Masalahnya Ada di Pahang FA

Rabu 27-05-2015,10:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

  JAKARTA - Insiden pulangnya skuad Pahang FA ke Malaysia karena sejumlah pemain asing mereka tidak mendapatkan visa masuk ke Indonesia, terus menjadi bola liar. Itu setelah PSSI dan Persipura Jayapura kompak mengarahkan telunjuk mereka ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. Namun setelah ditelusuri, ternyata tidak ada yang mempersulit empat pemain asing Pahang FA saat hendak masuk ke Indonesia untuk menjalani pertandingan babak 16 besar melawan Persipura Jayapura di Stadion Mandala, Jayapura, kemarin itu. Termasuk pihak Kemenpora sendiri. Fakta ini terungkap dari pernyataan Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementrian Hukum dan Ham Republik Indonesia. \"Sebenarnya tidak ada yang mempersulit mereka (pemain asing Pahang FA, Red). Kami hanya berusaha prosedural saja, bahkan kami juga memudahkan mereka untuk masuk ke Indonesia. Hanya saja mereka (Pahang FA) yang terlalu cepat untuk memutuskan kembali ke Malaysia,\" ujar Mas Agus Santoso, Kasubdit Visa Ditjen Imigrasi, kemarin (26/5). Mas Agus lantas menjelaskan, pada 21 Mei, pihak PSSI dan Persipura Jayapura telah mengirimkan surat permohonan visa kepada pihak Keimgirasian terhadap empat pemain asing Pahang FA. Masing-masing adalah Dickson Nwakaeme asal Nigeria, Matias Ruben (Argentina), Zesh Rahman (Pakistan) dan Damion Delano (Jamaika). Namun, pengajuan visa tersebut lebih ditekankan kepada tiga pemain asing yang masing-masing berasal dari Nigeria, Pakistan dan Jamaika. Itu tidak lain karena negara mereka tidak termasuk dalam daftar negara yang memiliki perjanjian visa on arrival dengan Indonesia. Pihak Keimigrasian pun menyanggupi permohonan itu. Hanya saja, karena ada surat edaran dari Kemenpora terkait larangan pemberian fasilitas negara kepada PSSI yang sudah dibekukan, maka pihak Keimgrasian meminta pihak Persipura untuk meminta rekomendasi dari pihak Kemenpora lewat Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Pihak BOPI pun memberikan rekomendasi pada keesokan harinya atau 22 Mei. Namun, masalah lain muncul saat Pahang FA tiba di Jakarta pada 23 Mei lalu. Itu setelah visa Dickson Nwakaeme asal Nigeria dan Zesh Rahman (Pakistan) baru bisa di proses pada Selasa (26/5) kemarin. Pasalnya, keduanya berasal dari katagori negara rawan, yang pengurusan visanya harus melewati masa clearing house atau tim penilai visa. \"Namun, kami sudah memberitahukan kepada manajemen Pahang FA bahwa para pemain asing mereka akan mendapat kemudahan pada hari Senin (25/5). Namun, entah pertimbangannya bagaimana, mereka semua memilih pulang ke Malaysia,\" jelasnya. \"Padahal, tidak ada yang menyulitkan mereka,\" tegasnya. Dia lantas mencontohkan Kitchee FC (Hongkong) yang akan menjadi lawan Persib Bandung di Babak 16 besar Piala AFC di Stadion Si Jalak Harupat, hari ini. \"Saat itu, permohonan pengajuan visa juga sama-sama, Persib dan Persipura. Nah, pertanyaannya, mengapa tim Malaysia yang memilih untuk kembali, itu yang saya tidak tahu,\" jelas Mas Agus. Terkait masalah ini, pihak Pahang FA tidak bisa dikonfrimasi. Sejumlah pertanyaan lewat surat elektronik yang dikirimkan ke imel CEO Pahang FA Fahrizal Hasan juga belum mendapat tanggapan. Namun, 24 Mei lalu, lewat akun twitter resminya, Fahrizal menyudutkan PSSI yang tidak responsif mengurus visa pemain asing mereka. Sekjen PSSI Azwan Karim mengatakan bahwa, pengurusan visa memang menjadi tanggung jawab bersama kedua bela pihak. \"Sesuai dengan regulasi kompetisi harusnya diurus satu bulan sebelumnya,\" ujar Azwan yang saat ini sedang berada di Zurich, Swiss, itu. Janggalnya, PSSI mengapa baru mengajukan permohonan visa pemain asing Pahang FA itu pada 21 Mei atau lima hari sebelum kick off?. Terkait itu, Azwan tidak memberikan respon yang pasti. Namun, dia mengungkapkan bahwa saat ini mereka sedang mencari jalan keluar untuk Persipura mendat penjadwalan ulang dari AFC. \"Kami sedang berusaha, semoga ada solusi yang terbaik,\" timpalnya. (dik)

Tags :
Kategori :

Terkait