Absen di Thailand, Fokus Tur Eropa

Selasa 22-09-2015,09:00 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

JAKARTA - PP PBSI langsung melakukan perubahan agenda  pertandingan terhadap pasca Korea Open. Perubahan agenda pertandingan itu dilakukan kepada pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari yang baru saja merebut gelar pertama mereka di pentas superseries. Greysia/Nitya akan absen di grand prix gold Thailand Open 2015 di Bangkok 29 September-4 Oktober mendatang. Padahal dalam proses pengundian yang sudah dilakukan pada 8 September lalu, Greysia/Nitya menjadi unggulan pertama turnamen berhadiah total USD 120 ribu. Greysia/Nitya memang punya memori manis di turnamen tersebut dua tahun silam. Setelah ditandemkan lagi usai di 2011 dipisah, inilah turnamen pertama yang mereka juarai. Pelatih ganda putri pelatnas Eng Hian, kemarin (21/9) mengatakan, bukan hanya Greysia/Nitya yang ditarik dari turnamen ini. Melainkan juga ganda pelatnas yang dijagokan untuk melapis Greysia/Nitya, Della Destiara Haris/Riki Amelia Pradipta. Kalau Greysia/Nitya mundur dari Thailand Open dengan alasan persiapan yang lebih matang ke superseries premier Denmark Open dan superseries France Open, Della/Rizki akan kita evaluasi lagi setelah empat turnamen terakhir mereka gagal memenuhi target,’’ sebut Koh Didi, sapaan Eng Hian. Jika dihitung mundur menuju dua turnamen di Eropa masih ada waktu sekitar tiga pekan. Superseries premier Denmark Open akan bergulir 13-18 Oktober dan superseries France Open 20-25 Oktober. ‘’Untuk persiapan di Denmark dan Prancis, kita tak ada perubahan mengenai program latihan. Tetap latihan game dan fisik. Juga evaluasi permainan di lapangan. Dari rekaman video pertandingan bisa dilihat apa yang harus dipertahankan dan apa yang harus ditambahkan,’’ jelas Koh Didi. Justru yang banyak evaluasinya adalah Della/Rizki. Dalam periode Juli-September, pasangan ini sudah ikut empat turnamen. Yakni grand prix gold Taipei Open (Juli),  grand prix Vietnam Open (Agustus), superseries Japan Open (September), dan superseries Korea Open (September). Dari catatan pria yang bersama Flandy Limpele meraih perunggu ganda putra di Olimpiade 2004 Athena itu raihan terbaik Della/Rizki adalah grand prix Vietnam Open. Di Hanoi, keduanya melangkah sampai ke semifinal. Di sisi lain, Kabid Binpres PP PBSI Rexy Mainaky mengatakan, memang sudah tepat Greysia/Nitya  naik kelas. Artinya,  ketika ditandemkan di 2013 lalu, sasaran prestasi mereka  Cuma di level grand prix atau grand prix gold. Kini dengan bekal juara superseries Korea Open, Greysia/Nitya wajib pede menatap superseries dan superseries premier.  Ganda putri kita sudah bisa berbicara di kasta teratas, superseries dan superseries premier. Karena mereka sudah memberi bukti, ya jangan puas di grand prix gold aja,’’ ucap Rexy. Yang jelas, Korea Selatan mungkin kini menjadi tempat keberuntungan bagi Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Setidaknya hingga gelar di Korea Terbuka Minggu akhir pekan lalu, Greysia/Nitya berhasil mencetak sejarah di kejuaraan yang berlangsung di negeri ginseng tersebut. Minggu (20/9), misalnya, Greysia/Nitya baru saja merebut gelar superseries perdananya sejak berpasangan. Pasangan ganda putri andalan Indonesia ini memastikan kemenangannya usai berhadapan dengan Chang Ye Na/Lee So Hee, Korea. Dalam waktu 48 menit, Greysia/Nitya bukukan kemenangan dua game langsung, 21-15 dan 21-18. “Saat ini kami bisa bilang Korea merupakan tempat favorit kami, tempat keberuntungan kami. Di sini kami bisa merebut gelar superseries pertama kali dan sebelumnya juga menjadi juara Asian Games 2014,” ujar Greysia. Tahun lalu pada Asian Games, Greysia/Nitya juga sukses menyumbangkan medali emas bagi Indonesia. Kala itu di partai final, Greysia/Nitya mengalahkan wakil Jepang, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo. Raihan emas Greysia/Nitya saat itu semakin menggembirakan karena berhasil menyudahi penantian emas selama 36 tahun dari ganda putri.  Pasangan ganda putri Indonesia yang terakhir meraih emas di Asian Games adalah Imelda Gunawan/Verawaty Fajrin, pada 1978 di Bangkok. “Rasanya tentu bahagia sekali, bisa menciptakan sejarah di Korea. Semoga ke depannya semakin banyak prestasi yang bisa kami raih. Tidak hanya di Korea tapi di tempat-tempat lain juga. Kami tidak boleh cepat puas,” ujar Greysia lagi. Catatan manis lainnya di Korea juga pernah ditoreh oleh Greysia. Pada 2006, Greysia pernah mencapai final Korea Open bintang enam, atau saat ini sejajar dengan level superseries premier. Saat itu Greysia berpasangan dengan Jo Novita, di ganda putri. “Waktu itu saya masih kecil, masih 19 tahun. Bisa mencapai prestasi tersebut tentu punya kesan tersendiri bagi saya,” tambah Greysia yang bernaung di klub Jaya Raya Jakarta tersebut. (bam)

Tags :
Kategori :

Terkait