JAKARTA - Laga hidup mati akan dijalani timnas Indonesia malam nanti. Di Stadion Utama Gelora Bung karno (SUGBK) tim besutan Rahmad Darmawan akan menjalani laga semifinal SEA Games XXVI/2011 melawan tim tangguh Vietnam.
Secara mental skuad Garuda Muda dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Sebab di laga terakhirnya kemarin malam, Yongky Aribowo dkk dikalahkan lawan bebuyutan Malaysia dengan skor tipis 1-0.
Namun asisten pelatih timnas Aji Santoso mengatakan hal itu tidak perlu dikawatirkan. Menurutnya kekalahan itu tidak berdampak pada mental tim. Pemain sudah melupakan hasil negatif itu dan siap tampil lebih baik saat melademi Vietnam malam nanti (siaran langsung RCTI pukul 19.30 WIB).
“Kekalahan dari Malaysia sama sekali tidak berpengaruh kepada mental pemain kita,” kata Aji Santoso dalam press conference di Hotel Sultan Jakarta, kemarin sore.
Menanggapi calon lawan di semifinal, Vietnam, Aji menyatakan jika pertandingan malam nanti bakal berjalan seru dan menarik. Menurutnya, tim-tim yang lolos ke semifinal adalah kandidat juara di SEA Games kali ini. “Yang jelas semifinal berbeda dengan babak penyisihan. Vietnam adalah salah satu kandidat juara. Saya yakin pertandingan besok akan berjalan seru,” tukasnya.
Pelatih timnas Vietnam, Falko Gerd Gotz, mengatakan, jika timnya tidak pernah pilih-pilih lawan di semifinal dan siap menghadapi Indonesia. Tapi, dengan terus terang Falko menyatakan jika timnya akan menghadapi laga yang sangat sulit malam nanti, karena tidak hanya 11 pemain yang dihadapi di SUGBK, melainkan 12 pemain. “Kita tidak hanya akan melawan 11 pemain. Tapi juga melawan pemain ke-12. Yaitu suporter Indonesia yang luar biasa,” ujarnya.
“Di semifinal, kami harus berikan seluruh konsentrasi dan tampil terbaik. Indonesia merupakan tim yang kuat,” sambungnya. Dipastikan, malam nanti SUGBK yang berkapasitas sekitar 80 ribu seat akan kembali dipenuhi suporter Merah Putih.
Sementara itu, di semifinal pertama yang akan dimulai pukul 16.00 WIB, juara bertahan Malaysia akan menghadapi runner up Grup B Myanmar. Pelatih Timnas Malaysia Ong Kim Swee, mengatakan, jika partai semifinal melawan Myanmar sore nanti sangat penting bagi kedua tim. “Kami harus waspada. Mengingat Myanmar memiliki masa recovery lebih lama dibanding kami,” kata Ong Kim Swee dalam press conference, kemarin siang di Hotel Sultan. Myanmar melakoni laga terakhirnya pada selasa (15/11). Sedangkan Malaysia baru saja menjalani pertandingan melelahkan melawan timnas Indonesia pada Kamis malam kemarin (17/11). “Ini faktor kebugaran. Tapi kami siap melakoni pertandingan semifinal dan melaju ke final,” sambungnya.
Pelatih Myanmar Stefan Hasson mengatakan laga semifinal malam nanti sangat berat. Salah satu ukurannya adalah Malaysia sudah membuktikan diri sebagai tim kuat dengan mengalahkan tuan tumah Indonesia. “Malaysia tim kuat. Di laga semifinal besok sore (sore nanti, red) tidak boleh dianggap enteng oleh tim mana pun,” ujar Stefan Hasson.
Bukan hanya pelatih Vietnam yang menyoroti fanatisme penonton Indonesia, pemain Indonesia pun merasakan hal serupa. Salah satunya Diego Michiels. Ketakjuban Diego Michiels belum juga mereda meski laga melawan Malaysia berlangsung Kamis lalu (17/11). Bek kiri Indonesia kelahiran Belanda itu mengaku merinding saat menyaksikan fanatisme sekitar 90 ribu suporter Merah Putih.
Mereka tetap bernyanyi dan berteriak meski pada akhirnya skuad asuhan Rahmad Darmawan harus menyerah 0-1. “Itu pengalaman pertama bagi saya. Karena itu, saya dan tim tidak ingin lagi mengecewakan suporter,” tegasnya.
Kesempatan terbaik untuk membalas jasa suporter yang luar biasa itu tentu saja malam nanti, saat tim Merah Putih meladeni Vietnam dalam semifinal di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Meski dua hari lalu tim kesayangan ditundukkan musuh bebuyutan dan harga tiket untuk laga malam nanti dinaikkan 100 persen, stadion yang dibangun pada era presiden pertama Indonesia Soekarno itu bisa dipastikan kembali dipenuhi penonton.
Tak mau lagi dipermalukan di hadapan pendukung yang begitu menggelora seperti itu, menurut Diego, dirinya dan rekan-rekannya sepakat untuk melupakan kekalahan dari Malaysia. Mereka bertekad tampil sebagus-bagusnya saat melawan Vietnam dan menang. “Vietnam memiliki permainan cepat. Tapi, kami siap menghadapi mereka,” kata Diego yang baru turun di babak kedua saat melawan Malaysia.
Andik Vermansyah, pilar lain tim Merah Putih yang disimpan pada laga Kamis lalu, juga mengaku tak sabar untuk turun ke lapangan. “Kondisi saya fit dan siap dimainkan. Saya tak sabar ingin main di GBK yang dipenuhi suporter. Itu luar biasa,” ujar Andik.
Selain suporter, para penggawa Merah Putih punya sumber motivasi lain: bonus. Penanggung Jawab Timnas Bernhard Limbong menyatakan, dirinya menyiapkan bonus dalam jumlah lumayan besar untuk pemain jika berhasil mengalahkan Vietnam dan melaju ke final. “Ini bonus dari saya pribadi dan rekan-rekan pengusaha yang peduli timnas. PSSI tidak bisa memberikan bonus karena dalam kondisi miskin saat ini,” kata Limbong. “Kalau timnas menjadi juara, bonusnya pasti jauh lebih besar. Tapi, demi kebaikan bersama, jumlahnya belum bisa saya sebutkan sekarang,” sambung Limbong.
Timnas juga punya modal lain, yakni kebugaran mayoritas penggawa inti. Ada tujuh pilar yang disimpan pada laga melawan Malaysia. Hanya Diego dan Oktavianus Maniani yang akhirnya dimainkan. Itu pun baru di pertengahan dan ujung babak kedua.
Juga tak ada personel skuad Merah Putih yang harus absen karena kartu merah atau akumulasi kartu kuning. Kondisi tersebut beda dari Vietnam yang mesti kehilangan striker sekaligus kapten Nguyen Thanh Long Giang akibat kartu merah di duel menghadapi Laos Kamis lalu.
“Kami, tim pelatih, sudah berdiskusi dengan para pemain. Kami ingatkan lagi kepada mereka bahwa secara umum situasi memang dianggap tidak baik (setelah kalah oleh Malaysia). Tapi, kami ingin membalik itu menjadi motivasi,” kata pelatih Rahmad Darmawan.
Sementara itu, Agus Mauro, manajer ticketing Inasoc (panitia penyelenggara SEA Games XXVI/2011), menjelaskan bahwa harga tiket semifinal dan final harus dinaikkan 100 persen untuk menghargai laga itu sendiri. Tiket termurah, yakni di kategori IV, yang semula Rp50 ribu kini menjadi Rp100 ribu. Tiket termahal, VVIP, yang semula Rp500 ribu menjadi Rp1 juta. (ali/c13/ttg)