JAKARTA- Peredaran narkoba di Indonesia kian mengkhawatirkan. Dari penangkapan berantai pada 10 April hingga 1 Mei, Bareskrim berhasil menangkap sembilan tersangka yang berupaya mengedarkan 2 ton ganja. Jaringan tersebut berupaya mengedarkan ganja tersebut ke Jakarta dan Surabaya. Kabareskrim Komjen Budi Waseso menjelaskan, dalam pengungkapan pengedar ganja dengan barang bukti 2 ton ganja ini ada empat kali penangkapan. Yakni, pada 13 April tersangka yang ditangkap Jhoni bin Alm Wellu dengan barang bukti 10 kg ganja. Lalu, dengan keterangan Jhoni ini diketahui adanya rencana pengiriman ganja seberat 1.400 kg dengan truk tronton pada awal Mei. “Ditangkaplah Rusdi dan Sulaiman dengan bukti 1,4 ton ganja di Tol Dalam Kota, tepatnya di Slipi,” jelasnya. Lalu, ada pengungkapan pengedar ganja yang diduga masih jaringan yang sama. Yakni, dengan modus yang sama mengirim menggunakan truk dengan ganja seberat 540 kg pada pertengahan April. Tersangka untuk pengiriman ini dua orang, Syahbuddin dan M Saleh. “Pada 25 April juga ditangkap adanya mobil boks yang mengirimkan ganja seberat 116 kg. Ada empat tersangka, Jayadi, Sudaryanto, Ponto, dan Iqbal,” jelasnya. Modus pengiriman ganja ini juga cukup baru, ganja-ganja tersebut ditutupi dengan buah-buahan yang mudah busuk. Harapannya, bau dari ganja ini bisa disamarkan dengan bau busuk dari buah-buah tersebut. Truk-truk tersebut rencananya mengirim ganja ke Jakarta dan Surabaya. “Namun, modus itu tidak bisa mengakali polisi. Kami gagalkan semua,” tegasnya. Bila dihitung nilai ganja tersebut, sesuai pasaran diprediksi mencapai Rp6,3 miliar. Namun, yang mengerikan, bila 2 ton ganja itu lolos ke pasaran, maka masyarakat Indonesia yang akan menjadi korban jumlahnya mencapai 21 juta jiwa. “Nilai ganjanya itu nilai kecil, yang penting bagi Bareskrim itu bisa menyelamatkan 21 juta jiwa,” paparnya. Hingga saat ini, jaringan pengedar ganja dari Aceh ini sedang diperiksa. Namun, melihat banyaknya barang bukti tersebut, maka dapat dipastikan bahwa masih ada ladang ganja yang diprediksi sangat luas di Aceh. “Kami akan telusuri di mana saja ladang ganja tersebut. Targetnya tentu ladang ganja itu bisa diungkap dan dimusnahkan semua. Petugas di Aceh sudah dikoordinasikan,” tegasnya ditemui di halaman utama Mabes Polri. Selain itu yang juga penting, selain menghentikan pengiriman ganja dalam jumlah ekstra besar, Bareskrim juga berupaya menelusuri jaringan tersebut hinga ke akar-akarnya. Kemungkinan besar, jaringan pengedar ganja itu masih berada di Jakarta dan Surabaya. “Nanti kami pasti ungkap, untuk kepentingan penyelidikan belum semua bisa disebut,” ujarnya. Menurut dia, peredaran narkoba yang masih begitu intens di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia benar-benar darurat narkoba. Dengan begitu, seharusnya para pengedar ini memang disanksi tegas. “Ancaman hukumannya minimal seumur hidup dan maksimal hukuman mati,” tuturnya. Sementara Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Brigjen Anjan Pramuka Putra menjelaskan, selain satu jaringan yang mencoba mengirim 2,1 ton ganja ini, Bareskrim mendeteksi adanya jaringan pengedar ganja lainnya. “Kami sedang telusuri,” ujarnya. Yang pasti, Bareskrim akan bertarung habis-habisan untuk mengungkap peredaran narkoba di Indonesia. Tidak ada kompromi untuk pengedar narkoba. “Kami terus berupaya keras untuk menyelamatkan orang lebih banyak dari narkoba,” tuturnya. (idr/end)
2 Ton Ganja untuk Jakarta dan Surabaya
Selasa 12-05-2015,09:06 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :