Dianggap Lebih Paham Program dan Bisa Langsung Kerja
KEJAKSAN – Pemilihan Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Kota Cirebon mendekati babak akhir. Setelah rangkaian kegiatan 17 Agustus, Walikota Cirebon Drs Nasrudin Azis SH selaku pemilik PDAM akan menentukan nama untuk posisi dirtek. Menurut sumber Radar, hampir dipastikan nama tersebut dari kalangan internal PDAM.
Sumber Radar Cirebon di lingkaran balaikota mengatakan, posisi dirtek hampir pasti untuk internal mereka. Dalam hal ini, walikota memiliki pertimbangan menjaga kondusivitas dan semangat kinerja dari segenap jajaran PDAM Kota Cirebon. Disamping itu, berbagai masukan yang disampaikan kepada walikota, seluruhnya menginginkan dirtek PDAM diambil dari internal. “Hampir pasti dari internal mereka. Ini penting sebagai pola jenjang karir. Juga sesuai dengan masukan dari berbagai pihak,” ujarnya kepada Radar, kemarin.
Keinginan memiliki dirtek dari internal PDAM sudah kerap disampaikan oleh berbagai pihak. Mulai dari Sekretaris Daerah Kota Cirebon Drs Asep Dedi MSi hingga Direktur Utama PDAM Kota Cirebon Sopyan Satari SE MM. Meskipun kinerja PDAM secara utuh tidak terganggu dengan kosongnya kursi dirtek, namun, posisi ini wajib ada. Setidaknya, pekerjaan yang tengah berjalan seperti program Sistem Penyedia Air Minum (SPAM), masih belum selesai. Padahal, program ini yang akan diharapkan mampu mengatasi persoalan aliran air PDAM agar mengalir 24 jam ke seluruh pelanggan.
Karena itu, menurut Sekda Asep Dedi, dibutuhkan dirtek baru yang memiliki kompetensi terkait bidang pekerjaannya. Yakni, jabatan dirtek diemban oleh karyawan PDAM sendiri. “Saya condong dirtek dari internal mereka. Karyawan dengan kualifikasi yang memenuhi,” tukasnya kepada Radar, akhir pekan lalu. Pasalnya, jabatan dirtek PDAM sangat teknis. Karena itu, dia berharap agar kursi dirtek diberikan kepada internal PDAM.
Selama ini, Asep Dedi menilai ada beberapa karyawan perusahaan plat merah itu yang mampu menjadi pengganti Hendra Yogiyasa ST MT yang telah pensiun dari jabatan dirtek. Disamping itu, peluang diberikan kepada internal agar menjadi bukti adanya jenjang karir dan pemberlakuan penghargaan dan sanksi (reward and punishment) di era Aparatur Sipil Negara (ASN). “Biar karyawan lebih semangat bekerja. Meskipun sudah menjadi kewajiban, tetapi sistem karir berjenjang mampu memotivasi lebih,” ujarnya.
Asep Dedi meyakini jika jabatan dirtek diberikan kepada internal PDAM akan menjadi motivasi bagi karyawan PDAM agar lebih mampu bersaing secara kompetitif dengan menunjukan kinerja yang baik. “Sepanjang masih tersedia, lebih baik jabatan dirtek dari dalam PDAM sendiri. Saya yakin, ada generasi dibawah Pak Hendra Yogiyasa yang berkualitas dan mampu menjalankan tugas dengan baik,” lugasnya. Sedangkan, jika dirtek dari pihak luar PDAM, Asep Dedi tidak begitu yakin akan mampu menjalankan tugas dengan baik, meskipun telah memenuhi persyaratan yang diajukan. Terkait penunjukan langsung atau melalui tim seleksi, dia menyerahkan kebijakan tersebut kepada Walikota Drs Nasrudin Azis SH.
Direktur Utama PDAM Sopyan Satari SE MM mengatakan, posisi dirtek PDAM sebaiknya dari internal yang mengetahui cara kerja PDAM sejak awal hingga akhir. Sehingga, saat duduk di kursi dirtek dapat langsung bekerja dan menyesuaikan diri. Jika dirtek dari eksternal, akan butuh waktu untuk menyesuaikan diri, meskipun telah memenuhi syarat yang ditentukan. “Sebaiknya dari internal. Tetapi semua itu terserah kebijakan beliau (walikota),” ucapnya. Selama ini, program dan pekerjaan di PDAM berjalan dengan baik karena memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas. (ysf)