LEMAHWUNGKUK – Ironi pendidikan di kota ini kembali menggugah perhatian publik. Di saat anggaran untuk pendidikan melimpah, sebut saja dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat, hingga anggaran dari APBD Kota Cirebon, ternyata tidak membuat kondisi bangunan sekolah membaik. Setelah disangga sekian lama, sebagian plafon SDN 1 Pegambiran akhirnya ambruk. “Kejadiannya pas hari Sabtu, tapi tidak saat jam belajar. Anak-anak kebetulan lagi istirahat,” ujar Kepala SDN 1, Sukarta SPd, Senin (9/8). Jauh sebelum sebagian plafon sekolah ambruk, kata kepala sekolah yang baru menjabat Juli lalu di sekolah itu, sudah diantisipasi dengan menyangga plafon menggunakan kayu. Meskipun secara keseluruhan sebenarnya plafon dalam kondisi bergelombang dan siap ambruk kapanpun. Anak-anak pun sudah diamankan untuk tidak duduk di sekitar lokasi gelombang plafon terparah. “Kalau kelas masih kita pakai. Hanya anak-anak digeser saja, tidak duduk di sekitar situ. Maklum ruangan kelas di sini kurang,” terangnya kepada koran ini ditemui di sekolah. Melihat kondisi yang ada, lanjutnya, persoalan ini bisa segera diatasi oleh pejabat berwenang. Agar siswa dapat belajar dengan tenang dan nyaman, tanpa khawatir kejatuhan atap. “Terus terang saya sebenarnya khawatir, karena takut menimpa anak,” ucapnya. Kekhawatiran serupa keluar dari mulut siswa kelas 5 SDN 1 Pegambiran, Irvan Permana. “Pak, khawatir belajar di sini. Takut ambruk,” celotehnya diamini teman-teman sebaya sambil tertawa, tanpa sadar bahwa sebenarnya bahaya mengancam itu benar-benar bisa terjadi kapanpun. Dian Kusumaningsih, guru kelas 6 mengharapkan agar kekhawatiran yang sudah diungkapkan kepala sekolah dan siswa, akan ancaman plafon ambruk dan mengenai siswa jangan sampai terjadi. “Mudah-mudahan jangan Mas. Mudah-mudahan jangan,” terangnya. Ditemui di lokasi ambruknya plafon, Kepala Bidang Sarana Prasarana Disdik Kota Cirebon, Drs Abdul Haris MM menegaskan, akan segera mencarikan anggaran untuk mengatasi penggantian plafon SDN 1 Pegambiran. Mengusulkannya pada anggaran belanja tambahan pemkot yang akan dibahas tidak lama lagi. “Berdasarkan data yang ada pada kami, rehab terakhir di kelas ini pada 2005 lalu,” ucapnya. Namun saat menjelaskan tentang kronologis ambruknya sebagian plafon, keterangan Haris berbeda dengan keterangan kepala sekolah. Haris mengatakan, plafon ambruk pada Sabtu, jamnya sama dengan waktu subuh. Informasi ini diterimanya dari penjaga sekolah. Sedangkan kepala sekolah mengatakan kejadiannya pada hari Sabtu, saat jam istirahat anak. Haris juga menyampaikan bahwa sebenarnya dana pemeliharaan sudah diberikan kepada sekolah, namun rupanya itu tidak bisa mengatasi rayap. Dan menyikapi ini, dirinya meminta kepada sekolah untuk mengosongkan ruang belajar kelas VI yang digunakan oleh siswa kelas V tersebut. (hen)
Plafon SDN 1 Pegambiran Ambruk
Selasa 10-08-2010,07:00 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :