Banyak Sepakat KOI dan KONI Satu Ketua

Minggu 05-07-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA - Suara untuk menyatukan dua lembaga antara KONI dan KOI menjadi satu kesatuan, semakin lantang. Kemenpora dalam rapat kerja induk organisasi keolahragaan berkeinginan agar KOI dan KONI menjadi satu kesatuan dalam satu atap. Dalam diskusi Jumat malam (3/7) yang dihadiri oleh KONI, Satlak, KOI dan juga beberapa praktisi olahraga serta mantan atlet tersebut, tidak hanya membahas penyatuan kedua lembaga tersebut, namun juga cara-cara untuk meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia. Dalam forum tersebut beberapa kesimpulan menarik yang muncul ke permukaan adalah, penetapan satu ketua umum KONI dan yang sekaligus menjabat sebagai ketua umum KOI. Wacana tersebut muncul karena dua lembaga tersebut selama ini dinilai tumpang tindih dalam penyelenggaraan tugas dan wewenangnya. Imbasnya, prestasi olahraga Indonesia kian hari kian merosot. Perwakilan dari Kemenpora, Staf Ahli Bidang Sumberdaya Keolahragaan Kemenpora Tunas Dwidharto cukup mengapresiasi saran-saran dalam diskusi tersebut. Menurutnya, semua masukan dinilai sangat konstrukstif untuk peningkatan olahraga Indonesia. “Hasil dari diskusi ini akan kita sampaikan kepada Menpora dan menunggu instruksi beliau selanjutnya,” ujar Bustiana yang juga Kepala Bidang Organisasi Olahraga Rekreasi dan Pendidikan Kemenpora. Namun tak semua peserta diskusi setuju dengan wacana penyatuan tersebut. Mantan atlet renang Indonesia, Richard Sambera mengatakan bahwa menyatukan KOI dan KONI bukanlah jalan yang tepat. “UU SKN lahir untuk memisahkan tupoksi dari KONI-KOI, yang satu tentang pembinaan atlet sedangkan satunya tentang event. Yang perlu adalah pertajam dan perjelas kembali tupoksi masing masing organisasi sampai detail. Harus ada check and balance biar tidak ada penumpukan kekuasaan di satu orang, “ ujarnya. Mantan atlet renang yang turun di tiga Olimpiade (1988, 1996, dan 2000) tersebut menilai bahwa kunci pembinaan olahraga justru terletak di pengurus pusat atau pengurus besar maupun klub-klub. Di sisi lain Prof Dr Oka Mahendra salah satu narasumber yang hadir menambahkan bahwa yang tak kalah penting adalah pembinaan wasit yang berkelanjutkan. Sehingga Indonesia selalu memiliki wasit berkualitas di kompetisi-kompetisi internasional. “Selain itu fasilitas di KONI daerah harus diperhatikan, KONI-KOI telah memiliki tupoksi yang jelas dan harus jalan sesuai tupoksinya menjelang Asian Games 2018 di Indonesia,” jelas dosen UGM itu. (mid)

Tags :
Kategori :

Terkait