KUNINGAN – Meski merupakan warga Kuningan, para mantan kuwu dan pamong desa berkomitmen untuk mendukung Dr H Irianto MS Syafiuddin alias Yance dalam pencalonan Gubernur Jabar. Pernyataan tersebut dilontarkan langsung oleh sejumlah mantan kuwu dan pamong desa saat berkumpul di Sekretariat APDESI Kuningan, kemarin (17/1). Bahkan mereka sudah membentuk struktur kepengurusan Yance Centre guna memenangkan Yance di Kota Kuda.
Wakil Ketua Yance Centre, War’i yang kebetulan mantan Kuwu Cibentang Kramatmulya dua periode mengatakan, Yance merupakan sosok tokoh Jabar yang berhasil memimpin Indramayu selama dua periode. Kesejahteraan warganya selama ia memimpin hingga sekarang selalu diperhatikan. Program-program yang digulirkannya pun dinilainya berpihak pada rakyat kecil.
“Biaya pendidikan di sana digratiskan, terutama bagi masyarakat kecil. Begitu pula biaya pengobatan. Beliau juga begitu perhatian kepada para imam salat dan guru ngaji dengan memberikan honor. Beliau merupakan sosok pemimpin yang bisa menyejahterakan rakyatnya. Jika menjadi Gubernur Jabar nanti, kami yakin tidak akan jauh dengan ketika memimpin Indramayu. Beliau begitu peduli terhadap rakyat kecil, termasuk para mantan kuwu dan pamong desa yang sudah terbiasa melayani masyarakat desa,” paparnya kepada Radar.
Untuk itu, lanjut War’i, para purnabakti kuwu dan pamong desa di Kuningan sepakat untuk memperjuangkan Yance. Dikatakan, para mantan pamong desa membutuhkan sosok yang peduli pada masyarakatnya seperti Yance. Sebab yang dirasakannya selama ini, para purnapamong belum dipedulikan pemerintahan. Dia dan para mantan pamong lainnya merasa termarginalkan dan tidak dilirik.
”Tim Yance Centre memang jangan disamakan dengan IPBAPDK (Ikatan Purnabhakti Aparatur Pemerintahan Desa dan Kelurahan) Kuningan. Tapi orang-orang yang masuk dalam struktur Yance Centre merupakan para mantan kuwu dan pamong. Bahkan Ketua Yance Centre dijabat oleh Eno Usnadi yang juga Ketua IPBAPDK. Dan saya merupakan Wakil Ketua Yance Centre sekaligus menjabat pula Wakil Ketua IPBAPDK. Keanggotaan IPBAPDK mencapai 2.000 orang yang berasal dari 362 desa,” terangnya.
Mantan kuwu Nanggela Cidahu, Momon Rusmadi turut menambahkan. Dia menyebutkan, figur kepemimpinan Yance sangat diharapkan para mantan kuwu dan pamong desa. Jika melihat rekam jejaknya selama ini, Yance dinilai layak memimpin Jabar. Untuk itu, sepenuhnya para mantan kuwu mendukung Yance untuk duduk sebagai gubernur.
”Kita memilih figur yang punya kepedulian terhadap rakyat kecil. Dengan mendukung Yance itu berarti di Kuningan ini kami nilai tidak ada sosok calon pemimpin yang punya kepedulian masyarakat kecil dan purna pamong desa seperti kami-kami ini. Padahal selama menjabat sebagai kuwu ataupun pamong desa, kami-kami ini sudah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jasa tersebut dirasa tidak dihargai,” tandas kuwu yang masih muda itu.
Lain halnya di Indramayu, Momon membandingkan, rakyat kecil diundang Yance tiap minggu sebanyak 15 orang per kecamatan. Kegiatan itu dikemas dalam RKB yakni Rakyat Ketemu Bupati. Sampai sekarang, kegiatan seperti itu tetap dipertahankan. Bahkan saking pedulinya terhadap rakyat kecil, Yance menyekolahkan anak dari keluarga kurang mampu sampai ke Belanda dan Jepang.
Senada dengan War’i dan Momon, mantan Kuwu Bandorasa Kulon, Amujan Jaeni mencoba mengawali statemennya dari pendirian IPBAPDK. Diterangkan bahwa organisasi tersebut didirikan sejak tahun 1995 oleh mantan Gubernur Jabar, Nuryana. Niatannya untuk memberdayakan para purna sebagai mitra pembangunan Jabar. Namun, seiring dengan perkembangan, kini kepedulian pemerintah terhadap para purna dinilai tidak ada. Mereka yang dulunya mencurahkan tenaga dan pikiran untuk kemajuan desa, tidak mendapatkan penghargaan yang setimpal.
”Untuk operasional organisasi IPBAPDK juga selama ini kami swadaya. Untuk itu, kami merindukan perhatian pemerintah, sehingga nanti tidak ada kejadian adanya mantan kuwu atau pamong yang sakit meninggal, tidak dijenguk atau dilayat,” ungkap Sekretaris IPBAPDK itu.
Amujan mengakui, jika dirinya bersama rekan-rekan lainnya pernah bertemu dengan Yance. Setelah berbincang-bincang, dia menilai visi Yance sama dengan visi para purna pamong. Yance dinilai lebih memihak rakyat kecil. Sehingga, demi kemajuan Jabar ke depan, mereka sepakat untuk bekerja dan berjuang untuk menggolkan Yance.
Tjetjeng NS BBA, mantan Kuwu Tinggar Kadugede menandaskan, putra daerah belum menjamin punya kepedulian terhadap rakyat kecil, termasuk kepada para mantan kuwu dan pamong. Pihaknya membuat leaflet tentang organisasi IPBAPDK saja tidak pernah ada tanggapan dari pemerintah. Hal itu diiyakan mantan Kuwu Kertawirama Nusaherang, Nana Suryana. Dari misi visinya, Yance dinilai berkomitmen menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Tak heran jika selama dua periode menjabat bupati dan dilanjutkan oleh istrinya. Itu sebuah pengakuan kredibilitas dan keberhasilan Yance. Rakyat Indramayu dinilai mengagumi dirinya dan memberikan kepercayaan penuh.
”Pembangunan infrastruktur kami akui sudah bagus, meskipun masih terdapat sedikitlah yang kurang tersentuh. Tapi kalau ekonomi kerakyatan kan belum. Koperasi saja yang begitu banyak di Kuningan belum tersentuh kebijakan pemerintah. Kami yakin dengan jadinya Yance sebagai Gubernur mampu mendorong ekonomi kerakyatan,” tandas pria yang kebetulan Bendahara Koperasi Purna Bakti. (ded)