Warga Protes, Tuntut Perbaikan Jalan Rusak

Kamis 30-07-2015,15:47 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Tindak Tegas Truk “Bandel”  PALIMANAN – Puluhan warga dari empat desa di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon melakukan unjuk rasa kepada pemerintah daerah, Rabu (29/7). Aksi berlangsung di tengah jalur yang melintasi jalur Kramat-Palimanan di perbatasan Desa Kepuh dengan Panongan. Puluhan warga dari Desa Panongan, Simplo, Beberan, dan Palimanan tersebut memprotes intensitas lalu lintas truk di jalur Keramat-Palimanan yang melebihi tonase. Akibatnya, sepanjang jalan tersebut rusak berat. Pengunjuk rasa menuntut Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk menindak tegas para pengusaha angkutan truk yang telah terbukti melanggar ketentuan. Mereka juga menuntut pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan jalan yang sudah mengalami kerusakan cukup parah. “Setiap hari dilalui kendaraan truk yang melampaui batas kekuatan jalan ini. Kendaran truk itu tidak sesuai dengan kapasistas muatan, sehingga jalan ini selalu mengalami kerusakan,” ujar Ade Maman, salah seorang pengunjuk rasa kepada Radar. Menurutnya, jalan desa tersebut belum pernah dilakukan pengaspalan. Padahal jalur tersebut sering digunakan kendaraan truk yang memuat batu alam dari Desa Kepuh dan sekitarnya. Ade menyebutkan, pengaspalan baru dilakukan di Desa Beberan dan Panongan. Sementara ini pemerintah daerah hanya melakukan perbaikan jalan dengan teknik tambal sulam di bagian ruas jalan yang berlubang. Langkah itu membuat jalan tidak berumur panjang. “Ini kapasitas jalannya hanya empat sampai lima ton, sedangkan yang lewat itu bisa sampai delapan ton dan 11 ton,” tuturnya. Sementara akibat jalan rusak, tidak sedikit warga yang mengalami kecelakaan. Selain itu, jalan juga menimbulkan polusi debu yang berasal dari material batu alam yang jatuh dari truk. Sebelum mendapat penanganan pihak terkait, warga mengancam akan terus melakukan aksi demonstrasi. Bahkan akan memblokade jalan dari lalu lintas truk-truk tersebut. “Untuk hari ini kami masih sosialisasi kepada para sopir truk. Tapi kalau besok lusa masih seperti ini kami akan demo lagi. Malah dengan anarki, karena pengusaha itu melawan kami,” katanya. Kuwu Panongan Rusmini mengaku, sudah sering diprotes warga. Menurutnya, meski selama ini sudah menempuh upaya musyawarah dengan para pengusaha batu dan angkutan truk, tak pernah ada kata sepakat. Bahkan setelah delapan bulan berlalu tetap tidak ada solusi. “Kalau Desa Panongan mungkin hanya kena imbas kendaraannya. Kan menggangu warga Panongan yang kebanyakan pakai sepeda dan motor, terkena jatuhan tumpukan batu yang terlalu banyak dalam truk. Harusnya berapa kibik, ternyata melebihi,” ujar Rusmini saat berada di lokasi. (arn)  

Tags :
Kategori :

Terkait