Sejak 2007 Usul Pengerukan Kandas
GUNUNGJATI - Bencana banjir yang menimpa sebagian besar wilayah Kabupaten Cirebon yang terjadi selama dua hari disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari tak adanya wilayah resapan air, rendahnya kesadaran masyarakat akan fungsi dan manfaat sungai serta yang paling krusial adalah pendangkalan sungai sampai muara sungai.
Kepada Radar, Mantan Camat Gunungjati, Toto Misnoto mengatakan banjir yang menerjang wilayah Kecamatan Gunungjati dan sekitarnya yang menyebabkan terendamnya ribuan rumah penduduk, disebabkan dangkalnya dua sungai besar yakni sungai Bondet dan sungai Condong.
”Dua sungai itu mengapit desa-desa di Kecamatan Gunungjati,” katanya kemarin (28/12), di sela-sela penyerahan bantuan dari DPP Partai Demokrat melalui Sekretaris Departemen Komunikasi dan Informasi, H Nurul Qomar.
Ia menambahkan, pendangkalan tidak hanya dialami oleh dua sungai besar tersebut. Namun, pendangkalan itu merambah hingga ke wilayah muara sungai. ”Logikanya, air yang datang dari sungai langsung menuju laut. Tapi, karena di wilayah muara sungai dangkal, air tersebut tertahan dan balik lagi, kemudian menggenangi pemukiman warga,” imbuhnya.
Kemudian, pendangkalan juga terjadi pada embung-embung air yang berada di Desa Wanakaya. Seharusnya, ketika volume air sungai melebihi kapasitas normal, bisa dialihkan atau ditampung pada embung-embung tersebut. Namun, karena embung itu juga dangkal, air yang seharusnya tertampung akhirnya limpas juga ke pemukiman penduduk. ”Pendangkalan embung itu dibuktikan apabila musim kemarau dijadikan tempat maen bola,” terangnya.
Hal sama diungkapkan Kuwu Kalisapu, Kecamatan Gunungjati, H Zaenudin. Menurutnya, sejak banjir besar yang dialami desanya pada tahun 2007 silam, sungai Condong belum pernah direvitalisasi, meski pengajuan beberapa kali kepada pihak pemerintah daerah. ”Sungai belum dikeruk sehingga dangkal,” tuturnya.
Kemudian juga senderan sungai juga sangat minim, sehingga ketika air kiriman yang berasal dari wilayah hulu datang tak ada yang bisa menahannya. ”Senderan harus segera dibangun,” imbuhnya.
Pihaknya berharap, pasca bencana banjir ini perhatian pemerintah terhadap perbaikan lingkungan sungai menjadi skala prioritas pembangunan 2012 mendatang. ”Sebab, dengan bencana banjir ini banyak menyebabkan kerugian yang dialami masyarakat, baik materil maupun immateril,” pungkasnya.
Warga Mulai Bersihkan Lumpur
Aktivitas warga Kecamatan Gunung Jati yang terendam banjir pada Minggu (25/12), kemarin (26/12) mulai normal. Warga sudah pulang ke rumahnya masing-masing untuk membersihkan lumpur sisa banjir. Namun ada juga yang rumahnya masih tergenang.
Munawar (65), selaku ketua RT 02/RW 03 Blok Kalisapu Desa Wanakaya kondisi desa sudah lumayan membaik. Dari ketinggian air mencapai 1,5 meter, kemarin tinggal selutut orang dewasa. “Tapi aktifitas jual beli sudah ada, warung-warung mulai buka,” katanya.
Menurut Haji Samian (55) warga dari Desa Kalisapu, sejauh ini bantuan belum merata. “Saya dari pagi belum makan, mau beli tidak ada duit. Saya berharap pembagian makanan dan sembako lebih merata. Juga ada pengobatan, apalagi setelah terendam warga kebanyakan gatal-gatal, pusing, dan maag.,” tutur bapak 6 anak itu.
Kuwu Desa Kalisapu Jaenudin SH (44), yang terlihat sedang menyalurkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Cirebon, mengimbau masyarakat agar dalam waktu dekat jangan terpancing terhadap isu banjir susulan sbelum ada kabar dari instansi terkait.
Pejabat Kkuwu Grogol, Sugiyono (45) memohon kepada pemerintah agar dapat meninggikan tanggul. Keluhan ini didengar langsung oleh Camat Gunungjati Kusdiyono yang kemarin sibuk mengatasi dampak akibat banjir. (jun/dwi)