Bakal Menambah Kumuh, Lebih Setuju PKL Diberi Gerobak KESAMBI - Program tendanisasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Pasar Kanoman dinilai akan menambah kumuh. Salah seorang warga Kanoman, Ridwan mengungkapkan, tendanisasi bukan merupakan solusi untuk merapikan kawasan Kanoman. \"Justru itu akan menambah kumuh kawasan Kanoman, karena dengan begitu PKL bisa menetap di sana,\" tandasnya kepada Radar, Minggu (11/10). Bagi Ridwan, sebaiknya pedagang kaki lima tidak dibuatkan tenda yang bersifat permanen maupun semi permanen. Akan lebih baik, PKL diberikan gerobak ataupun tenda yang bisa dilipat. Dengan demikian, mereka bisa menggelar dagangan tanpa meninggalkan bekas tenda. Dijelaskan Ridwan, program tendanisasi justru membuat penataan kawasan Kanoman semakin tidak tertib. Karena jika didirikan tenda secara permanen maupun semi permanen, maka pasti akan ada bekas tenda yang akan menambah kumuh kawasan itu. \"Makanya di sini tendanisasi yang dibuat itu seperti apa? Kalau didirikan tenda permanen ya percuma, itu hanya akan menambah kumuh. Lebih baik PKL diberi saja gerobak dan tenda lipat, itu lebih praktis. Karena yang kita harapkan PKL itu kalau sudah sore sudah tidak ada lagi di kawasan Kanoman,\" jelasnya. Sementara itu, proses pendataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasar Kanoman sudah dalam tahap akhir. Pendataan akan ditutup hingga 13 Oktober 2015. Kemudian, selanjutnya PKL akan mendapatkan Tanda Daftar Usaha dari Disperindagkop UKM. Kepala Bidang Koperasi dan UKM Kota Cirebon, Ir Syarif Arifin mengatakan, ada sebanyak 333 pedagang kaki lima yang tercatat dari mulai Jalan Winaon, Kanoman dan Lemahwungkuk (Pecinan). Langkah pertama pihaknya melakukan pendataan kepada para pedagang kaki lima baik siang maupun malam. Setelah itu, pihaknya melakukan kroscek ke lapangan. PKL akan diklasifikasikan sesuai dengan komoditas barang yang dijual. \"Baru setelah data masuk semua, kita buka pendaftaran untuk membuat Tanda Daftar Usaha (TDU),\" jelasnya. Pada tahun ini, pemkot akan melakukan tendanisasi untuk para Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kanoman untuk 80 pedagang. Dana itu berasal dari APBD Kota Cirebon sebesar Rp240 juta. Sisanya, para pedagang kaki lima yang belum mendapatkan tendanisasi, akan dilanjutkan pada tahun mendatang. \"Mereka yang belum mendapatkan tendanisasi, boleh berdagang asalkan tertib dan rapi,\" jelasnya. Tendanisasi akan dilakukan dari Jalan Winaon hingga jalan Pasar Kanoman. Sementara untuk jalan Lemahwungkuk, Syarif menyebutkan akan mengajukan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari Bank BJB. \"Tendanisasi bertahap, tahun ini baru bisa untuk 80 pedagang kaki lima,\" ungkapnya. Menurut rencana, tendanisasi akan dilakukan pada akhir bulan Oktober. Ada sebanyak 333 pedagang yang berjualan di siang hari. Sementara untuk PKL malam hari baru tercatat sebanyak 14 orang. \"Kita terus kroscek, karena ada juga pedagang baru, pedagang lama, dan pedagang musiman,\" ucap Kasi UMKM, S Jufri. Tujuan adanya penataan Pasar Kanoman sendiri agar penataan kawasan tersebut bisa lebih tertib. Terlebih di sana terdapat objek wisata Keraton Kanoman. Sejak dulu, Pasar Kanoman sudah menjadi ikon masyarakat Kota Cirebon. Sehingga dengan penataan ini diharapkan bisa membenahi akses menuju Keraton dan Pasar Kanoman. DPUPESDM TAMBAL JALAN KANOMAN Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) Kota Cirebon melakukan langkah percepatan dalam menata kawasan Pasar Kanoman. Setelah mendengar arahan pada rapat finalisasi yang dipimpin walikota, DPUPESDM melakukan tugasnya. Yaitu memperbaiki jalan dan drainase. Namun, untuk saat ini hanya penambalan. Awal November akan dilakukan pengaspalan hotmix. Kepala Bidang Bina Marga DPUPESDM Kota Cirebon Hj Imas Maskanah ST MM mengatakan, penambalan yang dilakukan merupakan kali pertama selama beberapa tahun terakhir. Kondisi jalan di kawasan Pasar Kanoman perlu perbaikan. Karena itu, dia melakukan penambalan terhadap lubang yang ada. “Baru pemeliharaan dengan penambalan. Belum sampai aspal hotmix,” ujarnya kepada Radar saat meninjau penambalan kawasan Pasar Kanoman bersama jajaran Dishubinkom, kemarin. Alasan belum dilakukan pengaspalan hotmix, karena anggaran APBD Perubahan 2015 baru dapat diserap pada awal November nanti. Saat anggaran sudah dapat digunakan, Imas memastikan beberapa ruas jalan di kawasan Pasar Kanoman akan diaspal hotmix. Termasuk pula di dalamnya perbaikan trotoar dan normalisasi saluran drainase. “Sudah puluhan tahun drainase di kawasan ini (Pasar Kanoman) belum pernah dinormalisasi,” terang Imas Maskanah. Akibatnya, saat musim hujan datang air tidak dapat mengalir dan menimbulkan genangan. Pada sisi lain, genangan tersebut lambat laun mengikis kualitas aspal dan merusaknya. Kepala Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi (Dishubinkom) Kota Cirebon H Maman Sukirman SE MM didampingi Sekretaris Dishubinkom Ujianto ATD mengatakan, Jalan Talang dan Jalan Lemahwungkuk dijadikan areal parkir. Saat ini, pihaknya telah menerapkan sistem parkir dengan kemiringan 45 derajat bagi kendaraan roda empat. Sebelumnya, kendaraan roda empat parkir dengan kemiringan mencapai 90 derajat. “Perubahan sudut parkir ini menambah luasan area parkir bagi kendaraan roda empat,” ucapnya. Langkah lain yang telah dilakukan dalam penataan parkir dan arus lalu lintas di Pasar Kanoman, Dishubinkom menertibkan parkir ganda. Termasuk pula, kata Maman Kirman, perubahan posisi parkir roda dua. Dari semula dua jalur diubah menjadi satu jalur di sebelah kiri jalan. Jalur sebelah kanan bebas dari parkir dan Pedagang Kaki Lima (PKL). Untuk parkir motor, Dishubinkom merelokasi ke Jalan Winaon. Kemudian jalur sebelah kiri jalan yang juga pintu masuk utama ke Pasar Kanoman, digunakan untuk parkir motor dengan satu baris. (jml/ysf)
Warga Kritisi Program Tendanisasi Kanoman
Senin 12-10-2015,14:06 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :