KUNINGAN- Dari 20 desain batik khas Kuningan yang dipatenkan dalam lomba Mei 2011 lalu, kini mulai menuai wujud. Sebanyak 6 batik sudah bisa dituangkan dalam bentuk kain. Nah, desain batik baru tersebut dilaunching ceria oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kuningan di Pendopo Setda, kemarin.
Enam corak batik itu bernama Kancra Bodas, Rereng Ikan Dewa, Kagungan, Kembang Pinus, Bokor Mas, dan batik Adu Manis. Masing-masing desain batik memiliki makna tersendiri. Launching berlangsung meriah. Masing-masing kain bermotif batik khas Kuningan ditunjukan oleh para model, finalis mojang dan jajaka. Mereka berlenggak-lenggok di atas karpet merah, sambil membawa satu per satu kain batik secara bergiliran.
Mereka pun memasuki kerumunan para tamu undangan. Sehingga tamu bisa mengetahui lebih dekat, serta menyentuh sekaligus mengamati keindahan kain batik tersebut. Beberapa undangan bahkan sudah mulai bertanya, kapan batik khas Kuningan bisa dijual dan berapa harganya.
Yang mengejutkan, Bupati H Aang Hamid Suganda bersama Ketua DPRD H Acep Purnama bangun dari tempat duduknya, dan memperagakan sendiri desain kain batik yang akan menjadi kebanggaan Kuningan dihadapan para tamu hingga mendapat aplus.
Bupati Aang mengatakan, dalam mengenalkan batik khas Kuningan tentu memerlukan waktu yang lama, promosi yang tepat serta pemasaran yang baik. Jangan hanya terdengar gaung diawal, tetapi ketika masyarakat mencari batik ini, produknya tidak tersedia di pasaran.
“Oleh karena itu, apa yang sudah dirintis oleh Dekranasda harus ditindaklanjuti oleh dinas terkait. Yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan, juga Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, serta para pemangku kepentingan. Jika memungkinkan dapat dirintis semacam sentra industri batik. Pemasaran produk batik ini juga harus ditunjang oleh promosi yang kuat dalam even-even kebudayaan,” tandasnya.
Ketua Dekranasda Kuningan Hj Utje Ch Suganda, menegaskan, menciptakan batik khas Kuningan adalah impian semua. Ketika gagasan itu mengemuka rasanya sulit membayangkan bahwa mimpi itu bisa terwujud, apalagi mengingat Kuningan belum memiliki sentra pengrajin batik. Dari sisi sejarah pun di Kuningan belum ditemukan adanya motif batik khas Kuningan, serta kendala lain.
“Tetapi kami berpikir bahwa tak ada yang tidak mungkin. Jika kita mau berusaha dan bekerja keras, maka segala kendala dapat diatasi. Keyakinan kami hanya satu bahwa Kuningan memiliki potensi untuk dikembangkan, termasuk mengembangkan industri batik. Launching hari ini merupakan pijakan awal bagi perkembangan batik di Kuningan,” ungkap Utje. (tat)