Warga Keluhkan Polusi Batu Bara

Rabu 07-01-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Ganggu Kesehatan, Berharap Stock Field Ditutup PANGENAN - Polusi udara dampak dari keberadaan stock field batu bara menjadi keluhan utama bagi warga Kecamatan Pangenan. Tidak hanya terjadi pada musim kemarau, musim hujan pun warga mengeluhkan debu batu bara. Wahidin, seorang warga Desa Rawaurip mengatakan, banyak keluhan terkait keberadaan stock field batu bara di bilangan Pangenan. “Kalau keluhan masalah batu bara banyak juga warga yang mengeluhkannya. Keluhan warga juga sangat bermacam-macam,” kata Wahidin kepada Radar, Selasa (6/1). Pria dengan sapaan akrab Pured ini mengungkapkan, keluhan paling utama warga terkait soal polusi udara karena debu batu bara. “Jadi debu batu bara itu sangat mengganggu warga sekitar. Ya, kalau musim kemarau itu debunya sangat mengganggu udara yang dihisap warga, sedangkan kalau hujan besar itu debunya kan nempel di jalan. Dan kalau nempel terus terkena air, maka akan sangat licin jalan tersebut. Makanya banyak juga warga yang terjatuh. Jadi baik musim kemarau ataupun musim hujan debu batu bara sangat dikeluhkan warga,” ujar Wahidin. Wahidin pun menginginkan agar stock field batu bara ditutup. Karena menurutnya, keberadaan stock field tidak menguntungkan bagi warga. “Maunya saya sih ini stock field batu bara ditutup saja. Karena banyak ruginya bagi warga, untungnya mungkin buat pejabat, tapi kalau kita sih enggak ada untung sama sekali, malah kita kena polusi debunya,” tukas Wahidin. Senada dikatakan Sadi. Dirinya sangat mengeluhkan dampak langsung dari stock field batu bara. “Wah banyak keluhan kita kalau untuk batu bara. Ya, paling utama itu debunya bikin polusi. Sangat menyengat. Apalagi kalau sudah musim kemarau,” ujar Sadi. Sama seperti Wahidin, Sadi sangat berharap jika stock field batu bara ditutup. Alasanya sama, debu bara yang bertebaran menganggu kesehatan warga. “Ditutup saja (stock field batu bara, red) kalau masih saja debunya ganggu warga. Karena kita selaku warga sudah sangat bosan dan enggak kuat lagi dengan adanya debu batu bara ini,” ujar Sadi. Sementara itu, Kuwu Rawaurip Lukman Hakim kepada Radar mengatakan, rata-rata warga mengeluhkan debu batu bara. Namun menurutnya, keluhan warga dinilai masih dalam level wajar. “Keluhannya ya masih biasa. Artinya walaupun ada keluhan, tapi warga biasa saja,” ungkap Lukman. (den)

Tags :
Kategori :

Terkait