Warga Antusias Gunakan Hak Suara, Terpilih 124 Kuwu Baru CIREBON- Pemilihan kuwu (pilwu) secara serentak di Kabupaten Cirebon, Minggu (25/10), berlangsung aman. Hingga tadi malam sekitar pukul 23.30, tak ada gejolak berarti di semua desa yang mengadakan pilwu. Bahkan pada pukul 22.30 tadi malam pun sudah diketahui 124 kuwu (kepala desa) yang baru terpilih. Antusiasme warga dalam memilih kuwu pun disebut-sebut lebih bergairah dibanding pemilihan legislatif (pileg). Seperti diketahui, pilwu berlangsung di 124 desa yang ada di 37 kecamatan di Kabupaten Cirebon. Dari 124 desa, ada 354 calon yang ikut pilwu. Total daftar pemilih tetap (DPT) di 124 desa itu sebanyak 481.741. Karena tiap desa berbeda jumlah pemilihnya, maka finalisasi penghitungan suara pun berbeda-beda. “Ada yang cepat, ada yang lama. Tapi sampai pukul 22.30 (tadi malam, red), semua sudah selesai. Sudah ketahuan para kuwu yang baru,” terang Kabid Pemerintahan Desa dan Kelurahan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupeten Cirebon, Drs Adang Kurnida MSi. Koran ini merekam beberapa pemilihan, di mana incumbent ternyata kalah dari calon baru. Salah satunya di Desa Wanayasa, Kecamatan Beber. Salah satu calon kuwu, Abu (52), secara mengejutkan mengalahkan dua pesaingnya. Pilwu Desa Wanayasa diikuti tiga calon. Proses pemungutan suara dimulai pukul 08.00 dan berakhir sekitar jam 15.15. Jumlah DPT 1.439 hak suara, dan suara yang masuk berjumlah 1.150 suara, sementara yang tidak terpakai berjumlah 289 lembar. Untuk perolehan suara, Abu memperoleh 636 suara, Dian Nopiyanti 416 suara, dan Winoto memperoleh 79 suara. Sedangkan suara blanko berjumlah 20 lembar. Dian yang juga merupakan incumbent, tidak bisa melanjutkan kiprahnya untuk memimpin kembali Desa Wanayasa enam tahun ke depan. Perolehan suara di tiga tempat pemunggutan suara (TPS) didominasi oleh Abu. Bahkan di luar dugaan, TPS 2 yang merupakan basis pendukung Dian, ternyata suaranya banyak beralih kepada Abu. Ketua Panitia Pilwu Desa Wanayasa, Adi Rasidi BA mengatakan tingkat partisipasi warga Desa Wanayasa untuk memberikan hak suaranya meningkat dibanding pemilu legislatif. \"Mungkin karena ini merupakan penentu nasib desanya sendiri, jadi mereka mau memberikan hak suaranya,\" ungkap Adi kepada Radar, usai pemilihan. Adi juga bersyukur atas gelaran pilwu ini berjalan lancar tanpa ada hal-hal yang tidak diinginkan. \"Kalau suasana agak tegang, itu pasti. Karena ini kompetisi, dan itu wajar. Di luar itu semua, warga Desa Wanayasa bisa menjaga kedamaian,\" katanya. Sementara di Desa Surakarta, Kecamatan Suranenggala, banyak suara tak sah. Pilwu di Suranenggala sendiri diikuti tiga. Suara paling banyak diraih nomor urut 2, H Sugiri, yang mendapatkan 822 suara. Di bawahnya ada Kadi yang mendapat 588 sura, sedangkan di peringkat buncit yakni calon dengan nomor urut satu, Sutardi, 466 suara. Jumlah suara tersebut kalah telak dengan jumlah suara tidak sah yang menyentuh angka 1.282. Paling banyak yang mengakibatkan kertas suara tersebut tidak sah karena pemilih mencoblos gambar hingga menembus bagian belakang kertas yang masih terlipat sehingga pada kertas suara terdapat dua titik coblosan. Salah seorang warga, Ranita, mengatakan banyaknya suara tidak sah diduga karena kurangnya sosialisasi dari panitia. Sehingga dalam pelaksanaannya banyak orang yang tidak teliti dan tidak hati-hati, akhirnya mencoblos gambar calon secara asal. “Untungnya semua saksi dan calon sudah sepakat, bahwa jika ada dua titik tusukan maka kertas suara tidak sah. Jika melihat suara tidak sah, jelas ini kurang sosialisasi,” ujarnya. Berbeda dengan Desa Surakarta, pemilihan kuwu di Desa Kertasura berjalan agak mendebarkan. Di tempat pemilihan, disiagakan puluhan petugas kepolisian dari Sat Brimob Detasemen C Polda Jabar dan Sat Sabhara Polres Cirebon Kota. Di sini ratusan massa dengan pakaian hitam-hitam yang merupakan tim sukses salah satu calon nampak hilir mudik. Suasana tersebut membuat petugas kepolisian berjaga ekstra mengantisipasi terjadinya bentrok yang mungkin saja terjadi. Beruntung, hingga proses hitung suara selesai tak ada gejolak. Hasil penghitungan, Jadiya keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara 1.966, sementara peringkat kedua ditempati calon nomor tiga yakni A Kambali atau biasa dikenal dengan sebutan Kuwu Bali dengan 1.077 suara. Camat Kapetakan, Imam Ustadi mengatakan pihaknya berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pemilihan kuwu di Kecamatan Kapetakan. “Pihak kepolisian, TNI, panitia pilwu dan masyarakat, kami ucapkan terima kasih. Setelah penghitungan, semua saksi dari masing-masing calon menandatangani hasil berita acara. Mudah-mudahan situasi tetap kondusif,” tutur Imam Ustadi. Sementara itu, pilwu kemarin ditinjau langsung Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra serta hampir semua anggota DPRD. Ketua DPRD Kabupaten Cirebon H Mustofa SH yang ikut melakukan monitorong mengatakan pilwu berjalan sukses. “Ini hajat politik masyarakat Kabupaten Cirebon di tingkat desa. Kita harus ikut menyukseskan dengan ikut melakukan pemantauan,” ujarnya saat melakukan pemantauan pelaksanaan pemilihan kuwu di Kecamatan Depok, kemarin. Selain itu, sesuai dengan amanah UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, pelaksanaan pilwu menggunakan APBD Kabupaten Cirebon dengan peruntukan pembiayaan kotak suara, surat suara, perlengkapan, honor panitia dan juga pelantikan. “Karena menggunakan APBD, kita juga wajib untuk memantau secara langsung,” ucap Ji Mus- panggilan akrab Mustofa. Ji Mus yakin pelaksanaan pemilihan kuwu di semua kecamatan berjalan aman dan lancar. “Kalau pun ada insiden atau riak-riak yang terjadi pada malam minggu, kita anggap sebagai dinamika politik di desa. Terpenting masing-masing pihak mampu menahan diri dan tetap menjunjung sportivitas demi kondusivitas daerah,” tandas Ji Mus. (via/brd/dri/jun/arn)
Pilwu Luar Biasa, Pileg Bae Sih Lewat
Senin 26-10-2015,10:52 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :