Cegah Spekulan Tanah Bermain

Selasa 28-04-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Usulkan Nama Pelabuhan Internasional Tempalong LOSARANG– Pemerintah Kabupaten Indramayu me­nun­jukkan keseriusan mem­persiapkan Pantai Desa Cemara Kulon, Kecamatan Losarang seba­gai lokasi pelabuhan inter­nasional pengganti Cilamaya, Kabupaten Karawang. “Desa Cemara dipilih lantaran bebas dari sedimentasi ser­ta didukung kesiapan infra­struktur seperti akses jalan beton. Di lokasi tersebut jarang terdapat pemukiman karena jumlah penduduknya sedikit. Sehingga keberadaan serta aktivitas pelabuhan itu nantinya tidak akan mengganggu kenya­manan masyarakat,” ujar Camat Losarang, Mismaka MSi, ke­pada Radar, Senin (27/4). Mismaka menambahkan, lahan yang disiapkan untuk dijadikan lokasi pelabuhan juga milik Perum Perhutani. Karena statusnya tanah negara, sulit bagi spekulan tanah untuk bermain. Sebab, dalam melaksanakan pembangunan apalagi yang nilainya miliaran, salah satu kekhawatiran yang muncul ialah keberadaan spekulan tanah. Disebutkan dia, lahan yang diusulkan sebagai lo­ka­si rencana pelabuhan in­ter­nasional berada di Blok Tem­­palong. Luasnya mencapai ri­buan hektare yang saat ini di­jadikan petak-petak tambak ikan bandeng oleh masyarakat. “Masyarakat hanya memiliki izin hak guna pakai saja. Jadi jika nanti lahan tersebut diminta kembali oleh negara, proses pembebasannya tidak serumit seperti tanah milik pribadi,” terang dia. Ditambahkan Mismaka, karena lokasinya berada di Blok Tempalong dia mengusulkan nama pelabuhan yang ber­fungsi untuk menyokong kapasitas Pelabuhan Kalibaru, Tanjung Priok itu diberi nama Pelabuhan Internasional Tempalong. “Nama Pelabuhan Tempalong terdengar familiar dan unik khas Indramayu,” tuturnya. Sebelumnya, Bupati Indra­mayu, Hj Anna Sophanah me­ngatakan, kawasan pantai Blok Tempalong Desa Cemara Kulon dinilai sangat strategis karena memiliki cekungan bila dibandingkan dengan Kecamatan Kandanghaur yang berada disebelah barat dan Kecamatan Cantigi yang berada di sebelah timur. Di samping itu, akses untuk menuju Desa Cemara Kulon dari Jalur Pantura Indramayu hanya sekitar delapan kilometer dan kondisi jalan mulus karena sudah dibeton dengan lebar jalan enam meter. Sedangkan dari jalan beton menuju bibir pantai hanya berjarak 2,5 kilometer yang sebagian besar merupakan areal empang dan sisanya merupakan tanah Perhutani. “Selain akses yang sudah ter­sedia dan kondisi wilayah yang sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai pela­buhan, pelabuhan di Desa Cemara Kulon apabila dihi­tung dari pintu keluar jalan tol di Desa Cikamurang hanya ber­jarak 30 kilometer,” sebut Anna. Pemilihan lokasi ini, lan­jut dia, sudah melalui pertim­bangan matang berdasarkan pengkajian yang dilakukan sejak tahun 2010 lalu. Pem­kab Indramayu terus mem­persiapkan diri dalam menyi­kapi rencana pemerintah pusat yang menunjuk Kabupaten Indramayu sebagai salah satu lokasi alternatif pengganti pelabuhan Cilamaya. Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun Radar, pelaksanaan studi kelayakan pelabuhan pengganti Cilamaya tidak akan memakan waktu yang lama. Proses studi kelayakan ter­kait pergeseran pelabuhan eks Cilamaya, juga tidak akan mem­perlambat rencana pem­bangunan infrastruktur. Dalam melaksanakan studi kela­yakan, tim pengkaji me­nimbang sejumlah faktor, di antaranya eksistensi arus laut dan lingkungan. Ada dua syarat penting yang harus dipenuhi dalam pe­­milihan lokasi pengganti. Pertama, ditinjau dari sisi keta­hanan pangan, lokasi pelabuhan tidak boleh me­makan lahan pertanian agar tidak mengganggu upaya pemerintah dalam menjaga sumber produksi pangan. Kedua, ditilik dari sisi keta­hanan energi, pelabuhan tidak boleh bertabrakan de­ng­an fasilitas pipa milik PT Pertamina. Tetapi, jika hasil studi sudah menemukan tem­pat yang cocok, lokasi tersebut tak serta merta pasti didapuk menjadi lokasi pembangunan pelabuhan. Pasalnya, tim pengkaji juga mempertimbangkan opsi rencana perluasan Pelabuhan Cirebon sebagai pengganti proyek Pelabuhan Cilamaya. Selain pilihan memperluas Pela­buhan Cirebon, ada pula wacana optimalisasi dry port di Cikarang dengan meng-guna­kan kanal yang terhubung de­ngan Pelabuhan Tanjung Priuk. Seiring dengan adanya pili­han untuk membatalkan selu­ruh proyek pembangunan pelabu­han pengganti eks Cila­maya, PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) memang su­dah menyiapkan rencana pengem­bangan Pelabuhan Cirebon dan Kanal Penghubung Pelabuhan Tanjung Priuk menuju Kawasan Industri Cikarang. Meski beberapa rencana tengah dikaji, pembangunan pelabuhan eks Cilamaya akan tetap mengacu pada ren­cana awal, yakni berfungsi untuk menyokong kapasitas pelabuhan Kalibaru, Tanjung Priuk, yang diprediksi akan penuh pada 2027 mendatang. Nantinya, pelabuhan baru tersebut digadang mampu menampung peti kemas hingga lima juta TEUs (satuan unit bersamaan dua puluh kaki) per tahun. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait