24 Jam Tangani Longsor Kawahmanuk

Rabu 04-01-2012,02:14 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

DARMA- Dampak bencana longsor di jalan provinsi pada kilometer 13,5 dari Kota Kuningan atau perbatasan Desa Kawahmanuk-Cikupa, Kecamatan Darma, akhirnya mendapatkan penanganan dari Pemkab Kuningan. Tim penanggulangan dipimpin Asda II Drs H Yayan Sofyan MM. Di dalam tim, ada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (DSDAP) Kabupaten Kuningan, Koramil dan Polsek Darma. Upaya tim dimulai dengan rapat di ruang Asda II Setda sekitar pukul 9.00. Rapat membahas tentang bentuk sederhana dan pas untuk menangani dampak bencana longsor tersebut. Dimana, bahu jalan ambruk hingga menutup gorong-gorong. Air pun tidak mengalir, sehingga merendam kawasan di seberang jalan. Kandang ayam terendam, pun sebuah ruko kena sasaran. Alhasil rapat menyetujui peminjaman alat pompa air dari DSDAP, Dinas Pertanian dan Kecamatan Darma. Tapi di lokasi penggunaan pompa kurang efektif. Air mengalir kecil, sehingga membutuhkan waktu yang lama. Sebab genangan air sudah membentuk danau seluas 100x40 meter dengan kedalaman sekitar 6 meter. Solusi lain pun digunakan tim melalui aksi pengeboran horizontal. Bagian bawah jalan provinsi tersebut dibor dari lokasi genangan air sampai gorong-gorong. Proses pengerjaan tersebut cukup mengganggu arus lalu lintas. Terlebih, pengendara hanya bisa mempergunakan setengah badan jalan. Sedangkan seetngah badan jalan digunakan untuk memperlancar operasi pompa. Namun demikian, aparat keamanan dari Koramil, Polsek, Tagana dan warga bisa mengendalikan kondisi tersebut. Sehingga arus lalu lintas tetap lancar. Turut meninjau Wakil Bupati Drs H Momon Rochmana MM dan Dandim 0615 Letkol (Kav) Sugeng Wsakito Aji SIP. “Pompa tidak terlalu bisa diandalkan. Kalau dipaksakan hanya pompa, air bisa tersedot tuntas sampai 3 hari. Bahkan mungkin tidak akan tuntas, karena terus kena hujan. Sehingga genangan air tidak akan pernah surut,” terang Kepala BPDB Kuningan, Drs Hidayat. Oleh sebab itu, selain pompa air, digunakan juga alat pengeboran. Proses semua pekerjaan itupun tidak akan bisa cepat. “Maka itu, kita bekerja 24 jam untuk menuntaskan genangan air ini,” sebut Hidayat. Terkait dengan ambruknya bahu jalan, ia mengaku Asda II Setda sudah berkoordinasi dengan pihak provinsi karena statusnya merupakan jalan provinsi. Namun dari perhitungan kebutuhan biaya dari Dinas Bina Marga, pembenahan bahu jalan memerlukan dana Rp60 juta. Sedangkan untuk gorong-gorong butuh Rp200 juta. (tat)

Tags :
Kategori :

Terkait