Hutan Kota Kumuh dan Banyak Pedagang

Sabtu 01-08-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

SUMBER - Kabupaten Cirebon memang memiliki hutan kota. Namun sayang, hutan kota itu tidak terawat. Pantauan Radar Jumat (31/7), hutan kota yang seharusnya hijau justru seolah kekeringan. Tidak ada pepohonan rindang selayaknya ‘hutan’. Hanya sejumlah pedagang berjejer rapi untuk menjajakan dagangannya. Salah seorang warga Sumber, Eka H (24) menyayangkan kondisi hutan kota yang seolah tidak terawat. Tanaman-tanaman yang ada di hutan kota pun seolah mengering. “Jauh sekali dari kesan hutan. Gersang, udah gitu banyak pedagang,” tuturnya. Niat pemerintah, kata Eka, memang cukup baik. Namun hutan kota yang dibangun ini tidak dirawat dengan maksimal. “Coba aja dimaksimalkan, pasti bagus,” lanjutnya. Sementara itu ditemui di ruang kerjanya, Kepala Bidang Pertamanan dan Kebersihan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cirebon, Daryono mengatakan, hutan kota ini menjadi tanggung jawab lintas OPD. Artinya, untuk masalah parkir ataupun pedagang kaki lima, misalnya, yang menangani Dinas Perhubungan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. DCKTR sendiri, kata Daryono bertanggung jawab atas kebersihan dan pemeliharaan tanaman. “Selama ini memang sudah dikoordinasikan. Untuk persoalan pedagang, kita sudah pasang pemberitahuan bahwa pedagang dilarang berjualan di hutan kota. Tapi tetap saja,” jelasnya. Seharusnya, kata dia, Satpol PP sebagai penegak perda melakukan penertiban bagi para pedagang yang berjualan di hutan kota. Mengingat, hutan kota sendiri seharusnya menjadi tempat penanaman tanaman langka dan salah satu ruang terbuka hijau. “Pedagang tidak boleh masuk ke hutan kota. Kita tidak mengizinkan tapi mereka susah diatur. Kalau sudah begini, sudah merupakan kewenangan Satpol PP untuk menindak,” jelasnya. Daryono menjelaskan, secara rutin, DCKTR melakukan penyiraman dan pembersihan hutan kota. Namun diakuinya, secara fisik pembangunan hutan kota ini baru 40 persen dari rencana sebelumnya. Sehingga penataan tanaman dan juga berbagai aspek lainnya masih belum maksimal. “Mungkin di tahun 2016 atau 2017 akan dilanjut, karena yang jelas saat ini secara fisik, hutan kota baru 40 persen. Kalau sudah 100 persen, insya Allah lebih tertata rapi,” tutur dia. (kmg)

Tags :
Kategori :

Terkait