JAKARTA - Tim voli Indonesia hanya meraih perunggu di ajang SEA Games XXVIII/2015 Singapura. Hal tersebut semakin menegaskan kalau level voli Indonesia ada di bawah Thailand dan Vietnam yang meraih podium pertama serta kedua. Hasil perunggu bagi tim putra ini adalah kemerosotan. Sebab dua tahun silam di Myanmar mereka mendapat medali perak. Lalu untuk tim putri, menegaskan dalam lima SEA Games terakhir, mereka tak pernah beranjak dari posisi ketiga. Kemarin (17/6) di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, asisten pelatih tim voli putri Eko Waluyo menolak kalau level permainan Indonesia \'segitu-gitu\' saja alias mentok di bawah Thailand dan Vietnam. \"Kita kalah 2-3 dari Vietnam di semifinal. Lalu lawan Thailand di penyisihan grup sempat nyuri satu set lalu kalah 1-3. Ada perkembangan dibandingkan dua tahun silam,\" ujar Eko. Secara teknik, Vietnam sebenarnya tak berjarak dengan Amalia Fajrina Nabila dkk. Hanya karena skuad Indonesia berlatih bersama sebulan dan baru saja merampungkan roda kompetisi profesionalnya, maka waktu yang ada tak cukup. \"Kita bahkan gak ada try out. Yang kita lakukan adalah sparring partner dengan pemain cowok. Memang ada kemajuan, tapi secara atmosfer kompetisi mental anak-anak kita kurang terasah,\" jelas pria asal Jakarta itu. Sementara itu, Amalia Fajrina, kapten timnas putri menjelaskan bahwa prestasi yang ditunjukkan di SEA Games 2015 tidaklah terlalu buruk. \"Secara progres permainan kami sudah menunjukkan yang terbaik, tapi hasil memang belum maksimal,\" katanya saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta kemarin. Masalah utama yang dialami pelatnas voli adalah mepetnya waktu training center dengan kompetisi. Sejak digulirkan Proliga awal 2015 lalu, praktis hanya sebulan sejak Mei mereka menjalani TC di Padepokan bola voli, Jakarta. Harapan untuk menggelar try out ke Tiongkok pun batal. Secara teknis kondisi itu membuat timnas voli kurang mendapatkan atmosfer pertandingan internasional. \"Jelas itu berpengaruh pada kondisi kami di SEA Games,\" ungkapnya. Apalagi lawan mereka kemarin, Thailand, ataupun Vietnam juga telah menggelar proses latihan dengan durasi yang tidak sebentar. \"Kalau mau dikompare, mereka ini (lawan-lawan Indonesia, Red) sudah lama latihan bareng,\" lanjutnya. Sebagai gambaran edisi SEA Games 2015 ini digelar di tengah tahun. Berbeda dengan edisi sebelumnya yang digelar diakhir tahun. Kondisi itu memaksa cabor andalan Indonesia harus melakukan penyesuaian dalam program latihan mereka. \"Sebelumnya kami juga berharap pelatnas bisa dijalankan lebih maksimal. Tetapi kondisi kompetisi yang digelar awal tahun juga tidak bisa dirubah lagi,\" lanjut Alia. (dra/nap)
Gara-gara Tak Ada Try Out
Kamis 18-06-2015,10:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :