Mereka yang Terlahir dengan Nama-nama Tak Lazim (1) Andy Go To School adalah doa agar dia tidak suka bolos seperti sang kakak. Karena Andy bandel, adiknya pun dinamai Rudy A Good Boy. PUPUT PUSPITASARI-FRIETQI SURYAWAN, Magelang ENAM bulan usia kandungan Heni Maesaroh, berbagai ujian menghadang. Ibu satu anak itu sering mengalami pendarahan saat kelelahan. Agustus lalu tiga kali dia harus opname. Perjuangan berat Heni itulah yang mengilhami sang suami untuk menyiapkan sebuah nama buat si jabang bayi: Mother Lover. Tujuannya, si bocah menghormati pengorbanan sang bunda. Kalau bayinya nanti laki-laki, mungkin nama itu masih akan ditambahi sedikit. “Tapi, kalau perempuan, ya cukup itu namanya, Mother Lover,” kata si calon bapak. Mother Lover jelas bukan pilihan nama yang lazim. Tapi, tak perlu heran. Garis keluarga bapak si jabang bayi itu penuh dengan nama yang bagi yang pertama mendengar hampir pasti akan bereaksi. Apa? Beneran itu namanya? Sudah siap? Bapak Mother Lover bernama Andy Go To School. Ya, Anda tak salah baca: ANDY GO TO SCHOOL. Maaf, perlu di-caps lock agar Anda yang membaca tak lantas menyalahkan mata. Nah, Andy yang biasa disapa Goto itu merupakan adik Happy New Year yang lahir pada 1 Januari 1978. Mereka berdua punya adik bungsu bernama, tarik napas dulu, Rudy A Good Boy. Tak seperti “Tuhan” di Banyuwangi yang tengah ramai dibicarakan yang tidak pernah tahu makna namanya, Andy, eh Goto, memastikan ada doa di balik nama dia, kakak, dan adiknya itu. Orang tuanya, Bulkin dan Nakimah (almarhumah), tak sekadar sok Inggris. “Saya diberi nama Go To School karena orang tua berharap saya bisa rajin sekolah. Tidak seperti kakak yang katanya suka membolos,” ungkap Goto yang anggota polisi di Polres Magelang Kota itu. Kalau Happy New Year suka membolos, Goto yang lahir pada 15 Juni 1986 tersebut justru dikenal bandel. Karena itu, ketika adiknya lahir pada 11 Maret 1990, sang bapak yang ketika itu bekerja di Balai Konservasi Borobudur memilih nama belakang A Good Boy. Harapannya, si bungsu tersebut jadi anak yang anteng, tidak ndableg seperti si kakak. “Ternyata benar, adik saya paling pendiam dibanding kedua kakaknya hahaha,” ujar Goto. Sang kakak kini sibuk berbisnis pasir. Lalu, adiknya menjadi anggota TNI di Bandung. Goto mengaku baru ngeh arti namanya setelah duduk di bangku SMP. Tepatnya setelah diberi pelajaran bahasa Inggris. Goto mengaku tak pernah terbebani dengan namanya yang tidak lazim itu. Yang sering malah bikin ketawa, entah karena diolok-olok teman, disindir guru, atau dites bahasa Inggris. “Masak namanya pakai bahasa Inggris tapi bahasa Inggris-nya cuma dapat 5,” ujar Goto mengenang sindiran seorang gurunya di SMP. Tapi, bukannya marah karena sindiran tersebut, Goto malah terlecut untuk lebih tekun belajar bahasa Inggris. “Hasilnya, saat unas SMA, saya dapat 9,” ungkapnya. Karena namanya pula, ketika mendaftar polisi pada 2006, Goto harus mengalami perlakuan yang berbeda. Dalam arti, dia satu-satunya yang dites bahasa Inggris saat penentuan akhir. “Bahkan, saat pendidikan (polisi), nama saya juga masih jadi bahan candaan teman-teman. Tapi, saya nggak marah, malah ketawa-ketawa saja,” imbuhnya. Sama tidak marahnya ketika suara cekikikan langsung terdengar di ijab kabul ketika namanya dibacakan penghulu. Momen yang semestinya khusyuk malah jadi gaduh. “Wong istri saya saja awalnya tak percaya. Dia baru sepenuhnya percaya saat mengumpulkan syarat nikah dan membaca sendiri akta kelahiran saya,” katanya. Karena sudah merasakan sendiri betapa mujarabnya doa di balik nama, Goto pun mengikuti jejak orang tuanya. Anak pertamanya yang kini berumur empat tahun diberinya nama Virgenio Silvero Go To Paradise. Nama tersebut merupakan ringkasan pengalamannya setelah diterima menjadi anggota polisi pada 2006. Dia bertugas di Polres Magelang, lalu pindah ke Wonosobo selama dua tahun. Di Wonosobo itulah Goto mencoba peruntungan bisnis ternak ikan lele sebagai usaha sampingan. “Dari awal modal pinjam bank, lalu hasilnya bisa menutup utang, dan ada sisa untuk beli mobil,” ujarnya. Mobil merek Virginia berwarna silver atau perak menjadi mobil pertamanya. Sebagai kenang-kenangan, nama depan anaknya diambil dari mobil itu. Sedangkan nama belakang adalah doanya. “Secara harfiah, saya berharap anak saya itu sebagai kendaraan saya menuju surga. Doa saya, anak saya itu jadi anak yang saleh dan berbakti kepada orang tuanya,” ucapnya. Keunikan namanya juga langsung membuat permintaan pertemanan di Facebook deras mengalir. “Di Facebook ada yang bilang, ini Andy teman TK saya, teman SD saya, teman SMP saya, teman SMA saya. Tapi, saya jawab saja komentar mereka, saya masih Andy Go To School yang dulu dan belum berubah hehehe,” katanya. Mungkin teman-teman sekolahnya dulu cuma khawatir dia berubah. Dari Andy Go To School jadi Andy Go To Office. (*/JPG/bersambung/c10/ttg)
Andy Go To School Punya Kakak Happy New Year
Selasa 08-09-2015,10:22 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :