Debit Sungai Kumpul Kuista di Kapetakan Menurun Drastis SUMBER – Memasuki musim kemarau, PDAM Tirta Jati harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi pelanggannya. Khususnya mereka yang berada di wilayah rawan kekeringan seperti pelanggan di wilayah utara. Direktur PDAM Tirta Jati Suharyadi SE mengatakan, sumber air yang dimiliki perusahaannya saat ini antara lain dari mata air, pengolahan sungai, sumur dalam dan interkoneksi PDAM tetangga. Hampir seluruhnya masih bisa diandalkan untuk memberikan suplai kepada pelanggan. “Semua sumber air, insya Allah bisa memenuhi suplai ke pelanggan PDAM,” katanya Kepada Radar, Minggu (5/7). Meski demikian, pihaknya tetap merasa khawatir, khususnya kepada pelanggan yang berada di wilayah utara. Karena kondisi air baku di sungai Kumpul Kuista Kecamatan Kapetakan sudah mulai menurun drastis. “Kapasitasnya 50 liter/detik, sekarang dengan makin panjangnya kemarau debitnya semakin turun,” bebernya. Karena itu Balai Besar Wilayah Sungai Cisanggarung dan Cimanuk (BBWS CC) di bendung rentang diberlakukan tata gilir air untuk tiga daerah, yakni Kabupaten Cirebon, Majalengka dan Indramayu. Suharyadi menyebutkan, untuk Kabupaten Cirebon mendapat jatah giliran air sembilan hari sekali selama 12 jam. Air yang berasal dari bendungan rentang langsung dialirkan ke pengolahan air Kapetakan. Kemudian didistribusikan kepada pelanggan yang berada di wilayah Kecamatan Kapetakan dan Suranenggala. “Besok, kami mendapat jatah gilir dari jam satu siang sampai 12 malam, yang awalnya kami hanya dapat jatah gilir 8 jam,” imbuhnya. Agar distribusi air dari bendungan rentang sampai dengan Kumpul Kuista ini lancar, pihaknya tidak henti-hentinya menjalin komunikasi dengan para petani pada saat gilir air. Karena air tersebut diutamakan untuk kepentingan manusia terlebih dahulu. Meskipun untuk tanaman pun juga membutuhkan air. “Yang penting bagi kami, antara petani dan pengguna air yang berada di sekitar sungai Kumpul Kuista ini sudah kompak,” ujarnya. Selain koordinasi, PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon pun melakukan pengawalan distribusi air dari bendungan rentang sampai sungai Kumpul Kuista. Sebab, jika tidak dikawal, terkadang saluran air ditutup masyarakat. “Kalau dikawal, kita beri pengertian. Alhamdulillah jalan,” tegasnya. Sementara, untuk sumber air yang berasal dari Dukupuntang dan lain sebagainya, sampai sekarang masih stabil. Meskipun ada penurunan debit air. “Kita masih punya kapasitas 112 liter per detik dari mata air Cikalahang dan sekitarnya, sehingga pelanggan yang berada di wilayah tengah dan barat relatif aman,” terangnya. (jun)
Wilayah Utara Terancam Krisis Air
Senin 06-07-2015,09:00 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :