Jalan Ciwaru-Cilebak Terancam

Rabu 08-02-2012,02:44 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Bukit Mulai Longsor, Warga Desa Cilayung Minta Relokasi KUNINGAN- Bencana longsor di Kp Cilayung, Desa Cilayung, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan, semakin membuat warga waswas. Terutama warga penghuni 8 rumah di RT 02 RW 01, dan RT 03 RW 01, yang berada tepat di bawah bukit. Selain rumah Wawan Setiawan (42) yang jebol dan terkubur longsoran tanah di bagian dapur, rumah Rukimini (65) juga terancam longsor, termasuk rumah Kuswati (64), Darmi (60), Wasti (47), Jojo Sutarjo (45), Walmi (61) dan Tatang Sudirman (50). Akibat longsor bukit tersebut sudah terjadi di beberapa titik, tanahnya juga sudah merosot dan mengancam, mereka pun terpaksa mengevakusi diri ke rumah keluarganya yang aman. “Ada yang dievakuasi, ada juga yang sudah mengevakuasi diri. Kalau sudah dimulai longsor besar seperti kemarin, pasti longsornya merembet. Ini yang membuat kita waswas terus. Apalagi persis di bawah bukit ada 8 rumah warga terancam,” terang Anggota Badan Permuswaratan Desa (BPD) Desa Cilayung, Apandi kepada Radar di lokasi, Selasa (7/2). Longsor bukit setinggi 30 meter tersebut, ungkap Apandi, telah mengancam jalan raya satu-satunya di jalur Ciwaru-Cilebak. Jalan tersebut berada persis di atas bukit Desa Cilayung. Ia khawatir karena aspal jalan tersebut kini sudah miring sekitar 12 cm, pertanda bahaya longsornya bukit yang akan menyeret badan jalan itu sudah benar-benar mengancam. “Curah hujan besar setiap hari. Kami benar-benar khawatir longsoran bukit semakin besar, jalan ikut ambruk sehingga menghantam perumahan warga,” kata dia. Di tempat sama, Kepala Desa Cilayung, Warju Redi Hamdani, menegaskan, banyak rumah warga Kp Cilayung yang harus direlokasi, terutama 8 rumah warganya tersebut. “Ini jelas harus direlokasi. Tapi bagaimana caranya, saya tidak tahu. Kepada siapa saya harus minta bantuan pun gak tahu. Tapi kalau tanah buat relokasinya punya desa sudah ada,” katanya. Warju menyayangkan, sebelum longsor ini banyak warganya menebang pepohonan di bukit tersebut. Meski milik mereka, tetapi semestinya mempertimbangkan bahaya longsor. “Saat saya tanya, alasan warga menebang pohon itu untuk dijual, karena kebutuhan ekonomi. Malah ada yang menjual hanya Rp300 ribu,” tuturnya. (tat)

Tags :
Kategori :

Terkait