JAKARTA - Gonjang-ganjing kalau Rahmad Darmawan akan meninggalkan tim nasional PSSI akhirnya menjadi kenyataan. Kemarin, pelatih timnas U-23 itu resmi mengundurkan diri dari posisinya sebagai pelatih timnas. Surat pengunduran diri Rahmad kemarin sore diantarkan koleganya Eddy Syahputra, yang juga seorang agen pemain sepak bola, ke kantor PSSI.
Kepada wartawan di kantor PSSI, Eddy mengatakan surat pengunduran diri Rahmad Darmawan ditujukan kepada Sekjen PSSI Tri Goestoro. Surat diterima Direktur Alih Status, Arya Khalief dan akan dilanjutkan kepada Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin.
“Tadi malam coach Rahmad menemui saya. Dia meminta saya menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada PSSI. Lalu saya tanya, apa boleh saya baca dulu, ternyata dipersilakan. Intinya coach Rahmad merasa gagal lantaran tidak bisa mempersembahkan medali emas di SEA Games XXVI kemarin,” kata Eddy.
Dalam surat Rahmad memang tertulis kalau pelatih yang mengantarkan Persipura Jayapura meraih juara Liga Indonesia 2005 ini beralasan mundur karena gagal mempersembahkan medali emas SEA Games. Tapi, faktanya, sudah menjadi rahasia umum kalau Rahmad gerah dengan kisruhnya sepak bola tanah air yang menyebabkan kompetisi terbelah menjadi dua.
Apalagi, PSSI melarang pemain yang berkompetisi di luar Indonesia Premier League (kompetisi resmi) dilarang bergabung dengan timnas. Dengan kondisi seperti itu, Rahmad merasa posisinya dikebiri. Sebab, sebagai pelatih timnas, dia tidak bisa memilih pemain terbaik di negeri ini. Apalagi, mayoritas pemain timnas, baik timnas senior maupun timnas U-23, berasal dari kompetisi ISL (Indonesian Super League) yang dianggap ilegal oleh PSSI.
“Sama saja saya bunuh diri kalau bertahan di dalam suasana seperti ini. Sebab, saya tidak bisa memilih pemain terbaik yang saya inginkan,” kata Rahmad beberapa waktu lalu sebelum dia mengumumkan surat pengunduran dirinya kemarin.
Namun, kemarin Rahmad berusaha meredam kekecewaannya. Karena itu, dia berkilah jika keputusan meninggalkan kursi kepelatihan timnas lebih didasari rasa tanggung jawabnya yang gagal mempersembahkan yang terbaik di SEA Games 2011 November lalu. “Intinya saya ingin introspeksi dari hasil di SEA Games kemarin,” kilah Rahmad.
Rahmad mengungkapkan, jika dirinya sudah siap secara mental dirinya bersedia kembali melatih timnas jika dibutuhkan. “Saya ingin istirahat dulu,” lanjutnya. Lalu apa yang akan dilakukan Rahmad setelah mengundurkan diri? Pelatih yang akrab disapa RD ini menyatakan dirinya punya dua pilihan setelah meninggalkan timnas.
Yaitu melatih klub atau menambah pengetahuan dengan mengambil kursus kepelatihan. “Sudah ada tiga klub yang mengontak saya untuk bergabung. Salah satunya adalah Pelita Jaya. Dua lainnya tidak bisa saya sebutkan. Tapi, saya juga punya opsi untuk tidak melatih klub dulu dan ikut kursus kepelatihan,” beber Rahmad.
Menanggapi mundurnya Rahmad, koordinator timnas Bob Hippy mengatakan bahwa PSSI tak terlalu risau. “Saya baru dengar-dengar saja. Ini bukan akhir dari segalanya, bukan kiamat. PSSI akan terus jalan tanpa Rahmad Darmawan,” kata Bob Hippy kemarin.
Mengenai siapa yang akan diproyeksikan menjadi pengganti Rahmad, Bob menyebut asisten RD, yaitu Aji Santoso dan Widodo C Putra berpeluang. “Para pelatih klub IPL juga punya kans,” jelasnya. PSSI sendiri akan segera melakukan penunjukan pelatih baru. Itu karena pada Januari 2012, timnas U-23 berencana mengikuti Piala AFF U-23 di Myanmar.
Dikonfirmasi terpisah, para penggawa timnas kecewa dengan keputusan Rahmad. “Saya sangat menyayangkan karena coach Rahmad sudah berprestasi di timnas SEA Games, meskipun hanya mendapat perak. Apalagi, dia merupakan calon pelatih senior yang akan datang. Tapi, ini masalah pribadi Pak Rahmad,” kata Andik Vermansyah, gelandang Persebaya 1927 yang moncer saat ditangani Rahmad di skuad SEA Games.
“Saya jelas kecewa. Karena Pak Rahmad adalah sosok pelatih yang tepat untuk menangani timnas kita. Ya kalau sudah seperti ini, semoga (PSSI) bisa menemukan pelatih yang satu level,” timpal bek Gunawan. Pemain belakang timnas U-23 Seftia Hadi juga menyatakan jika Rahmad yang sangat mengayomi para pemain.
“Sayang disayangkan jika Pak Rahmad mundur. Beliau pelatih yang sangat bagus. Kami sebagai pemain merasa nyaman dilatih beliau. Semua pemain mengakui jika bermain di bawah pimpinan Pak Rahmad bisa bermain tanpa beban. Dia selalu memberi motivasi dan semangat bagi pemain,” beber Seftia. (ali/iro)