Kemenakertrans Kunjungi Kampung Bambu

Jumat 02-10-2015,18:49 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

JATITUJUH – Kreativitas komunitas Kampung Bambu yang membangun eksistensi dengan seni dan budaya, menarik perhatian Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). Kampung yang terletak di Blok Kaputren Desa Putridalem Kecamatan Jatitujuh itu, didatangi sejumlah rombongan dari Jakarta Kamis (1/10). Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Dirjen Binapenta) DR Reyna Usman MM mengatakan, tujuan kunjungan sebagai silaturahmi dan ingin mengetahui lebih dalam mengenai eksistensi kampung bambu yang banyak dibicarakan di kementeriannya. “Sebenarnya tidak ada tujuan khusus, hanya meninjau kampung bambu yang mampu mengolah hasil sumber daya alam yang melimpah menjadi kreativitas seni dengan daya jual tinggi. Kami juga ingin tahu aktivitas kampong ini mulai dari tahap produksi sampai finishing,” terang Reyna. Kreativitas tersebut menurutnya perlu dikembangkan karena merupakan industri kreatif yang bisa menyerap tenaga kerja. Tentu saja bantuan pemerintah juga sangat penting berupa bimbingan teknis maupun permodalan. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Putridalem Amin Halimi menerangkan, kedatangan wakil Kemenakertrans tersebut dalam rangka kunjungan balasan sekaligus meninjau secara langsung kegiatan sehari-hari di kampung bambu. Dia berharap ada feedback yang positif bisa berupa pelatihan maupun modal. “Kunjungan ini merupakan kunjungan balasan, sebelumnya empat orang perwakilan dari kampung bambu pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Pak Mentri Hanif Dhakiri. Tadinya beliau sendiri yang akan hadir, namun karena ada kesibukan jadi mengutus dirjen dan beberapa staf ahli,” ujar Amin. Sebelumnya, saat berkunjung ke Pondok Pesantren Al Mizan Jatiwangi, Hanif sangat tertarik dengan pertunjukan konser Kampung Jatitujuh yang mementaskan kesenian kreatif dengan memakai alat music “Blentung Bambu”, semacam gitar listrik terbuat dari bambu. “Seusai konser, pak menteri langsung meminta untuk mencoba memainkan blentung bambu, dan dia tertarik untuk membeli alat musik tersebut tetapi tidak diizinkan oleh pemiliknya. Kemudian beliau minta dibuatkan alat yang serupa dan minta dikirim ke kantornya,” tutur Amin. Sementara Camat Jatitujuh, Drs Yoyo mengajak warga yang tinggal di desa lainnya untuk bisa menggali potensi sumber daya alam yang terdapat di wilayah masing-masing. Inspirasinya bisa dari kampung bambu, dengan memanfaatkan potensi alam di sekitar. Yoyo mengharapkan kunjungan tersebut menjadi awal baik yang bisa menggema dan terdengar luas, sehingga Kampung Kaputren dikenal dan diakui sebagai kampung bambu yang memiliki identitas dan kearifan lokal. “Ini suatu kegiatan yang positif. Apalagi nanti ketika BIJB sudah berdiri, masyarakat luas ataupun turis pendatang bisa mengenal Kaputren dan Pendalem khususnya serta bisa mengangkat nama Jatitujuh sebagai kampung bambu,” pungkasnya. (gus)

Tags :
Kategori :

Terkait