TALUN – Haul Mbah Kuwu Cirebon yang dihelat bertepatan dengan 1 Muharram 1437 H, disambut baik oleh Danrem 063/Sunan Gunung Jati Kolonel Inf Sutjipto. Dia merasa kagum dengan kegiatan yang dikoordinir para kuwu. “Tidak pernah saya temukan kegiatan seperti ini selama saya bertugas keliling daerah. Hanya di Kabupaten Cirebon, kuwu-kuwu bersatu dan mengadakan kegiatan untuk mengenang perjuangan pendiri Cirebon,” ujar Danrem saat sambutan di acara haul Mbah Kuwu Cirebon di kompleks petilasan Mbah Kuwu Cirebon, Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, kemarin. Pria yang senang berceramah ini mengatakan, kuwu harus merefleksikan perjuangan Mbah Kuwu Cirebon. Sebagai seorang pemimpin, beliau selalu menjadi garda terdepan dalam melawan penjajah yang ingin mengobok-obok dan menyengsarakan rakyat. Jika dikaitkan dengan kondisi dewasa ini, kuwu harus menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Kuwu harus memberikan contoh kepada para pimpinan yang lain, jika pemimpin itu harus dekat dengan rakyat, siap memberikan pelayanan kepada rakyat kapan saja dan di mana saja,” katanya. Jelas Sutjipto, jika kuwu mampu memberikan contoh yang baik, Mbah Kuwu Cirebon juga akan bahagia, karena penerusnya mampu mengemban amanah yang ia titipkan. Namun, Mbah Kuwu Cirebon akan menyesal dan sedih jika para kuwu tidak mampu memberikan contoh yang baik, dia acuh kepada rakyatnya, dia tidak mau menolong rakyatnya. Bahkan, dia tamak akan jabatannya. “Ini yang tidak kita semua kehendaki, perbaiki niat menjadi kuwu,” bebernya. Dia berpesan, kuwu harus bekerja untuk rakyat. TNI dan Polri siap membantu kuwu jika seluruh jiwa dan raganya disedekahkan untuk kepentingan rakyat. “Tugas TNI/Polri itu membantu rakyat, jika kuwu mempunyai cita-cita dan tugas yang sama, mari kita bersatu untuk melayani masyarakat,” tegasnya. Di akhir sambutannya, Sutjipto mengimbau, kuwu harus menjaga kesatuan dan persatuan, baik antar sesama kuwu, kuwu dengan rakyat, kuwu dengan camat, kuwu dengan pemerintah dan kuwu dengan TNI/Polri, sehingga tidak ada celah pihak luar untuk mengadu domba atau memecah belah. Perlu diketahui, saat ini bangsa Indonesia sedang dijajah dengan cara mengadu domba secara laten. Terbukti di sejumlah daerah terjadi kasus pertikaian antaragama, suku dan ras. Hal itu karena tidak ada kesatuan dan persatuan. “Syarat bangsa Indonesia tetap kokoh, pemerintah, TNI/Polri, ulama dan masyarakat itu bersatu. Nah, dengan adanya forum komunikasi ini, menurut saya sangat bagus, bahkan kalau bisa dibentuk juga se Ciayumajakuning,” pungkasnya. (jun)
Jangan Kecewakan Mbah Kuwu Cirebon
Sabtu 17-10-2015,15:51 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :