Korlantas Minta Pengelola Aktifkan Gerbang Satelit
CIREBON - Pelayanan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) mendapat rapor merah dari Korlantas Polri. Pelayanan transaksi pembayaran di pintu tol dianggap masih di bawah standar, sehingga menyebabkan antrean kendaraan sampai belasan kilometer di pintu tol, Sabtu (11/7).
Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Irjen Pol Drs Condro Kirono MM MHum mengatakan, pada H-6 memang terjadi hambatan di Tol Cikopo. Baik di gerbang masuk utama Cikopo ataupun gerbang keluar Tol Palimanan. Di gerbang utama Cikopo sempat terjadi antrean kendaraan sepanjang enam kilometer. Antrean kendaraan di gerbang masuk utama itu hampir menutup akses masuk ke Cikampek, sehingga akhirnya membuat petugas kepolisian berjaga untuk mengalihkan arus lalu lintas ke Cipularang. Sementara di gerbang keluar tol Palimanan, jelas Condro, antrean kendaraan sempat mengular hingga 14 kilometer dan akhirnya dialihkan ke Sumber Jaya. Hal itu akhirnya membuat Korlantas Polri meminta pengelola Tol Cikopo untuk pro aktif menambah gerbang pembayaran tiket.
“Kondisinya justru agak berat di jalan tol, khususnya pintu gerbang saat masuk maupun keluar di Cipali. Transaksinya masih lambat dibanding kendaraan masuk,” jelasnya dalam Rakor Arus Mudik dan Balik Lebaran Wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah di RM Kelapa Manis, kemarin (11/7).
Awalnya, Korlantas Polri sempat memprediksi Tol Cipali akan memecah 40 persen arus mudik di jalur Pantura. Namun kenyataannya, para pemudik justru lebih memilih jalan tol, sehingga akhirnya jalur Pantura lengang. “Ini mungkin dikarenakan pengemudi lari semua ke Cikopo-Palimanan. Mungkin ada trauma pemudik yang tahun lalu terjebak macet di Pantura, sehingga akhirnya memilih untuk menggunakan Cipali. Sekarang bukan 60 persen di pantura dan 40 persen di Cipali, tapi kebalikannya,” jelasnya.
Maka dari itu, untuk mengantisipasi antrean kendaraan di gerbang Tol Cipali, Condro meminta pengelola tol mengaktifkan gerbang satelit atau pintu transaksi tambahan secara manual. Dirinya meminta gerbang satelit itu mulai dioperasionalkan hari ini, Minggu (12/7). Selain transaksi pembayaran di pintu tol yang belum maksimal, kecepatan para pengendara mobil di Cipali akhirnya membuat antrean kendaraan semakin parah. “Seharusnya kecepatan kendaraan antara 70-80 kilometer per jam. Kalau segitu, saya yakin tidak terlalu panjang. Tapi ini karena terlalu cepat, sehingga kendaraan cepat sampai pintu tol. Sementara transaksi di gerbang memakan waktu lama,” jelasnya.
Condro juga mengungkapkan, Jalur Pantura kini mulai dipadati pemudik yang menggunakan sepeda motor. Namun kepadatan lalu lintas ini bisa diatasi dengan keberadaan check point di Bekasi dan Tangerang. Check point sendiri merupakan terobosan yang dilakukan Polri untuk menekan tingkat kecelakaan lalu lintas dengan mewajibkan para pemudik beristirahat. Selain check point, Condro menilai keberadaan pasar tumpah di sejumlah ruas pantura sudah tertib dan tidak menganggu arus lalu lintas. “Dua titik check point itu memang memberikan manfaat. Saat kita tanya pemudik, mereka sangat terbantu karena di check point ini mereka bisa istirahat, melakukan pengecekan kendaraan dan juga kesehatan. Dan yang terpenting mereka bisa mengembalikan konsentrasi berkendara,” jelasnya.
Bila berdampak positif, kemungkinan keberadaan check point ini akan dikembangkan ke jalur selatan tahun depan. Khususnya di titik-titik rawan kecelakaan. Sementara untuk wilayah Jawa Tengah, Condro memprediksi kemungkinan antrean kendaraan terjadi di Pejagan. Namun dibukanya tol darurat Pejagan-Brebes Timur diakui Condro cukup membantu mengurangi beban Pertigaan Pejagan. “Satu yang saya minta agar akses Pejagan-Brebes Timur ini jangan dibuka saat menjelang berbuka dan sahur, karena fasilitasnya masih minim,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Dirlantas Polda Jabar, Komber Pol Sugihardi mengatakan, Tol Cipali baru mengoperasikan 8 gerbang tol. Pihaknya pun telah meminta penambahan pada pengelola tol agar penumpukan kendaraan tidak terjadi. Selain itu, Ditlantas Polda Jabar juga meminta pengelola untuk memperbaiki kualitas pelayanan, sehingga sesuai dengan ketentuan. “Ketentuan yang seharusnya pelayanan di gerbang tol paling lama 8 detik, tapi ini masih mencapai 20 detik. Sehingga harus dipercepat. Mudah-mudahan besok gerbang tol sudah bertambah dan pihak pengelola tol sudah mempercepat transaksi,” jelasnya.
Sementara untuk jalur Kanci, Sugihardi menjelaskan, pihaknya sudah mengedarkan surat untuk pengendara bus atau truk yang berkendara menuju Semarang. Bus atau truk itu diminta untuk keluar di Tol Kanci sehingga mampu mengurai kepadatan di Pejagan.
Sementara itu, Dirlantas Polda Jateng, Kombes Benyamin mengakui diberlakukan Tol Pejagan-Brebes Timur cukup membantu arus lalu lintas di Pejagan. Meski belum optimal, namun tol darurat itu mampu mengurangi antrean kendaraan. “Dari kemarin hingga saat ini masih belum ada masalah. Uji coba tol Pejagan-Brebes Timur pun cukup membantu arus lalu lintas,” jelasnya.
SUDAH 117 KASUS KECELAKAAN
Cipali di Bawah Standar
Minggu 12-07-2015,14:07 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :