Gedung Putih Dilempari Bom Asap

Jumat 20-01-2012,03:18 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

WASHINGTON – United States Secret Service masih menyelidiki insiden dua bom asap (smoke bomb) yang dilemparkan ke Gedung Putih, Selasa (17/1) waktu AS atau Rabu pagi (18/1). Tidak seorang pun tersangka ditangkap oleh dinas rahasia yang bertanggung jawab dalam pengamanan presiden AS itu. Tetapi, mereka langsung membubarkan para demonstran yang berkerumun di depan kantor dan kediaman presiden AS itu. Saat terjadi insiden pelemparan bom asap tersebut, memang sedang berlangsung unjuk rasa oleh kelompok atau gerakan Occupy. Gedung Putih ditutup sebagian selama satu jam malam, untuk memudahkan US Secret Service melakukan penyelidikan bersama Polisi. Bom asap itu dilemparkan melewati pagar ketika sekitar 1.500 massa dari Occupy DC melakukan aksi di luar Gedung Putih. Menurut Juru Bicara US Secret Service,  George Ogilvie, pihaknya telah mengambil langkah yang diperlukan untuk mengamankan Gedung Putih. “Demonstran dibubarkan dan telah meninggalkan lokasi. Tak seorang pun ditangkap terkait insiden tersebut,” tuturnya. Ogilvie menambahkan, aparat keamanan juga telah mengamankan proyektil bom asap tersebut yang ditemukan di North Lawn (halaman depan Gedung Putih yang berada di utara Pennsylvania Avenue). “Objek-objek yang berasap memang berhasil ditemukan dekat North Portico (North Lawn, Red),” ujar seorang agen Secret Service kepada Politico. Tetapi, para petugas tidak memberikan keterangan secara rinci. Hanya, stasiun televisi Fox News melaporkan bahwa Secret Service mengerahkan robot untuk memeriksa lokasi dan proyektil bom asap itu. Untungnya, saat kejadian itu, Presiden Barack Obama dan First Ladi Michelle Obama tidak ada di Gedung Putih. Mereka sedang menikmati makan malam di sebuah resto beberapa blok dari Gedung Putih, untuk merayakan ulang tahun ke-48 Michelle Obama. Menurut Fox News, mereka baru kembali menjelang pukul 22.00. Para wartawan yang bertugas di Gedung Putih sempat dilarang meninggalkan lokasi saat terjadi insiden tersebut. Setelah memberikan penjelasan selama 45 menit kepada wartawan yang mengikuti rombongan Obama, para petugas Gedung Putih baru mengantarkan para pemburu berita itu keluar melalui gedung eksekutif. Sejumlah saksi mengatakan bahwa beberapa ruas jalan di sekitar Gedung Putih juga ditutup selama penyelidikan berlangsung. Sebelumnya, di hari yang sama, empat orang demonstran dari Occupy ditangkap saat menggelar unjuk rasa di luar Capitol Hill (gedung Kongres AS). Dalam aksinya, massa mengecam apa yang mereka sebut sebagai korupsi dan pengaruh uang dalam politik. Tetapi, Polisi membantah bahwa demonstran Occupy Congress berhasil menerobos koridor Capitol Hill ketika beraksi. Meski tak ada yang ditangkap dalam insiden di Gedung Putih, Secret Service menyatakan bahwa situasinya dapat berubah. Hal itu bergantung pada perkembangan dan hasil penyelidikan nanti. Insiden bobolnya keamanan super ketat Gedung Putih itu bukan kali pertama terjadi. Pada November tahun lalu, dua buah peluru dilaporkan menembus kaca pusat pemerintahan negara adidaya tersebut. Associated Press melaporkan, insiden ini berawal dari adanya laporan suara tembakan di dekat Gedung Putih. Saksi mata mengaku mendengar tembakan dan dua buah mobil melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan area tersebut. Secret Service pun menemukan satu proyektil peluru pada salah satu jendela kaca dan satu proyektil lagi di halaman. Saat insiden tersebut, Obama juga sedang tidak berada di Gedung Putih. Saat itu, presiden ke-44 AS ini mengikuti KTT APEC dan melawat sejumlah negara. Obama sempat pula menghadiri KTT ASEAN dengan para mitra di Bali, Indonesia. Secret Service menengarai peluru itu nyasar akibat baku tembak antara dua pengendara mobil yang melintas di Constitution Avenue, sekitar 800 meter dari Gedung Putih, sehari sebelumnya. Polisi telah menangkap Oscar Ramiro Ortega (21), dengan tuduhan kejahatan karena membawa senjata berbahaya terkait dengan insiden itu. Pemerintahan Obama sebetulnya telah mendapat tekanan luas untuk mengusir para pengunjuk rasa yang selama ini memilih bertahan di taman dekat Gedung Putih. Harian The Wall Street Journal memberitakan bahwa melihat kondisi yang tidak sehat saat unjuk rasa pekan lalu, Mayor Vincent Gray telah meminta agar massa demonstran diusir atau dipindahkan. Sampai saat ini Dinas Taman Nasional (National Park Service) masih menoleransi massa menduduki taman dekat Gedung Putih dan menginap atau tidur di sana. Padahal, UU federal secara jelas dan tegas melarang berkemah atau tidur di  lokasi tersebut. (BBC/FOX/cak/dwi)

Tags :
Kategori :

Terkait