunkan egonya. Targetnya yang belum ketemu,” kata Fernita di kantor DPP PPP, Jakarta, kemarin (5/1). Fernita menyatakan, semangat islah kedua kubu sebenarnya tetap tinggi. PPP di kubu Djan Faridz menginginkan partai berlambang Kakbah itu bersatu kembali menjadi rumah besar umat Islam. Suasana saat ini, ujar Fernita, membuat tidak nyaman hubungan personal di dua kubu.”Kami ingin agar masing-masing cooling down. Kami nggak menginginkan PPP pecah,” ujarnya. Selama PPP mengalami konflik dalam dua bulan terakhir, memang ada gagasan untuk segera mempertemukan dua kelompok yang berbeda pandangan. Nah, permasalahan dari rencana pertemuan itu adalah belum ada titik temu. Fernita berharap ada pihak yang melakukan mediasi. “Mudah-mudahan, ini bisa dimediasi para tokoh senior atau para ulama. Terutama dari Mbah Moen (ketua Majelis Syariah PPP Maimun Zubair, Red). Apa pun perintahnya, akan kami ikuti,” ujarnya. Di tempat lain, Ketua Umum PPP M Romahurmuziy dalam pidato Harlah Ke-42 PPP menyinggung terkait dualisme yang terjadi di internal PPP. Romy menyatakan, peringatan hari kelahiran PPP diwarnai situasi yang tidak dibayangkan para pendiri. Romy menilai, realitas yang terjadi sedikit berbeda dengan anggapan adanya dualisme partai. “Realitasnya, PPP sedikit berbeda dengan yang sesudahnya. Kalau kata negara, hanya ada satu DPP PPP, yaitu hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya,” kata Romy dalam pidatonya. Terkait isu islah, Romy menegaskan bahwa pintu tetap dibuka. Namun, tidak bisa pintu islah itu berbasis keinginan. “Pedoman islah bagi PPP cukup tiga,” kata Romy. Pertama, PPP Djan Faridz harus bersedia bergabung ke PPP Romy yang memiliki jumlah dukungan mayoritas. Prinsip kedua, PPP yang diakui saat ini adalah hasil muktamar Surabaya. Karena itu, yang tidak sah harus bergabung ke kubu yang sah. Prinsip ketiga, kata Romy, karena SK sudah menjadi lembaran negara, dia sudah setingkat dengan UU. Karena itu, yang bisa dilakukan adalah menambahkan jumlah kepengurusan, bukan mengurangi. “Ini panduan yang bisa dilakukan agar PPP bisa kembali menjadi rumah besar umat Islam,” tegasnya. Dua kubu PPP kemarin sama-sama menggelar peringatan Harlah Ke-42 PPP di tempat yang berbeda pada pukul 19.00 WIB. . (bay/c17/tom)

Tags :
Kategori :

Terkait