SUMBER - Tak kunjungnya diadakan penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) membuat banyaknya guru yang masih mengajar bukan pada bidang studinya. Sementara saat ini jumlah guru pensiun dari tahun 2011-2015 mencapai 1.878 orang. Salah satu guru SMP di Kabupaten Cirebon, Nopiyanti mengutarakan, semakin dewasa ini jumlah lulusan sarjana pendidikan guru mencapai puluhan ribu. Bahkan, meski di beberapa sekolah sudah penuh diisi oleh guru bidang studi dan guru pensiun pun sudah diisi oleh guru tidak tetap (GTT), namun nampaknya masih saja banyaknya guru yang tidak kompetensi dalam mengajarnya. “Ini sudah fenomena, yang krisis itu sebenarnya guru PNS. Bukan guru seperti kita, guru honorium, GTT, guru tetap, maupun guru sukarelawan (sukwan). Bahkan, banyak sekolah yang masih menampung guru bukan bidangnya karena mungkin emosional kedekatan dan kekeluargaan,” tegasnya pada Radar Cirebon, Sabtu (5/9). Labih dari itu, dikatakannya, fenomena lain yang sering terjadi ialah bila guru tersebut tidak memiliki kedekatan emosional dengan kepala sekolah atau guru yang berkompeten di sekolah tersebut. Maka guru itu mesti membayar uang pertama sebagai pelicin untuk diterima mengajar di sekolah itu. “Yang tidak punya orang dalem, ya kasihan juga sebenarnya, karena sudah susah mencari peluang untuk mengajar tapi mesti bayar dulu. Dan anehnya kadang sekolah nerima-nerima saja, makanya jadi tumpang tindih. Yang lulusan pendidikan bahasa inggris jadi tenaga operator, yang lulusan pendidikan IPS jadi guru bahasa Inggris, yang lulusan guru biologi jadi guru seni, ini kan jadi tidak kompetensi,” bebernya. Untuk mengatasi persoalan tersebut, diungkapkannya, pemerintah harus lebih jeli unuk melakukan evaluasi dan pengawasan. Dalam hal ini, Dinas pendidikan mesti tegas untuk memetakan guru paa bidang studinya. “Harus ada upaya, harus tegas. Misalnya, Pemkab Cirebon bisa lebih cepat mengadakan pengangkatan CPNS, kemudian kalau misalkan guru itu terpaksa mengajar bukan pada bidangnya mesti ada tambahan pelatihan dulu atau mungkin sekolah penyetaraan,” ujarnya. Senada dengan itu, Iman seorang guru SD pun mengakui, bahwa tenaga pendidik atau guru yang mengajar di sekolahnya kebanyakan bukan pada bidang maupun ahlinya. “Banyak, ada guru Bahasa Indonesia, guru IPS jadi guru kelas atau guru SD. Ya meski ada juga yang murni lulusan PGSD tapi jumlahnya tidak seberapa,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala Dinas pendidikan Kabupaten Cirebon, Drs H Asdullah SA MM mengklaim hampir lulusan guru honorium GTT mengajar pada bidang studinya. ”Enggak juga, guru GTT sudah pada bidangnya, lihat saja banyak lulusan PGSD, dan lulusan lainnya. Mereka ini kan berhak mendapatkan honorium dari BOS sebanyak 15 persennya,” singkatnya. (via)
Banyak Guru Tak Sesuai Kompetensi
Minggu 06-09-2015,13:38 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :