ASTANAJAPURA - Disbudparpora Kabupaten Cirebon akan meminta bantuan arkeolog Bandung untuk memeriksa dan mengamati, serta menyimpulkan apa sebenarnya benda yang ditemukan oleh warga Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura yang dua hari ini cukup menggemparkan warga. Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris Dinas Budaya, Pariwisata dan Olahraga (Sekdisbudparpora), Made Casta MPd kepada Radar saat dihubungi via ponselnya, kemarin (23/11).
Pihaknya juga sudah mengutus Kabid Budaya untuk melihat secara langsung lokasi penemuan cagar budaya di Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura. “Belum bisa memastikan apa sebenarnya bangunan tersebut. Oleh karenanya, kami akan mengundang arkeolog dari Bandung,” paparnya.
Menurut dia, apabila dilihat dari kacamata histori, bangunan tersebut merupakan peninggalan kerajaan Japura yang diperkirakan berkembang sebelum Kesunanan Gunung Jati. “Apabila melihat lokasinya, di sana pernah muncul peradaban Kerajaan Japura, yakni salah satu kerajaan tertua di Cirebon,” ujar Made.
Untuk mengamankan lokasi penemuan bangunan dari tindak kejahatan pencurian benda-benda purbakala, ia meminta pihak kepolisian untuk mengamankan lokasi dengan membentangkan police line. “Agar benda-benda yang ditemukan di sekitar bangunan tersebut tidak tercecer,” imbuhnya.
Terpisah, Ketua Karang Taruna Desa Kanci Kulon, Wartoni mengatakan, sebelum ditemukan bangunan ini, dahulu lokasi ini banyak pohon-pohon besar dan banyak semak belukar. Kemudian, pada tahun 2008, pohon-pohon besar tersebut ditebang dan hanya 1 pohon yang tetap dibiarkan karena dianggap pohon tersebut adalah pohon keramat, dan pohon tersebut bernama pohon salam. Kemudian pada tahun 2009 dibersihkan oleh para pemuda untuk dijadikan lapangan bola.Tapi akhirnya gagal, karena menurut orang tua di daerah tersebut memiliki kekuatan magis yang besar, sehingga para pemuda mengurungkan niatnya. “Makanya, sekarang saya kaget kalau di lokasi tersebut ada penemuan bangunan purbakala,” katanya.
Berdasarkan pantauan Radar, secara sukarela masyarakat segara bergantian menggali tiap sisi bangunan yang ditemukan tersebut. Pada kedalaman 1,3 meter bentuk bangunan sudah nampak terlihat seperti pondasi pendopo. Meski rintik hujan menyirami kawasan tersebut, tak menyurutkan langkah warga sekitar untuk terus menggali guna mengungkap teka-teki apa sebenarnya bangunan tersebut. “Kami penasaran akan bangunan ini,” ujar Salim, warga sekitar yang ikut gotong royong menggali tanah. (jun)