Lebaran di Rutan, Akui Banyak Tulis Puisi dan Catatan untuk Kenangan BANDUNG - Momentum Idul Fitri, merupakan waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga. Seluruh penduduk negeri, rela berjalan jauh dari ibukota menuju kampung halaman, hanya untuk menemui sanak famili untuk berlebaran bersama dan berbagi kisah hidup. Namun, tahun ini bukan waktu yang menguntungkan bagi seorang H Tasiya Soemadi, Emon Purnomo dan Subekti. Pasalnya, mereka tidak bisa berkumpul dengan keluarganya lantaran harus menjalani proses hukum. Pada H+4, kemarin (21/7), Radar Cirebon mengunjungi mereka di Rutan Kelas I Bandung. Tujuannya satu, ingin bersilaturahmi dengan salah seorang tokoh politik yang cukup tenar di kalangan masyarakat Kabupaten Cirebon. Tidak mudah untuk bertemu dengan pria yang biasa disapa H Gotas ini. Pasalnya, ketika sampai di rutan, jam besuk sudah hampir habis. Namun, berkat kebaikan para sipir, akhirnya diizinkan untuk bertemu dengan H Tasiya Soemadi, Emon Purnomo dan Subekti walau hanya beberapa menit. Raut wajah yang tampak ceria, ketika Radar Cirebon bisa menemui dia. Lama tak bertemu, tidak ada yang berbeda dari sosok pria yang mempunyai ciri khas kumis tebal ini. Begitu juga dengan Emon dan Subekti. “Priben sedulur? Waras?,” sapa Gotas penuh akrab. Hampir dua bulan lebih, Gotas menghuni Rutan tersebut, sebelum dia pernah singgah di Kejaksaan Agung bersama Emon dan Subekti. Selama tinggal di sana (rutan, red), ternyata tidak membuat dia patah semangat, malah tambah ceria. Hal ini terbukti dengan candaannya yang penuh humor. “Setiap hari saya nulis mas, baik puisi, catatan dan lain sebagainya, kemudian saya simpan agar menjadi kenangan,” ucapnya. Selain menulis, Gotas pun rajin membaca buku yang bertemakan sosial, kemasyarakatan dan agama dan motivasi. Tentu saja, dengan membaca buku-buku seperti ini, membuat dia semakin tegar dan termotivasi untuk menjalani hidup sembari memasrahkan sepenuhnya kepada sang khalik. Bukan hanya itu, dengan membaca buku-buku tersebut, akhirnya menambah khasanah wawasannya, sehingga membuat ia tergerak untuk terus menulis. “Tulisan dan buku menjadi teman setia selama disini,” bebernya. Untuk menjaga kebugaran, dia sering banyak berolahraga, bulu tangkis menjadi olahraga favoritnya, dia bersama para penghuni rutan termasuk petugas sipir sering bermain olahraga yang pernah pengharumkan nama Indonesia di Olimpiade ini. \"Bulu tangkis, senam dan jalan sore. Suasana kekeluargaan di sini sangat baik,” ujarnya. Dia pun sempat berkelakar dengan situasi yang dialaminya saat ini. Kata orang, yang di dalam itu pasti keluar. Sedangkan yang masih di luar kemungkinan akan masuk ke dalam,\" cetunya sambil tertawa. Selama di dalam rutan, Gotas mengaku banyak dikunjungi oleh beberapa sahabat baik oleh para kepala dinas, kader PDIP, pengusaha dan simpatisannya. Sedangkan istri dan anak-anaknya hampir seminggu tiga kali berkunjung ke rutan terutama di bulan Ramadan. \"Situasi ini jadi ajang pembuktian, mana orang yang benar-benar berteman atau hanya sekadar memanfaatkan saja. Alhamdulillah, istri dan anak-anak suka ke sini,\" pungkasnya. Gotas ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana Bansos APBD 2009-2012. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon yang juga Ketua DPRD dua periode, 2004-2009 dan 2009-2014 itu menjalani proses persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). (jun)
Gotas: Priben Sedulur, Waras?
Rabu 22-07-2015,16:10 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :