Soal Banjir Sebab Pendangkalan Sungai Singaraja ASTANAJAPURA – Balai Besar Wilayah Sungai Cisanggarung-Cimanuk (BBWSCC) hingga kemarin (2/2) belum merespons keluhan warga Desa Japurabakti dan Japura Kidul, Kecamatan Astanajapura yang menjadi langganan banjir. Banjir langganan tersebut ditengarai akibat dangkalnya sungai Singaraja. Salah satu warga Desa Japurabakti, Abdul Kholik mengatakan, dirinya sangat kecewa dengan BBWSCC yang tidak merespons keluhan warga. Karena kebanjiran yang menjadi langganan di wilayahnya akibat dangkalnya sungai Singaraja. “Ya kami sudah sangat kesal bercampur dengan emosi Mas. Mengingat hampir setiap hujan besar dari tahun ke tahun rumah-rumah kami ini selalu kebanjiran. Sedangkan kami lihat enggak ada upaya dari Pemerintah (BBWSCC, red) untuk segera memperbaiki sungai Singaraja yang dangkal ini yang menyebabkan banjir langganan di beberapa desa ini. Termasuk desa kami,” ungkap Kholik kepada Radar, Senin (2/2). Kholik bersama warga lainnya meminta agar BBWSCC sesegera mungkin memperbaiki pendangkalan sungai Singaraja. Karena pendangkalan sungai Singaraja merupakan salah satu penyebab kebanjiran di wilayahnya. “Pemerintah itu menurut saya sudah sangat keterlaluan. Kita sudah bertahun-tahun atau berpuluh-puluh kali kebanjiran, tapi belum ada respons untuk perbaiki sungai Singaraja. Apa harus ada korban dulu dari masyarakat akibat banjir yang sering menjadi langganan ini,” ujarnya. Anggota Komisi 5 DPR RI Yoseph Umar Hadi melalui sambungan telepon selulernya kepada Radar memaparkan, pihaknya menginginkan pemerintah pusat menganggaran khusus untuk penanganan banjir. “Saya sudah usulkan di rapat komisi 5 DPR RI agar pemerintah bisa mengalokasikan dana khusus untuk penanggulangan bencana banjir yang memang seperti sudah langganan terjadi saat musim hujan. Karena apa, kami komisi 5 meminta begitu? Karena apabila banjir terjadi, maka selain mengganggu masyarakat juga merusak infrastruktur yang lainnya,” katanya. Yoseph instruksikan BBWSCC agar proaktif dan tanggap terhadap bencana banjir. Menurutnya, dalam penanganan bencana banjir jangan menunggu dalam sekala besar. “Saya meminta kepada BBWSCC untuk proaktif dan lebih tanggap tangani bencana banjir. Dengarkan setiap keluhan warga masyarakat. Begitu memang ada potensi yang bisa terjadi banjir segera tangani,” tegasnya. Yoseph meminta BBWSCC inventarisasi kerusakan sungai yang berada di wilayahnya. “BBWSCC harus punya data dan inventarisasi kerusakan sungai yang berdampak pada terjadinya bencana alam, baik banjir ataupun longsor. Karena saya lihat potensi kerusakan sungai yang bisa sebabkan terjadinya bencana banjir di wilayah Cirebon dan sekitarnya memanglah cukup banyak,” ungkap Yoseph. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Cirebon tidak boleh lepas tangan begitu saja dalam menghadapi situasi seperti yang dihadapi warga Astanajapura. Di mana setiap tahun menjadi langganan banjir, akibat kerusakan infrastruktur. “Saya juga mengimbau kepada Pemkab Cirebon segera bertindak antisipasi, agar banjir ini minimal bisa berkurang. Selain itu juga saya meminta kepada Bupati dan DPRD untuk adakan dana khusus untuk penanganan bencana pada musim hujan kali ini,” pintanya. Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen Sungai Pantai BBWSCC Helmi Lazuardi sulit dihubungi. Baik melalui telepon genggamnya maupun didatangi langsung di kantornya, Helmi tidak memberikan konfirmasi. Hanya menurut petugas keamanan, yang bersangkutan sedang tidak berada di tempat saat didatangi kantornya, Jalan Pemuda Kota Cirebon, kemarin. (den)
BBWSCC Tidak Tanggap dengan Keluhan Warga
Selasa 03-02-2015,09:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :