Ayu Shita : Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi?

Senin 09-02-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

TIDAK hanya aktris dan aktor senior, artis muda seperti Ayu Shita pun merasa prihatin dan kecewa dengan kebijakan yang dilakukan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang tidak sesuai harapan para sineas dalam mengembangkan industri kretif. Selain tidak tepat sasaran, banyak kebijakan yang memang tidak memiliki efek besar bagi pertumbuhan perfilman tanah air. ”Yang saya rasakan sebagai pekerja seni, film Indonesi sangat bagus, dan bisa bersaing dengan negara luar. Tapi, sayangnya nggak didukung pemerintahan,” ujar Ayu. Artis kelahiran Jakarta 9 Juni 1989 ini pun pernah merasakan animo dunia perfilman tanah air saat merespons positif karyanya sineas tanah air. Salah satunya film yang dibintanginya What They Don’t Talk About When They Talk About Love . Film tersebut masuk dalam Festival in Tokyo, Berlin, and Sundance. Ironisnya, keberangkatan para sineas dalam mengikuti ajang tersebut tidak mendapat respons positif dari pemerintah. ”Kita harus buka mata. Ini bukan kali pertama penyalahgunaan uang negara demi kepentingan pribadi. Karena banyak kejadian aktris dan aktor mewakili nama Indonesia tanpa didukung oleh negara. Tapi yang diberangkatkan bukan yang bersangkutan,” ujarnya. Jika ini terus terjadi, ia mengkhawatirkan perjalanan industri perfilman akan jalan di tempat. Sebagai sineas dirinya merasa malu. ”Malu sih dengernya. Kirim foto melalui path dan pemerintahan Indonesia nggak keurus. Jangan sampai pihak manapun nggak kerja sama dengan Indonesia. Jangan sampai dari satu oknum merugikan dan merusak nama baik Indonesia,” terangnya. Karenanya, ia pun berusaha untuk ikut serta membuka mata masyarakat Indonesia akan kejadian tersebut. Apalagi banyak yang tidak tahu akan kejadian ini. ”Karena banyak orang Indonesia nggak tahu masalah ini. Kalau bukan kita yang menyadarkan siapa lagi,” serunya. (ash)

Tags :
Kategori :

Terkait