Evakuasi Ikan Lele, Bersiap Panen Dini
KANDANGHAUR – Kendati banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Kandanghaur beberapa waktu lalu sudah mulai surut, namun bukan berarti warga dalam posisi aman.
Khususnya para petani tambak ikan lele, saat ini tetap waspada terhadap banjir yang bisa datang setiap saat. Mereka memilih untuk tetap mengevakuasi ikan lele ke tempat yang lebih aman, sembari menunggu situasi tidak akan terjadi lagi banjir susulan.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, bencana banjir menerjang penduduk di Desa Soge, Kecamatan Kandanghaur, akibat limpasan air sungai Cilalanang.
Tidak hanya ratusan rumah warga yang terendam, tapi juga ratusan petak tambak lele di Blok Pertamina, Desa Kertawinangun yang berada tidak jauh dari lokasi bencana, ikut diterjang banjir.
Akibatnya, petani tambak merugi ratusan juta rupiah lantaran ikan lelenya hanyut terbawa arus air. Sebagian lainnya, berusaha menyelamatkan ikan lele yang masih tersisa dengan melakukan evakuasi besar-besaran.
Evakuasi dilakukan terhadap ikan lele yang masih berusia 1 sampai 3 bulan. “Ikan lelenya masih kecil, belum siap dipanen. Jadi, lebih baik diselamatkan dengan memindahkannya ke lokasi tambak yang aman dari banjir,” ujar salah seorang petambak lele, H Masnun (43) kepada Radar, kemarin.
Diakuinya, evakuasi ikan lele bukan berarti tanpa risiko. Pasalnya, dalam proses pemindahan membutuhkan tenaga serta biaya yang tidak sedikit. Malah, banyak ikan lele yang mati atau hanyut terbawa air. “Penyusutannya sampai lima puluh persen setiap petak yang semula isinya antara 10 ribu sampai 20 ribu bibit lele,” sebut Masnun.
Senada juga dilontarkan Sono (39) petambak lainnya. Proses evakuasi ikan lele sangat merepotkan karena kejar-kejaran dengan kondisi debit air yang terus meninggi. Sampai-sampai, kata dia, banyak petambak yang pasrah dan membiarkan ikan lelenya lenyap diserang banjir. “Ya mau apa lagi Mas. Maksain dipindahkan, tetap kita rugi. Tidak sebanding dengan hasil panen sama biaya operasionalnya,” terang Sono. (kho)