KRI Bung Tomo Bawa Serpihan-Barang Korban

Selasa 06-01-2015,09:11 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

PERJUANGAN serta pencarian dan evakuasi korban Air Asia QZ8501 yang dilakukan oleh prajurit TNI AL KRI Bung Tomo, dengan berbagai halang rintang selama delapan hari mem­buahkan banyak hasil. Mulai dari jenazah korban hingga serpihan bagian pesawat pun perlahan dapat diketemukan. Kemarin (5/1), sekitar pukul 14.00 KRI Bung Tomo-357 merapat ke Dermaga Ujung Armatim, Surabaya. Kedatangan kapal tersebut ditunggu banyak pihak. Saat merapat, KRI Bung Tomo sandar berdampingan dengan KRI Ahmad Yani-351. Saat bersandar kapal tersebut tidak sekadar tangan kosong. Di dek kapal terlihat hamparan serpihan pesawat Air Asia QZ8501. Bukan hanya serpihan bagian pesawat, tapi, beberapa perlengkapan milik korban pun juga terlihat. Misalnya, floating emergency exit door yang pertama kali ditemukan. Bagian tersebut juga turut dibawa oleh KRI Bung Tomo ketika sandar. “Serpihan lain pun juga kami bawa,” ungkap Komandan KRI Bung Tomo Kolonel Laut (P) Yayan Sofyan. Yayan mengatakan, serpihan bagian pesawat dan beberapa barang milik korban itu sebagian ada yang sudah diserahkan ke Basarnas. Namun sebagian lagi dibawa. “Semua barang akan kami berikan ke KNKT,” tegasnya. Sementara KRI Bung Tomo sandar, posisi saat pencarian diganti oleh KRI Usman Harun dan KRI Frans Kaisiepo yang sudah menuju titik ordinat yang sempat ditemukan. Di samping itu, Yayan pun dengan bangga menjelaskan, KRI Bung Tomo lah yang pertama kali mereferensikan pencarian dan pengevakuasian jenazah dan barang milik korban. “Kami lah yang menemukan pertama kali,” terangnya. Di samping itu, beberapa benda lain yang berhasil dibawa oleh KRI Bung Tomo. Di antaranya, bagian sleeping bag, kamera merek Lumix, sepatu, kacamata, koper bewarna biru muda, satu set kursi pesawat dengan 3 tempat duduk yang semula terikat 3 jenazah dengan safety belt, dan masih banyak lagi. Dirinya menerangkan, kala melakukan evakuasi tersebut korban ditemukan masih dalam keadaan terikat. Namun, kondisinya secara fisik sudah membusuk serta mayoritas mengalami luka pada bagian muka dan patah tulang,” imbuhnya. Dalam pencarian yang dilakukan oleh KRI Bung Tomo tersebut, kapal menggunakan scan sonar. Sehingga mereka dapat mendeteksi benda-benda yang diduga bagian pesawat. “Kami bukan haqnya pakai sonar. Tapi, juga menggunakan peta operasi sar QZ 8501,” tegasnya. Beberapa barang yang ditemukan tersebut dari berbagai ordinat yang telah ditentukan. Yakni, Target pertama pukul 07.34 di 3 derajat 55,52 selatan dan 110 derajat 33.86 timur, target kedua pukul 19.39 di 3 derajat 55,52 selatan dan 110 derajat 33.87. kedua titik tersebut berjarak 5 dan 7 meter. Dalam pencarian objek yang ditemukan dengan sonar tersebut. Yayan yang juga sebagai Komandan Sektor 5 mengatakan, pihaknya juga membawa 3 anak buah kapal (abk) yang akan diterjunkan dalam penyelaman. Sertu Ferdinand Lepar, salah satu penyelam yang turut dalam pencarian di titik koordinat yang telah dilakukan itu. Dirinya mengaku, kondisi warna laut saat itu terlihat berbeda dibanding yang lain. Selain itu, aromanya pun juga tercium sangat menyengat. “Kami waktu itu terjun saja. tapi, sebelumnya kami harus pakai masker kopi,” terangnya. Masker tersebut berguna untuk mengurangi aroma pembusukan di bawah laut. Sehingga, para penyelam bisa lebih mudah untuk mengevakuasi korban maupun serpihan pesawat. “Walau pakai masker kopi tetap saja bau. Tapi, inilah perjuangan harus diupayakan semaksimal mungkin,” terangnya. (ind)

Tags :
Kategori :

Terkait