Islah Sementara Demi Pilkada

Minggu 24-05-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA - Komitmen islah Partai Golongan Karya terus disuarakan kedua kubu. Setelah muncul tawaran islah untuk pilkada dari Partai Golkar kubu Agung Laksono, kubu Aburizal Bakrie mulai menyambut upaya tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Ical, sapaan akrab Aburizal, di Jakarta, kemarin (22/5). Menurut Ical, pelaksanaan pilkada 2015 sangat penting bagi setiap partai. Dengan memenangkan pilkada, setiap partai memiliki jaminan keterwakilan eksekutif yang bisa menjamin kekuatan di pemilu nasional. Posisi itu yang mendasari dua kubu Partai Golkar untuk melakukan islah. “Harus Islah sementara, islah sementara untuk Pilkada,” kata Ical usai menghadiri pernikahan tokoh senior Partai Golkar Fahmi Idris dan Yeni Fatmawati. Menurut Ical, upaya islah itu akan melibatkan mediator antara dua kubu. Sosok mediator itu tak lain dan tak bukan adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sebagai mantan ketum Golkar, kesenioran JK dibutuhkan agar kubu Ical dan Agung bisa bersatu kembali. “Pak JK itu dia kan senior, dia sangat concern dengan kondisi Partai Golkar, paling tidak dia bias mendamaikan,” ujarnya. JK secara terpisah tidak menyampaikan penjelasan rinci terkait mekanisme islah Partai Golkar. Dia hanya menyiratkan optimisme bahwa kali ini kedua kubu Partai Golkar bisa dipersatukan kembali. “Lihat saja nanti,” ujarnya. Sementara itu, usai acara pengukuhan Menteri Pendaya­gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddi Chrisnandi sebagai Guru Besar Universitas Nasional, JK berjanji untuk berupaya maksimal mendamaikan dua kubu. “Segera diselesaikan, nanti diatur,” ujarnya singkat. Ditemui dalam acara yang sama, politikus senior Golkar Akbar Tanjung menyebut jika JK memang akan mengambil peran sebagai fasilitator untuk mempertemukan kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono. “Pak JK akan coba mempersatukan,” katanya. Menurut Akbar, JK bisa menjadi faktor penentu islah dua kubu yang selama ini masih berseberangan. Karena itu, dia optimistis upaya islah akan berhasil dengan syarat kedua kubu harus menempatkan kepentingan Pilkada sebagai prioritas. “Yang penting, Pilkada Desember nanti Golkar bisa ikut dulu,” ucapnya. Sebelumnya, Agung Laksono memberikan penawaran kepada kubu Ical terkait islah khusus pilkada. Salah satu tujuan islah itu adalah memberikan kesempatan kepada semua kader Partai Golkar untuk bisa maju dalam pilkada, tanpa membeda-bedakan apakah pro Agung atau pro Ical. “Jangan dilihat dari kubu mana,” ujar Agung. Penentuan calon pilkada, didasarkan pada kompetensi, kapasitas, dan kapabilitas. Hal itu penting agar siapapun kader yang diusung, memiliki peluang menang dan tetap menjaga kekuatan Partai Golkar di pemilu 2019. Untuk pengesahan pencalonan, Agung meminta pihak yang membubuhkan tanda tangan pengajuan calon adalah kubunya, atas dasar pengakuan SK Menteri Hukum dan HAM. Kebutuhan islah ini penting bagi Partai Golkar. Ini karena, peraturan KPU nomor 9 tahun 2015, pasal 36 ayat 2 menyatakan hanya akan menerima penca­lonan kepala daerah dari parpol yang sengketanya sudah berke­kuatan hukum tetap. Sementara, proses sengketa Partai Golkar masih berlanjut di proses banding di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara. Salah satu jalan yang realistis adalah proses islah, mengingat upaya revisi Undang Undang Pilkada juga terhambat. (bay/owi)

Tags :
Kategori :

Terkait