Meskipun berperawakan kerdil, unggas ini pantang minder. Ia senang bergaya petantang-petenteng dan tak ragu berkokok lantang. Dan meskipun berbadan cebol dan bobotnya tak lebih dari 500 gram, ini bukan unggas murahan. Yang berkualitas bisa diboyong jika sanggup bisa dibeli dengan harga Rp25 juta hingga Rp200 juta. Wowwww… TINGKAHNYA seperti raja, anggun, dan gagah. Dengan tubuh kecil, tegak, dan dada menonjol keluar. Ia terlihat anggun saat berlenggak-lenggok seperti di atas catwalk. Bukan model atau bintang film nan cantik atau gagah, ternyata seekor ayam. Namanya ayam Serama. Serama muncul secara tidak sengaja. Wee Yean Een yang biasa dipanggil Pak Wee semula bereksperimen menyilangkan ayam kapan alias kaki panjang dengan ayam silkie pada 1973. Ayam kapan yang bertubuh ramping dengan bobot 750 gram, dada agak datar, serta ekor cenderung tegak lurus dikawinkan dengan ayam silkie yang bertubuh gempal dan berbobot lebih kecil, 650 gram. Pak Wee menyemat sebutan klangenan baru hasil silangannya selama 15 tahun itu seperti nama tokoh wayang “Sri Rama”. Pengucapan Sri Rama sering ‘terpeleset’ menjadi Serama. Komunitas Serama Cirebon (KSC), adalah salah satu wadah bagi para pencinta ayam Serama. Berdiri tahun 2010 dan dibentuk dari kesadaran berkumpul serta berorganisasi dari orang-orang yang memiliki persamaan ketertarikan terhadap kecantikan dan kesenian ayam Serama. Komunitas ini bersifat kekeluargaan, aktif berkarya, mengembangkan potensi masing-masing anggota dalam naungan KSC dan tak mencari keuntungan finansial pribadi. Saat ini, anggota KSC sekitar 40 orang dari berbagai lapisan masyarakat di Wilayah 3 Cirebon. “Tujuan dari komunitas ini untuk silaturahmi antaranggota dan keinginan untuk saling berbagi dan belajar tentang ayam Serama. Yang kemudian berkembang sebagai bagian dari komunitas masyarakat yang berkarya, memberdayakan potensi semua anggota untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Ketua KSC, Oma Rahmat Komara melalui Wakil Ketua Rudy Abimanyu. Untuk mencapai tujuan KSC menggiatkan anggotanya untuk dapat bersosialisasi dan mengadakan aktivitas atau kegiatan yang bertujuan menggali potensi komunitas dari potensi anggota. KSC telah menetapkan kegiatan rutin yang dilakukan setiap minggunya. Program kerja dan agenda KSC dirancang untuk dilaksanakan agar masyarakat lebih mengenal dan nantinya punya persamaan ketertarikan terhadap kecantikan dan kesenian ayam Serama. Kegiatan yang dilaksanakan KSC dalam periode setiap bulannya selalu dilaksanakan pada hari Minggu. “Setiap bulan di minggu pertama ada latihan bersama kecantikan dan kesenian ayam Serama. Kemudian minggu kedua dan keempat sosialisasi kecantikan dan kesenian ayam Serama. Serta evaluasi kegiatan diskusi pada minggu ketiga,” jelasnya. Lalu, bagaimana cara merawat ayam Serama? Menurut Rudy, merawat ayam Serama tidak sulit dan tidak berbelit-belit. Kebutuhan hidupnya sama seperti ayam buras, tetapi ayam cebol ini memang sedikit sukar dikembangbiakkan. “Ukuran kakinya pendek, menyebabkan sedikit sulit melakukan penetrasi ketika hendak kawin,” tuturnya. Cara praktis peternak ayam Serama, kata Rudy, tidak perlu memberi menu tambahan makan yang aneh-aneh, cukup dengan pakan petelur. Ayam Serama harus diberi makan dua kali sehari yaitu pagi hari dan malam hari. “Mutu Serama ditentukan oleh bobot badan yang ringan, bentuk leher menyerupai huruf S, kepala tertarik jauh ke arah belakang. Kemudian sayap menjuntai tegak lurus ke bawah dan ekor pedang panjang serta berdiri tegak,” terangnya. Ciri fisik seperti itulah yang membuat ayam Serama berpenampilan cantik dan unik, serta tegap menyerupai prajurit yang sedang berbaris. Bagi yang ingin bergabung di komunitas ini bisa menghubungi lewat media sosial facebook Komunitas Serama Cirebon. (mike dwi setiawati)
Seni Ayam Bertubuh Kerdil
Senin 02-11-2015,09:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :