Puyuh Menghidupi Warga Geresik

Minggu 11-10-2015,17:57 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

CIAWIGEBANG - Di tengah situasi ekonomi yang cenderung melemah, diperlukan kreativitas dan usaha untuk menyiasatinya. Itu pula yang dilakukan warga Geresik, Kecamatan Ciawigebang. Untuk membantu perekonomian rumah tangganya, banyak di antaranya yang menyambi bekerja sebagai pengepak telur puyuh milik Ir Carmadi, penduduk setempat. Hampir saban hari, beberapa wanita sibuk menyiapkan dus untuk menampung telur dan mengepaknya hingga beberapa tumpukan. Setelah ditumpuk, dus itu kemudian diikat dan siap dimasukkan ke dalam mobil. Menurut salah seorang pekerja, Uwai, pendapatan yang diperolehnya dari menyortir dan mengepak telur puyuh cukup untuk membantu ekonomi keluarganya. Pemasukannya semakin meningkat jika sudah masuk musim panen dan pesanan dari luar melonjak. “Alhamdulillah saya bisa memperoleh pendapatan dari tugas menyortir dan mengepak telur puyuh. Selain saya, masih ada beberapa pekerja rata-rata perempuan yang bekerja di sini. Semuanya warga di sekitar sini. Tidak ada yang berasal dari luar desa,” terang Uwai seraya mengikat tumpukan dus berisi telur puyuh. Jika telur puyuh itu sudah dipaking, lanjut dia, biasanya dimasukan ke dalam mobil dan diantarkan ke berbagai daerah tergantung pemesan. “Yang sudah dipaking, oleh sopir dimasukan ke dalam mobil. Tujuan pengiriman yakni ke Tangerang, Karawang, Tegal dan Rajagaluh. Tapi ada juga yang ke wilayah Jawa Tengah lainnya. Bekerja di sini tidak menyita waktu karena dilakukan setelah pekerjaan di rumah selesai. Upahnya ya lumayan lah buat anak jajan,” sebut Uwai. Pekerja lainnya, Eha menerangkan, dari satu terai (lapisan dus) ada sekitar 90 telur yang diikat dengan 10 terai lainnya. Jika dijumlahkan, dalam satu ikatan berisi 900 telur. “Pekerjaannya ringan hanya melakukan pengepakan, namun dapat uang. Kami beruntung di desa ini ada distributor dan peternak telur puyuh, sehingga bisa mendapatkan penghasilan. Soal berapa dapatnya sehari, itu rahasia. Yang penting saya bisa membantu suami memperoleh uang untuk kebutuhan sehari-hari,” tukasnya. Sejak Ir Carmadi sukses menjadi distributor dan peternak burung puyuh, geliat warga menambah penghasilan juga semakin besar. Carmadi sendiri hingga sekarang membina sekitar 152 kelompok peternak burung puyuh yang tersebar di berbagai pelosok Kota Kuda. Dengan telaten, mantan anggota DPRD Kabupaten Kuningan periode 2004-2009 itu memelihara bibit burung puyuh hingga beranak pinak. Seiring waktu, jumlah burung puyuh yang dipeliharanya terus bertambah. Pria bertubuh tambun itu kemudian menambah luas kandangnya. Bertahun-tahun beternak bibit burung puyuh, baru di tahun 2002 jalan menuju kesuksesan mulai terbuka. Eksperimennya mengawinkan bibit burung puyuh jenis Cirtunic Javanika dengan burung puyuh asal Kanada dan Jepang membuahkan hasil. Dari perkawinan silang itu lalu lahir burung puyuh terbesar di Jawa Barat. Karena ukurannya bongsor, banyak peternak yang tertarik membelinya. Alhasil pesanan pun mengalir deras dari berbagai daerah termasuk dari Jawa Tengah. Dampaknya, pundi-pundi uang Carmadi semakin bertambah. “Banyak yang memesan dari daerah lain, termasuk dari beberapa kabupaten di Jawa Tengah. Ya kalau harga satu ekornya terbilang murah yakni Rp8.800 rupiah. Jika dulu bibit burung puyuh terkenal dari Jogjakarta, sekarang malah banyak yang mencari ke Kabupaten Kuningan. Tapi memang membudidayakan burung puyuh butuh kesabaran dan ketelatenan. Tidak bisa grasa-grusu. Kemudian juga hasilnya tidak bisa dirasakan dalam jangka pendek. Saya saja perlu bertahun-tahun agar bisa mencapai seperti sekarang ini,” papar Carmadi. Saat ini, usaha ternak burung puyuh sangat menjanjikan karena pangsa pasarnya sudah jelas. Bahkan sejumlah mantan anggota dewan periode lalu berguru ke Carmadi. “Saya melakukan pembinaan agar para peternak burung puyuh sejahtera. Hasilnya sekarang mulai dirasakan oleh para peternak. Ada juga rekan-rekan yang ingin belajar cara beternak burung puyuh. Saya terbuka saja dan berbagi ilmu,” pungkas Carmadi. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait