Pasangan HUM-HAM Pimpin PCNU 2011-2016

Kamis 15-12-2011,02:35 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Disambut Salawat, Menang karena Hargai Kiai Kampung Siapa yang menahkodai Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon periode 2011-2016 terjawab sudah. Dalam penghitungan suara yang berlangsung hingga pukul 01.40 WIB, pasangan KH Usamah Manshur (HUM) terpilih sebagai rois syuriah dan KH Ali Murtadlo MA (HAM) sebagai ketua tanfidziyah. Kemenangan mereka disambut dengan salawat. M JUNAEDI DAN APENDI, SUMBER DALAM penghitungan untuk pemilihan rois syuriah, KH Usamah Manshur yang juga Pimpinan Pondok Pesantren (Pontren) An-Nashuha Desa Kalimukti, Kecamatan Pabedilan ini meraih 22 suara dari total 41 suara, terdiri dari 40 suara MWC dan 1 suara pengurus cabang yang lama. Sementara, KH Bachrudin Yusuf 15 suara dan KH Hasanudin Kriyani 4 suara. Sementara, dalam penghitungan suara untuk pemilihan ketua tanfidziyah, KH Ali Murtadlo MA mendapatkan 23 suara dari 40 suara yang masuk. Saingan terdekatnya, KH Wawan Arwani MA meraih 15 suara dan KH Lukman Hakim 2 suara. KH Usamah Manshur selaku rois syuriah terpilih menyatakan setuju jika KH Ali Murtadlo MA sebagai ketua tanfidziyah PCNU. Seluruh peserta pun menyatakan setuju jika Kang Ali-sapaan akrab KH Ali Murtadlo MA- sebagai ketua tanfidziyah. Sementara itu, usai terpilih sebagai rois syuriah KH Usamah Manshur menyatakan, sejak awal dirinya tidak meminta jabatan di NU. Semua diserahkan kepada konferensi. “Sebagai kader NU saya khawatir kalau menolak tawaran untuk dijadikan calon rois syuriah. Oleh karena itu, saya menerima rois syuriah hasil konfercab ini,” tuturnya. Tanda-tanda KH Usamah Manshur bakal terpilih sudah mulai terasa. Baik sebelum maupun pada saat Konfercab berlangsung. Ketika KH Usamah Manshur masuk arena pemilihan untuk duduk di atas panggung, gemuruh salawat dari perwakilan MWC se-Kabupaten Cirebon bersahutan. Kemenangan pasangan HUM-HAM sudah terbaca sejak sebelum digelarnya Konfercab. Karena hampir seluruh MWC mendukung pasangan tersebut. Laporan pertanggung jawaban (LPj) menjadi pertanda kuat jika KH Ali Murtadlo MA yang berpasangan dengan KH Usamah Manshur untuk rois syuriah akan terpilih lagi. Dalam pemandangan LPj itu, mayoritas musyawirin menerimanya. Sementara itu, tim sukses pasangan KH Usamah Manshur (HUM)-KH Ali Murtadlo MA (HAM) menyatakan, strategi di balik kemenangan pasangan KH Usamah Manshur dan KH Ali Murtadlo adalah melakukan konsolidasi dan silaturahmi ke beberapa kiai secara intens, baik langsung maupun tidak langsung dengan memberikan penghargaan kepada kiai-kiai kampung atas kepedulian dan perjuangannya dalam melaksanakan program-program NU. “Karena kita menganggap kiai-kiai kampunglah yang menjadi garda terdepan dalam mengamalkan dan mempertahankan ajaran ahli sunnah waljama’ah (NU, red),” papar Habib Tolhah yang juga Rois Syuriah MWC Sedong. Pihaknya juga terus berusaha membangun silaturahmi yang baik, membentuk hubungan emosional dalam kebersamaan. Serta memberikan kepercayaan dan tidak melakukan tekanan, pemaksaan, apalagi sampai disertai dengan intimidasi dan intervensi. Sementara itu, Kang Ali dalam kesempatan sebelumnya menyatakan akan menjadikan pendidikan sebagai prioritas utamanya jika terpilih kembali menjadi ketua tanfidziyah  PCNU Kabupaten Cirebon periode 2011-2016. “Tidak mungkin kita bisa bersaing dengan yang lain kecuali dengan pendidikan,” ujar pria kelahiran  Cirebon, 27 Mei 1960 ini. Pria yang akrab disapa Kang Ali menjelaskan, pihaknya berkeyakinan pada tahun depan akan berdiri Universitas Nahdlatul Ulama di Kabupaten Cirebon. Untuk itu segala sarana dan prasarana guna menunjang terwujudnya lembaga pendidikan tinggi itu tengah dipersiapkan. “Ini sudah berjalan dan kita tengah menyiapkan sarana dan prasarananya. Mudah-mudahan tahun 2012 kita punya Universitas Nahdlatul Ulama di Kabupaten Cirebon. Saat ini yang sudah berjalan adalah Sekolah Tinggi Ilmu Kependidikan (STIKP),” jelas alumni Madinah Islamic University ini. Kang Ali juga serius terhadap persoalan kesehatan. Bahkan, ia tengah berusaha untuk mewujudkan sebuah rumah sakit. Sebagai langkah awal adalah hadirnya balai pengobatan dengan nama MMC (Muslimat Medical Centre). “Itu (MMC) sudah berjalan dan dikelola oleh Muslimat,” tuturnya. Bagaimana dengan pemberdayaan dan program-program kemasyarakatan? “Itu sudah pasti. Kami juga mengakomodir kalangan muda NU untuk bersama-sama membesarkan NU,” jawabnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait