JAKARTA- Ancaman gagal panen (puso) mengintai pada September hingga Oktober nanti. Ada sekitar 2 juta hektar sawah yang masuk musim panen bulan depan namun terancam kekurangan suplai air. Pemerintah pun berupaya mencegah dampak terburuk dari ancaman puso ini. Kemarin pagi jajaran menteri dan kepala lembaga terkait menggelar rapat koordinasi di kantor Kementerian Pertanian (Kementan) Ragunan, Jakarta Selatan. Menteri yang hadir adalah Mentan Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Perkerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat Basuki Hadimuldjono, dan Menko Maritim Indroyono Soesilo. Rapat ini juga diikuti Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti, Kepala BNPB Syamsul Ma”arif, Kepala BPPT Unggul Priyanto, Kepala BMKG Andi Eka Sakya, dan Kepala BPS Suryamin. Usai pertemuan Amran mengatakan, Indonesia memiliki 200 ribu hektar lahan pertanian yang rawan kekeringan. Khusus untuk mengatasi potensi gagal panen di daerah endemis kekeringan itu, pemerintah sudah menyiapkan beberapa strategi. “Seperti pengadaan 21 ribu unit pompa air,” katanya. Kemudian, juga membangun saluran irigasi tersier (pengairan hingga petak sawah) untuk keperluan 1,3 juta hektar lahan. Terkait dengan potensi gagal panen atau puso akibat dari musim kemarau panjang, menurut Amran, tidak akan sampai mengganggu stok beras nasional. Sebab, kata dia, ancaman puso itu tidak melanda seluruh luas area persawahan di Indonesia yang mencapai 14 juta hektar. Dia menegaskan, ada 76 persen atau sekitar 10,6 juta hektar lahan pertanian yang sudah panen lebih dahulu sebelum berjumpa musim kemarau. “Sedangkan yang kita amankan sekarang adalah 15 persen lahan persawahan yang masa panennya sekitar September sampai Oktober,” tutur Amran. Sementara lahan sisanya masuk musim panen pada November-Desember, di mana Indonesia sudah kembali memasuki musim hujan. Amran menghitung, lahan yang bakal memasuki musim panen antara September hingga Oktober nanti sekitar 2 juta hektar. Untuk mencegah gagal panen meluas, Amran mengatakan, pemerintah menetapkan skenario pembuatan hujan buatan di beberapa lokasi. Di antaranya, di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kemudian di Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Lampung. Kepala BNPB Syamsul Ma’arif menuturkan, teknis rencana hujan buatan sudah dimatangkan. Di antaranya melibatkan dua pesawat Hercules milik TNI. Kemudian juga mengerahkan pesawat Casa 295 dan Casa 212 juga milik TNI. Lalu operasi hujan buatan ini juga melibatkan pesawat Casa milik Kementan. “Semoga operasi hujan buatan ini didukung ketersediaan awan yang cukup,” paparnya. Ancaman gagal panen ini juga sempat memunculkan rencana impor beras. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, mereka akan terus memantau kondisi persediaan beras di pasar. “Kami juga siapkan antisipasi kondisi terjelek. Yaitu impor,” katanya. Namun dia mengatakan bakal terus mengevaluasi perkembangan terkini dampak kekeringan terhadap ketersediaan beras di pasaran. Dia berharap upaya hujan buatan ini bisa menekan potensi gagal panen sehingga tingkat produksi beras nasional masih bisa dioptimalkan. (wan/sof)
Cegah Gagal Panen, Bikin Hujan Buatan
Selasa 11-08-2015,09:38 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :