Taman, Bukan Sekadar Dekorasi Kota

Sabtu 10-10-2015,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Setiap kota tengah gencar membangun taman sebagai akses sosial dan hiburan. Taman dibuat dengan berbagai tema merujuk pada fasilitas yang disesuaikan dengan usia. Bagaimana dengan taman di Cirebon? SEBUAH taman yang dirancang dengan baik, lebih dari sekadar ruang hijau di tengah-tengah ‘hutan beton’, akan membuat kota lebih dicintai dan ramah untuk ditinggali. Taman bukan hanya berfungsi sebagai elemen keindahan kota semata, melainkan menjadi pusat ‘tabungan’ oksigen. Selain itu, taman kota bisa difungsikan tempat berkumpul individu-individu di mana interaksi sosial yang sempat membeku dalam sekat-sekat ruang di gedung-gedung, bisa cair kembali. “Umumnya taman dianggap sebagai salah satu hiasan, dekorasi untuk mempercantik sebuah kawasan. Mau besar atau kecil, di depan atau mojok di sudut wilayah, kehadiran taman selalu membuat wajah sebuah kawasan tampak berbeda, indah dan asri,” ujar Ita Anita, salah satu mahasiswi Unswagati Cirebon kepada Radar, Jumat (9/10). Namun, kata Ita, fungsi taman bukan sekadar itu. Taman dengan komposisi vegetasi atau pepohonan yang tepat berfungsi menyediakan ruang terbuka hijau (RTH). Ruang seperti ini, lanjut Ita, sangat diperlukan untuk menyuplai oksigen bersih dan menyerap racun-racun polutan. “Di sinilah taman berfungsi sebagai paru-paru kota,” tuturnya. Di luar itu, tambah Ita, taman memiliki fungsi yang tak kalah penting. Ketika taman dikunjungi orang, baik sendiri maupun bersama-sama, taman menjadi ruang interaksi warga kota yang lepas dari ruang kerja maupun ruang domestik di rumah masing-masing. “Harusnya keberadaan taman di tengah kota itu penting sebagai sarana ruang publik, ya biar ada tempat untuk saling tegur sapa, berkumpul, atau sekadar refreshing melepas lelah. Memang di Cirebon sudah ada beberapa taman kota, tapi sayang perawatan dan pemeliharaannya kurang, alhasil taman jadi tak berfungsi sebagaimana mestinya,” ucapnya. Ita berharap Cirebon memiliki taman kota yang terpelihara keindahan dan fungsinya. “Semoga bukan hanya gedung-gedung saja yang ditinggikan, tapi taman kota juga perlu perhatian,” harapnya. Sebagai wadah yang difungsikan untuk menampung kegiatan warga, ruang publik bersifat accessible atau dapat diakses siapa saja dan kapan saja. Ruang publik seperti taman juga sangat diperlukan oleh warga. Tanpa ruang publik, warga tidak memiliki alternatif berkegiatan di luar rumah atau tempat kerjanya. Seperti yang dikatakan Ilham. Pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta itu mengatakan, taman kota sangat dibutuhkan warga sebagai ruang untuk me-refresh pikiran di tengah kesibukan. “Di ruang publik atau semacam taman kota, orang bisa melepaskan diri dari tekanan-tekanan di ruang kerja,” jelasnya. Masih menurut Ilham, taman juga bisa menjadi ruang bagi berbagai komunitas untuk mengeksiskan diri, berbagi bakat dan kepedulian pada beragam isu. “Taman yang menjadi ruang publik membuka peluang interaksi warga kota jelas punya nilai tambah. Paling tidak, memanfaatkan ruang publik di taman jelas lebih sedikit godaannya daripada nge-mal,” terangnya. Sementara itu, menurut pengamat sosial, Putri Crisnawati, taman kota merupakan bagian penting dari jaringan ekosistem perkotaan yang memberikan jasa servis ekosistem. Taman kota bermanfaat secara lingkungan, estetis, rekreasi, psikologis, sosial, serta ekonomis bagi masyarakat perkotaan. Namun, idealisme mengenai konsep awal pembentukan taman kota ini tampaknya sudah semakin kurang disadari oleh masyarakat perkotaan masa kini. Keadaan ini disebabkan kurangnya pendidikan masyarakat kota mengenai pentingnya keberadaan taman kota. “Untuk itu, diperlukan adanya suatu pemahaman kembali mengenai peran penting taman kota yang diperuntukkan bagi seluruh komponen masyarakat kota, baik itu masyarakat umum, pemerintah, maupun swasta. Tidak saja hanya sebatas wacana komunikasi saja, melainkan juga melalui pendidikan lingkungan serta fasilitas melalui perancangan taman kota tersebut,” katanya. Putri menyarankan agar pemerintah daerah lebih menata dan mengelola taman kota, termasuk menyediakan prasarana dan sarana akses yang ramah bagi penggunanya dan fasilitas penunjang lainnya. “Sebagai warga dan pengguna ruang publik, kita juga punya tanggung jawab. Mari jadikan taman sebagai simpul komunitas dan interaksi warga kota, ruang publik milik kita semua yang harus dirawat dan dijaga bersama,” pesannya. (mike dwi setiawati)

Tags :
Kategori :

Terkait