Korban Banjir Dapat Air Bersih

Selasa 27-12-2011,01:22 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Gubernur Siapkan Bantuan 10 Ton Beras GUNUNGJATI - Seratusan warga korban banjir di Kabupaten Cirebon yang terkena becana banjir, mulai mendapatkan bantuan air bersih dari Pemkab Cirebon. Dalam penyaluran bantuan air bersih tersebut, Pemkab Kabupaten mengerahkan sedikitnya 13 armada mobil tangki air bersih ke daerah-daerah terkena banjir seperti Kecamatan Gunungjati, Kecamatan Panguragan, Kecamatan Kapetakan, dan Kecamatan Suranenggala. Pantauan Radar di Desa Wanakaya Kecamatan Gunungjati, kedatangan mobil tangki-tangki milik PDAM tersebut langsung diserbu warga. Dengan membawa ember, galon, maupun jeriken. Warga berebut antre untuk mendapatkan air bersih dari Pemkab Cirebon. Ny Sa’edah (45) warga Desa Wanakaya mengaku, air tersebut hanya digunakan untuk minum saja. “Terus terang kami masih perlu banyak air bersih, karena untuk mandi dan nyuci masih kurang cukup. Air ini hanya dipakai minum saja,” tuturnya, kemarin (26/12). Kabag Humas dan Pelanggan PDAM Kabupaten Cirebon, Pepen kepada Radar mengatakan, bahwa PDAM telah menyiapkan air bersih sebanyak 52000 liter untuk korban banjir. “Hari Minggu (25/12) kami sudah menerjunkan sebanyak 3 mobil tangki. Untuk hari ini (kemarin, red) ada 5 mobil tangki yang dikerahkan. Sedangkan besok (hari ini, red) 5 mobil tangki lagi akan dikirim. Jadi masing-masing mobil tangki berisi 4000 liter air bersih PDAM,” jelasnya. Sayangnya sebagian warga yang kemarin terisolir karena rumahnya berada di tanggul sungai, mengaku masih belum menerima bantuan dari pemerintah daerah setempat. Meski sudah mengusulkan ke petugas, namun hingga kini mereka masih belum mendapatkan bantuan berupa sembako dan pemeriksaan kesehatan gratis di Posko Satkorlak. Untuk meringankan beban penderitaan terhadap para korban banjir, Gubernur Jawa Barat, H Ahmad Heryawan akan menyalurkan kembali bantuan logistik berupa sembako. Hal tersebut diungkapkan H Ano Sutrisno, Kepala BKPP Wilayah III Cirebon kepada Radar, kemarin (26/12). “Gubernur Jawa Barat memerintahkan segera melakukan upaya terbaik guna meringankan para korban banjir. Dinsos Pemprov Jawa Barat besok (hari ini, red) akan menyalurkan kembali bantuan berupa 10 ton beras dan obat-obatan untuk korban banjir. Rencananya Gubernur juga akan melihat langsung lokasi bencana di sekitar Kecamatan Gunung Jati,” ujarnya Sementara itu, pantauan Radar Cirebon kemarin (26/12), kondisi di sejumlah desa yang terkena banjir kini sudah mulai surut, meskipun beberapa desa tampak masih digenangi air, namun tidak setinggi pada hari Minggu (25/12) lalu. Namun, ribuan hektare sawah yang berada di Desa Wanakaya masih terendam banjir sehingga para petani mengeluhkan gagal tanam. Camat Gunungjati, Kusdiyono kepada Radar mengatakan wilayah Kecamatan Gunungjati merupakan daerah pembuangan air dari daerah hulu. Lokasinya yang berada di dataran rendah membuat daerah ini menjadi langganan banjir. “Hal ini diperparah dengan kondisi daerah alur sungai (DAS, red) yang mengalami sedimentasi dan kondisi tanggul yang rendah. Banjir serupa pernah terjadi pada 2006 dan 2008 tetapi tidak separah sekarang. Banjir terjadi karena Sungai Condong, Pekik dan Grogol dangkal dan tanggulnya rendah,” ujar. Ditambahkannya, sejak banjir tahun 2006 dan 2008 lalu, alur Sungai condong yang melintasi desa mereka tidak pernah dinormalisasi. “Hanya saja pada 2009 memang pernah dibuat codetan sepanjang kurang lebih 200 meter untuk membantu pembuangan biar cepat keluar. Namun tetap tidak mengatasi masalah karena sungai tetap dangkal dan tanggul masih rendah sehingga tidak mampu menampung debit air kiriman dari berbagai daerah di hulu,” tandasnya. Hal senada  diungkapkan Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cirebon Ir. Suroso MM didampingi Kabid Sungai Komar kepada Radar, mengungkapkan  musibah banjir yang menenggelamkan tujuh Kecamatan di Wilayah Kabupaten Cirebon, karena faktor alam. “Di mana banjir yang merendam desa-desa di tujuh kecamatan itu, akibat curah hujan tinggi mencapai sekitar 169 mm, padahal dari hasil penelitian di wilayah kita akan kebanjiran kalau curah hujan 100 mm, sedangkan kemarin itu curah hujan 169 mm, sudah dipastikan banjir,” jelas Ir Suroso kepada Radar. Selain itu penyebab kebanjiran di tujuh kecamatan juga, karena meluapnya air di beberapa sungai di desa yang kebanjiran itu. ”Saat ini kita ketahui bahwa banjir juga, akbiat limpasan air sungai, di mana debit air sungai tinggi akibat hujan lebat, sehingga air yang dari hulu ke hilir berlimpah, sedangkan saat ini air laut juga sedang pasang, sehingga di sungai terjadi limpasan air, karena air sungai berbalik tidak ke laut, terjadilah banjir seperti sekarang,” katanya. Diakuinya saat ini untuk mencegah terjadinya kebanjiran, disebabkan  dari limpasan air sungai pihak PSDAP Kabupaten Cirebon telah melakukan antisipasi kembanjiran.”Kita sejak kemarin telah melakukan antisivasi memasang karung pasir untuk menghambat limpasan air, kita telah sediakan karung sebanyak 500 buah, itu langkah awal,” jelasnya. Selain itu pihaknya juga telah menurunkan seluruh pegawai di lapangan untuk melakukan pengecekan terhadap saluran dan sungai yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon. ”Kita sedang cek, kalau ada saluran dan tanggul  yang rusak, kalau ada yang rusak akan segera kita perbaiki, tapi sampai saat ini belum ada laporan kerusakan,” tegasnya. (rdh)

Tags :
Kategori :

Terkait