Sebelum Salah Masal, Disdik Mengaku Sampai Tiga Kali Periksa Soal UJian KESAMBI – Kepala bidang Pendidikan Dasar Disdik Kota Cirebon, Drs Nurahim ZA, mengklarifikasi terkait salah cetak masal soal ujian Pendidikan Agama Islam (PAI), kelas 5 dan 6 SD. Menurutnya, kesalahan cetak masal bukan mengkambinghitamkan pihak percetakan, tapi merupakan fakta. Demi membuktikan kebenaran itu Nurahim mengundang Mulyono, pemilik percetakan dan tim penyusun soal di ruang kerjanya, Kamis (15/12). Menurut Nurahim, soal ujian dicetak di percetakan Mulya Jaya, milik Mulyono yang beralamat Jl Rinjani 2 No 16, Perumnas, Kota Cirebon. Nurahim juga melakukan klarifikasi terkait istilah ujian. Menurutnya, UAS bukan kepanjangan dari ujian akhir sekolah tapi ulangan akhir sekolah. Karena menurutnya, konsekuensi dari ujian antara lulus dan tidak lulus. “Sementara ulangan kalau siswa tidak lulus, bisa di remedial atau istilahnya her,” terangnya kepada Radar. Nurahim mengatakan, proses pembuatan soal UAS sebelum dicetak mengalami beberapa tahapan dan editing. Ia menjelaskan, pertama kali tim penyusun membuat soal UAS, kemudian oleh pengawas dilakukan proses edit sebelum diserahkan ke pihak percetakan. Sampai di percetakan, lanjut Nurahim, naskah diketik ulang. Setelahnya naskah kembali diedit tim pengawas. “Selanjutnya diketik ulang pihak percetakan dan terkahir diedit lagi sebelum akhirnya dicetak. Mungkin dari struktur kalimat atau konten terdapat kekeliruan, kita teliti lagi. Jadi tim kami melakukan proses pengeditan sampai tiga kali,” katanya. Sementara terkait dilakukanya ujian susulan merupakan upaya Disdik menerapkan prinsip-prinsip penilaian yang valid, objektif, transparan, dan profesional. “Melakukan ulangan susulan justru merupakan bentuk tanggung jawab kami. Jadi tidak ada maksud lain kecuali mengupayakan pendidikan terbaik sesuai cita-cita masyarakat,” tukasnya. Senada, anggota tim pengawas Drs H Ahmad Subi M MPd mengatakan, dalam mempersiapkan soal UAS melalui jadwal, dan rencana waktu yang matang. “Ada waktu tiga bulan dari mulai menyusun sampai mendistribusikan soal UAS. Yaitu dari November sampai Desember,” katanya. Sedangkan Mulyono saat dikonfirmasi Radar mengakui kesalahan ada pada pihaknya. “Yang harus ditegaskan, dalam proses salah pengerjaan tidak ada unsur kesengajaan, tapi keteledoran. Mungkin karena kerjaan harus selesai deadline. Sampai mengerjakannya juga harus lembur,” ungkapnya. Mulyono menjelaskan, saat pracetak terjadi kekeliruan mengambil plat. “Jadi plat soal ujian tertukar. Mestinya plat untuk materi kelas lima tertukar dengan soal kelas enam dan sebaliknya,” katanya. Mulyano juga mengaku sebelumnya tidak sadar jika soal yang dibuatnya mengalami proses kesalahan. Karena menurutnya sudah biasa mengerjakan hal serupa. Namun dari kesalahan itu dirinya bertanggung jawab. “Saya baru tahu ada kesalahan setelah dipanggil kadisdik,” ujarnya. (hsn)
Akibat Plat Tertukar
Jumat 16-12-2011,03:59 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :