Inflasi di Cirebon tetap Stabil

Sabtu 24-01-2015,09:09 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Stok Beras, BBM dan Gas Masih Aman CIREBON - Pergolakan ekonomi belakangan ini cukup membuat ketar-ketir semua pihak. Tak terkecuali Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) Kota Cirebon yang mulai merancang strategi untuk tetap membuat angka inflasi aman. Salahsatunya lewat rapat korodinasi TPID yang dihadiri BPS, Bulog, Hiswana Migas, Organda, Pertamina dan instansi terkait lain di Kpw BI Cirebon, Jumat (23/1). Deputi KPw BI Cirebon Aryo Setyoso mengungkapkan, capaian inflasi Cirebon per Desember 2014 adalah 7,08 persen, angka ini rendah dibanding inflasi Jawa Barat (Jabar) 7,41 persen juga nasional 8,36 persen. Bahkan Cirebon menempati inflasi terendah kedua di Jabar setelah Bogor. Pemicu utama inflasi bersumber pada komoditas administrated seperti kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), BBM subsidi dan tarif angkutan. “Andil komoditas tersebut tahun ini sebesar 1,35 persen, masih lebih kecil dibanding tahun 2013 1,39 persen. Selain itu penurunan harga BBM dilevel Rp6.600 yang tidak diikuti turunnya bahan makanan dan angkutan juga jadi salah satu penyebab,” ungkapnya pada Radar Cirebon, kemarin. Sekretaris TPID Kota Cirbeon Jaja Sulaeman memaparkan, ada beberapa poin strategi yang harus dijalankan untuk menekan inflasi yakni mengikuti dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM bersubsidi, memperkuat dan memperbaiki distribusi elpiji 3 kg dan 12 kg, meminimalisir penyalahgunaan penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) serta persiapan stok pangan khususnya beras. “Organda dan Hiswana Migas sudah melakukan koordinasi untuk menyamakan persepsi pengendalian harga di wilayah III Cirebon dan hasilnya rata-rata harga BBM Rp5.500-Rp6.400 harga elpiji agen Rp14.300 dan pangkalan Rp15.400, harga BBM Rp6.500-Rp7.400 harga agen Rp14.400 dan pangkalan Rp15.600. Sedangkan batas tertinggi harga BBM Rp7.500 harga agen Rp14.600 dan pangkalan Rp16.000. Tarif angkutan turun Rp500 untuk golongan umum dan pelajar,” paparnya. Tak dipungkiri, belakangan ini elpiji 3 kg seperti primadona pemberitaan media massa. Gas subsidi pemerintah ini susah ditemui, namun Sekretaris Hiswana Migas Kiki Zulkarnain mengaku kondisi ini kurang tepat jika dikatakan kelangkaan. Kenyataannya adalah hanya ada kendala pada keterlambatan handling. Butuh sekitar 45 menit setiap truk untuk mengangkut gas dari SPBE, lalu alokasi pangkalan berbeda. Mengingat elpiji 3 kg adalah barang subsidi jadi sudah ada kuota dari pertamina. “Dalam keadaan seperti ini orang yang membutuhkan pasti merasa kekurangan. Kami menyediakan 3.958.928 tabung per Januari ditambah ekstra stok sebanyak 242.382 tabung jadi total 4.202.300 tabung per Januari. Untuk esktra stok sudah dialokasikan pada 15-19 Januari 2015,” akunya. Hal lain yang menjadi pembahasan ialah ketersediaan beras medium Bulog yang diklaim aman hingga musim panen tahun ini. Pertamina juga menjamin stok BBM aman hingga sepekan ke depan meski tak menyebut detail angka yang disiapkan. Untuk itu masyarakat diimbau tak usah khawatir soal stok BBM. (tta)

Tags :
Kategori :

Terkait