Jalan Alternatif Babakan Terancam Longsor

Sabtu 17-01-2015,10:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

CIWARINGIN - Jalan alternatif di Blok Tengah RT 03 RW 05 Desa Babakan, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon yang merupakan akses penghubung 8 desa kondisinya kian kritis. Jalan yang terancam longsor sejak lama tersebut masih terlihat belum diperbaiki pihak terkait. Pantauan Radar kemarin (15/1), kondisi tanah semakin terkikis dan hampir memakan tembok rumah warga yang jaraknya hanya beberapa meter. Kurang lebih jalan sepanjang 200 meter hilang karena tergerus aliran sungai. Terlebih saat ini intensitas hujan yang tinggi, semakin menambah parah saja kondisi tanah yang tergerus. Meski demikian, jalan yang hanya berjarak dua meter dengan rumah warga tersebut masih digunakan untuk lalu lintas. Terlihat para pelajar yang hendak pulang ke rumahnya masing-masing melewati lokasi tersebut dengan cara merambat di tembok rumah warga. Jika tidak waspada, bisa saja pengguna jalan terperosok dan jatuh. Tidak hanya membahayakan pengguna jalan yang melintas, tapi rumah warga juga terancam terseret longsor. Hal tersebut dikhawatirkan warga selama ini. Tapi sampai berita ini dirilis, belum ada upaya penanganan serius dari pemerintah lewat dinas terkait. Menurut warga setempat, jalan yang mulai amblas tersebut sudah hampir tiga tahun tidak diperhatikan pemerintah. Sehingga kerusakan jalan kian melebar dan mendekati rumah warga. Untuk menghindari adanya longsor sejumlah warga setempat memilih mengungsi kepada tetangga dan keluarganya. Buan (67) warga setempat mengatakan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) sudah melakukan survei. Namun, sampai saat ini tidak ada tindaklanjut apa pun mencegah tanah pinggir sungai yang amblas. “Saya khawatir di musim hujan ini, tanah akan terus melebar. Tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat tanah tersebut akan memakan rumah saya, karena kondisinya sudah dekat sekali dan sudah sulit untuk dilewati,” katanya. Ia berharap, pemerintah merespons kondisi tanah di tempatnya yang sudah lama terancam longsor. “Kami sangat berharap sekali untuk segera diperbaiki. Minimal dilakukan pengurukan terlebih dulu agar tidak terus melebar. Apalagi ini musim hujan, pasti akan terus melebar,” imbuhnya. Sakur  selaku ketua RT mengaku, sudah meminta kepada pemerintahan desa untuk segera melakukan perbaikan secara manual. Namun lagi-lagi ternbentur dengan anggaran dana, sehingga pemerintah desa setempat hanya menunggu penanganan BBWS untuk melakukan perbaiakan. “Kalau kita harus menunggu diperbaiki oleh dinas yang bersangkutan, saya yakin tanah tersebut akan semakin melebar. Saya hanya berharap dari pemerintah desa untuk lebih kreatif menangani kasus ini,” ujarnya. Saat dikonfirmasikan, Kepala Sekesi Ketertiban Umum Kecamatan Ciwaringin, Jamhari mengatakan, pihaknya sudah berkali-kali melayangkan surat ke BBWS untuk segera merehabilitasi tanah pinggiran sungai Ciwaringin tersebut. Bahkan setelah melayangkan surat, pihak BBWS langsung meninjau lokasi dan melakukan pengukuran. Namun setelah itu pihak BBWS tidak lagi memberikan keterangan waktu untuk melakukan perbaikan. “Kami sudah melayangkan surat, namun tidak ada respons. Surat terbaru pun kami layangkan ke BBWS tertanggal 4 Desember 2014. Kami mengusulkan dan mendesak BBWS selaku pihak yang bertanggung jawab dalam masalah ini untuk segera merehabilitasi bantaran sungai Ciwaringin. Namun sampai detik ini kami belum mendapatkan kejelasan kapan direalisasikannya” tegasnya. Jamhari mengimbau masyarakat sekitar agar lebih waspada terhadap keadaan tersebut. Pihaknya pun menyuruh warga yang rumahnya terancam terkena longsor untuk pindah sementara di rumah saudaranya masing-masing yang lebih aman dari lokasi itu. “Kami juga sudah mengimbau warga yang kebetulan rumahnya terletak di pinggiran sungai untuk mengosongkan rumahnya. Sekarang sudah ada empat rumah yang ditinggal penghuninya, mereka pindah ke rumah saudaranya yang lebih aman. Kami juga sudah memasang rambu-rambu waspada di sekitaran sungai. Kami tidak bisa melakukan lebih, selain mengimbau untuk mengantisipasi akan terjadinya longsor susulan,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Jalan Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon, Ir Gatot Rahmanto menjelaskan, untuk jalan longsor di wilayah Ciwaringin merupakan ranah Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung. Mengingat, daerah yang longsor tersebut merupakan sempadan sungai. Namun Gatot mengakui, jika sempadan sungai yang longsor itu memang kerap dijadikan akses jalan kendaraan roda dua oleh warga. \"Kebetulan memang ada jalan dan itu dipakai roda dua. Tapi kebetulan asetnya belum masuk Dinas Bina Marga,\" sambungnya. Sebenarnya, kata Gatot, Dinas Bina Marga bisa saja memperbaiki kondisi jalan yang ada. Namun yang terpenting, longsoran sungai tersebut sudah diperbaiki BBWS. \"Yang pasti itu kewenangan BBWS, karena itu sempadan sungai. Jadi silakan konfirmasi ke BBWS karena itu ranah mereka,\" tukasnya. (arn/Kmg)

Tags :
Kategori :

Terkait