Pilih Vietnam atau Myanmar

Senin 14-11-2011,04:58 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

JAKARTA – Indonesia akhirnya lolos ke semifinal sepak bola SEA Games XXVI/2011. Itu setelah pasukan Rahmad Darmawan tersebut berhasil menggebuk Thailand 3-1 (1-0) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, tadi malam. Dengan kemenangan itu, Indonesia tak mungkin lagi tergeser dari dua besar grup A. Sebab, Singapura yang berada di posisi ketiga baru mengoleksi empat angka, lima poin di belakang Indonesia. Padahal, kedua tim tinggal sama-sama menyisakan satu laga. Kemungkinan besar Indonesia bakal ditemani Malaysia ke babak empat besar. Dengan tujuh poin, tim juara bertahan itu hanya butuh hasil imbang untuk lolos. Hasil seri juga akan mengantarkan Merah Putih sebagai juara grup. Kalau keluar sebagai juara grup, Indonesia akan meladeni runner up grup B di semifinal yang akan dihelat 19 November mendatang. Sedangkan runner-up grup A akan bertemu sang juara grup B. Dua tim dari grup B yang sudah dipastikan lolos adalah Vietnam dan Myanmar. Itu menyusul kekalahan Timor Leste 0-3 di tangan Laos kemarin. Sama-sama mengoleksi 10 poin, Vietnam dan Myanmar pun tak mungkin lagi terdepak dari dua besar. Mengenai siapa dari dua tim tersebut yang akan menjadi juara grup B, masih akan ditentukan di laga terakhir. Keberhasilan Indonesia menembus semifinal terasa istimewa karena disertai sejumlah rekor. Di antaranya, inilah untuk kali pertama di sepanjang sejarah SEA Games, skuad Garuda bisa menundukkan tim asal Negeri Gajah Putih tanpa melalui adu penalti. Selain itu, untuk kali kedua Thailand, tim yang paling sering menjuarai cabang sepak bola SEA Games, tersingkir di babak penyisihan. Dua tahun lalu mereka juga kandas di babak awal setelah hanya menempati urutan ketiga grup di bawah Vietnam dan Malaysia. Kegagalan tersebut juga kian mempertegas semakin pudarnya dominasi Thailand persepakbolaan Asia Tenggara. Pada Piala AFF 2010 lalu, Negeri Gajah Putih itu juga tersingkir di babak pertama, setelah juga kalah dari Indonesia, di venue yang sama. Sebaliknya bagi Indonesia, menembus babak empat besar merupakan lompatan prestasi besar. Sebab, dua tahun lalu di SEA Games XXV di Laos, Pasukan Garuda Muda justru tersingkir di penyisihan setelah hanya menjadi juru kunci dengan satu poin. Thailand boleh dibilang adalah musuh bebuyutan Indonesia di pentas SEA Games. Tim asal negeri yang kini dipusingkan masalah banjir itu sering kali merepotkan Indonesia sejak Indonesia terjun di ajang multievent terakbar se-Asia Tenggara tersebut pada 1977. Sebelum laga tadi malam, rekor pertemuan kedua tim di SEA Games masih berpihak kepada Thailand. Dari 16 kali pertemuan, Indonesia hanya mampu menang sebanyak 3 kali. Dua pertemuan berakhir imbang. Sedangkan sisanya dimenangkan Thailand. Saat berada satu grup dengan Thailand di babak penyisihan SEA Games, Indonesia selalu kesulitan melaju ke semifinal. Dari enam kali, kedua tim berada satu grup, Indonesia hanya mampu lolos ke semifinal sebanyak dua kali saja. Kemenangan Indonesia tadi malam tak lepas dari permainan emosional yang diperagakan para pemain Thailand. Sejak menit ke-12, Thailand harus bermain dengan 10 pemain setelah bek kiri Theeraton Bunmathan diusir ke luar lapangan menyusul kartu kuning kedua yang diterimanya. Tragis bagi Theeraton. Sebab pemain bernomor punggung 15 itu sejatinya baru saja tiba di Jakarta bergabung dengan timnas U-23 Thailand setelah sebelumnya memperkuat timnas senior di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2012 zona Asia. Di dua laga sebelumnya Theerathon absen. Karena emosi yang susah dikendalikan, pada menit ke-75 Thailand kehilangan satu pemain lagi setelah Ekkasit Chaobut juga menerima kartu kuning kedua. Kedua pemain itu harus keluar lapangan karena melanggar keras winger Andik Vermansyah yang tadi malam memang bermain cemerlang. Kemenangan Indonesia dibuka Titus Bonai pada menit ke-33 dengan sundulan meneruskan umpan matang Hasyim Kipuw. Gol kedua dihasilkan Patrich Wanggai pada menit ke-62. Ini adalah  gol keempat striker Persidafon Dafonsoro itu di SEA Games XXVI. Dia terus memncetak gol di ketiga laga yang dijalani Indonesia. Patrich juga berperan besar atas lahirnya gol ketiga setelah umpan matangnya diselesaikan dengan sontekan Ferdinan Sinaga pada injury time. Satu-satunya gol Thailand dicetak Ronnachai Rangsiyo dari titik putih pada menit ke-51. Meski lolos, pelatih Rahmad Darmawan mengakui banyak hal yang harus dibenahi tim asuhannya. “Di laga ini ada hal-hal yang efektif dan ada beberapa yang berjalan tidak sesuai yang saya inginkan,” kata Rahmad. “Kebersamaan dalam tekanan kadang tidak berjalan. Pemain sering terpaksa melakukan long passing. Padahal, saya menginginkan mereka bermain sabar bermain dari bawah. Tapi, pada sisi lain, situasi itu bisa jadi stimulan untuk menggunakan kecepatan pemain memanfaatkan space yang ditinggalkan Thailand,” kata Rahmad. Rahmad juga mengungkapkan, di laga tadi malam timnya sempat terlihat grogi tampil di hadapan sekitar 60 ribu suporter. “Jujur saya katakan, begitu tim main melawan 10 pemain, bahkan 9 pemain, tim kita justru sangat tegang. Mereka selalu memaksa melakukan long passing. Ini yang harus kita perbaiki,” jelasnya. Skuad Merah Putih memang kerap terlihat kurang sabar dalam bermain. Mereka sulit mendikte permainan, bahkan ketika lawan tinggal bermain dengan sembilan pemain. Buktinya, ball possesion di babak kedua antara kedua tim pun tak terpaut jauh, Indonesia 52 persen, Thailand 48 persen. Namun, Rahmad menganggap laga melawan Thailand juga mem­berikan pengalaman luar biasa kepada timnnya. Sehing­ga nanti di semifinal yang ke­mungkinan bakal dihadiri lebih banyak penonton, Egi Mel­giansyah dkk tak kaget lagi. Para pemain Indonesia meng­akui bahwa mereka sempat grogi ditonton begitu banyak suporter. Tapi, setelah menguasai keadaan, dukungan penonton justru menjadi sumber energi. “Ini pengalaman pertama bagi saya. Luar biasa. Sempat grogi di awal-awal. Tapi, setelah itu saya sangat bersemangat dengan kehadiran supporter yang begitu banyak,” kata Andik Vermansyah. “Kebisingan supporter membuat pemain barisan belakang sampai kehabisan suara karena harus lebih kencang berteriak dalam berkoordinasi. Ini luar biasa,” timpal bek GUnawan Dwi Cahyo. Sementara itu, Manajer timnas Thailand Kasem Jariyawatwong mengatakan jika di laga tadi malam para pemainnya yang banyak berusia di bawah 20 tahun susah mengontrol emosi. “Tapi, mestinya wasit lebih bijak dalam memimpin pertandingan. Jangan obral kartu,” katanya. “Namun, saya bangga dengan permainan yang ditunjukkan tim kami. SEA Games kali ini mungkin belum waktunya buat kami. Kami akan lebih baik di masa mendatang,” sambungnya. (ali/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait