Pentingnya Pembinaan Atlet di Tingkat Pelajar

Kamis 10-09-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Refleksi Memperingati Haornas ke-32

CIREBON Hari olahraga nasional (Haornas) yang jatuh pada tanggal 9 September masih diwarnai dengan banyak persoalan. Sudah ada landasan yuridis pengembangan olahraga melalui Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN). Namun, pemerintah sepertinya masih setengah-setengah. H Agus Muharam, salah satu tokoh olahraga di Kota Cirebon berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon tidak menepuk dada untuk menyombongkan diri setelah kontingen Kota Cirebon berhasil menembus 10 besar Porda Jabar XII/2014 lalu. Atau seperti saat ini, ketika sederatan atlet pelajar masuk skuad Jawa Barat di Popnas 2015. Menurut dia, masih banyak yang harus dilakukan untuk menjaga atmosfer olahraga tetap bagus di Kota Cirebon. “Kota Cirebon belum menjadi apa-apa. Kita masih harus melanjutkan perjuangan. Yang paling mendasar adalah pembinaan olahraga di tingkat pelajar. Sebab dari situ lah kita berangkat menuju prestasi yang lebih tinggi,” ujarnya, kemarin. Agus mengatakan, program pembinaan yang berjalan di Kota Cirebon banyak mendapatkan sorotan dari daerah lain. Namun dia menyanyangkan, pada perkembangannya, sejumlah program yang telah melahirkan atlet-atlet andal tak berjalan maksimal. Bahkan, Popkota yang sudah dilaksanakan sejak 14 tahun lalu, kini mulai tersendat-sendat. Menurut Agus, hal itu terjadi karena tak ada perhatian serius dari pemerintah. Dia menuturkan, masa awal kebangkitan olahraga di Kota Cirebon berjalan dramatis. Ketika itu, memasuki millenium baru. Atlet-atlet pelajar Kota Cirebon masih sulit bersaing dengan tetangga-tetangganya di Wilayah III Cirebon. Sebagai terobosan didirikanlah Klub Olahraga Pelajar (KOP) lalu dilaksanakan Pekan Olahraga Pelajar Kota (Popkota) Cirebon yang pertama pada tahun 2001. “Pada waktu itu, upaya yang dilakukan teman-teman pelatih dan guru olahraga di Kota Cirebon sangatlah berat. Dengan anggaran yang minim kita berusaha keras melaksanakan even untuk menggairahkan olahraga di tingkat pelajar,” katanya. “Saat ini pembinaan atlet di Kota Cirebon sudah dibagi dalam tiga sektor. KONI, Disporbudpar dan Disdik melalui UPTD Pors. Anggaran yang dikeluarkan pemerintah daerah juga sudah miliaran rupiah. Seharusnya dunia olahraga kita semakin maju,” tegasnya. Sementara itu, mantan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Kabupaten Cirebon, Didin Jaenudin menyayangkan Haornas dirayakan biasa-biasa saja di daerahnya. Menurut Didin, pemerintah seharusnya menjadikan Haornas sebagai momentum untuk menanamkan pentingnya olahraga kepada masyarakat. “Ini adalah momentum yang tepat untuk menghargai tokoh-tokoh masyarakat yang konsen terhadap dunia olahraga di Kabupaten Cirebon. Penghargaan itu tidak harus dalam bentuk materi. Yang penting, peran mereka itu diakui pemerintah. Menurut saya, itu bagus untuk perkembangan dunia olahraga kita ke depan,” ungkapnya. Didin juga menyoroti prestasi atlet yang masih didominasi oleh cabor-cabor tertentu. Sementara itu, lanjutnya,  peran serta masyarakat dalam membangun iklim olahraga di Kabupaten Cirebon belum dikelola dengan baik. “Banyak persoalan yang kita hadapi. Cabang olahraga masih sangat ketergantungan pada bantuan pemerintah. Dan harus diakui sarana dan prasarana yang disediakan pemerintah juga belum memadai,” katanya. Sementara itu,  untuk mengelola olahraga masyarakat, menurut Didin, sudah saatnya di Kabupaten Cirebon didirikan Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (Formi). “Formi merupakan salah satu pilar dunia olahraga. Peran Formi sangat mendasar untuk menciptakan masyarakat yang cinta olahraga,” pungkasnya. (ttr) 
Tags :
Kategori :

Terkait