Mega Siapkan Dua Anaknya

Sabtu 11-04-2015,01:23 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Puan dan Prananda Masuk Struktur DPP, Rokhmin Dahuri Ketua Bidang Kemaritiman DENPASAR- Struktur DPP PDIP 2015-2020 akhirnya resmi terbentuk di hari kedua pelaksanaan Kongres IV PDIP di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, kemarin (10/4). Selain Puan Maharani, Megawati Soekarnoputri yang telah dikukuhkan kembali sebagai ketua umum, mulai memunculkan trah Soekarno lainnya. Yaitu, Muhammad Prananda. Puan dan Prananda sama-sama duduk sebagai ketua DPP. Puan membidangi politik dan keamanan, sedangkan Prananda membidangi ekonomi kreatif. Berbeda dengan adiknya yang telah menduduki berbagai jabatan politik, Prananda selama ini lebih banyak berada di belakang layar. Putra Mega dari almarhum suami pertamanya itu sebelumnya mengepalai situation room DPP PDIP. Semacam lembaga litbang yang dimiliki partai berlambang kepala banteng dengan moncong putih itu. “Anaknya senangnya ngumpet,” tutur Mega saat mengenalkan Prananda. Menurut dia, penempatan sosok yang dikenal banyak berada di balik pidato-pidato politik ibundanya itu di bidang ekonomi kreatif, karena sesuai minatnya selama ini. Khusus untuk Puan, Mega menambahkan bahwa meski tetap memberikan jabatan yang sama seperti kepengurusan DPP PDIP periode lalu, menteri koordinator pemberdayaan manusia dan kebudayaan (PMK) itu langsung dinonaktifkan. Hal itu berkaitan dengan posisinya di kabinet dan ketentuan yang dibuat Presiden Jokowi terhadap menteri-menterinya yang berasal dari parpol. Meski demikian, terkait hal itu, Mega sempat menyinggung tentang diskusinya dengan Jokowi saat awal pembentukan kabinet. Ketika itu, presiden masih berpandangan kalau orang parpol harus berhenti dari jabatannya ketika duduk sebagai menteri. “Saya bilang, orang partai itu tidak bisa diberhentikan Pak, karena orang masuk partai itu karena kemaunnya sendiri,” kata Mega. Secara umum, nama-nama kepengurusan DPP yang baru masih didominasi orang-orang lama. Hal tersebut diakui Mega. Menurut sosok yang telah menjabat ketua umum PDIP sejak 1994 tersebut, kepengurusan tidak banyak berubah karena DPP periode lalu secara sudah membuktikan kinerja cukup baik. Indikasinya adalah kemenangan di pemilu legislatif dan presiden. Hanya ada beberapa nama saja yang merupakan nama baru. Selain Prananda, masuk pula mantan walikota Surabaya Bambang DH. Mantan aktivis 27 Juli itu bahkan menduduki posisi yang cukup stretegis. Yaitu, sebagai ketua DPP bidang Pemenangan Pemilu. “Dia ini juga anak nakal sebenarnya, tapi dia ini sangat loyal, hanya kadang kalau tidak ada mainan agak sulit mengendalikan diri,” tutur Mega, saat mengenalkan Bambang. Masuk pula nama Sri Rahayu yang merupakan istri mantan ketua DPD PDIP Jatim Sirmadji Tjondro Pragolo. Dia duduk sebagai ketua DPP bidang kesehatan dan anak. Juga ada pula nama baru di truktur DPP, Hendrawan Pratikno. Mantan anggota Pansus kasus Bank Century menjadi ketua DPP bidang Perekonomian. Akibat masuknya beberapa nama baru, nama-nama lama terlempar. Di antaranya Maruarar Sirait dan Effendy Simbolon yang pada periode lalu sama-sama menjabat sebagai ketua DPP. Di awal pengumuman struktur baru, Mega sempat menyinggung tentang proses yang dilakukan ketika menempatkan sosok-sosok tertentu dalam kepengu­rusan DPP PDIP kali ini. Selain melibatkan tim psikolog UI untuk mengetahui kualitas kader termasuk kesetiaan kader pada partai, putri Bung Karno itu juga melakukan pemantauan pribadi. “Saya yang bisa melihat, yang ini pantas di sini, yang ini pantas di sana, yang ini suka memecah belah partai,” bebernya. Selain beberapa harus terlempar, sejumlah nama politisi PDIP populer juga tidak masuk. Di antaranya, anggota DPR Rieke Dyah Pitaloka dan Koordinatoriat Relawan Jokowi-JK Eva Kusuma Sundari. Sedangkan Rokhmin Dahuri masih bertahan. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yang juga putra asli Gebang Kabupaten Cirebon tersebut menjabat ketua DPP bidang kemaritiman. Menanggapi komposisi kepengurusan yang ada, mantan Sekjen DPP PDIP Pramono Anung menilai keputusan Mega menempatkan dua anaknya di kepengurusan, adalah isyarat tentang proses regenerasi di tubuh partainya. “Ini merupakan proses penggodokan bagi Puan dan Nanda,” kata Pram sapaan akrabnya-. Lebih lanjut, dia menyatakan keyakinannya bahwa lima tahun duduk di kepengurusan adalah waktu yang cukup bagi keduanya. “Nanti siapa, itu Ibu (Mega) yang tahu,” imbuhnya. Lalu, apakah dengan demikian, peluang non-trah Soekarno tertutup? Pram tidak menjawabnya secara langsung. “Yang jelas ketua umum 2015-20120 Megawati Soekarnoputri, selanjutnya kan waktu masih panjang,” elaknya. Seperti periode yang lalu, Pram kembali tidak masuk dalam struktur kepengurusan. Mantan wakil ketua DPR itu awalnya sempat disebut-sebut menjadi salah satu kandidat untuk menjabat sekjen kembali. “Dari awal, saya menyadari lebih baik beri kesempatan pada yang lebih muda,” katanya. Meski masih melaksanakan sidang komisi rekomendasi bagi pemerintah, hingga tadi malam, kongres PDIP sejatinya sudah selesai. Kongres rencananya akan ditutup hari ini. (dyn)

Tags :
Kategori :

Terkait