Terminal Bayangan Bikin Semrawut

Senin 13-02-2012,02:40 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Ngetem di Tempat Strategis Ketaatan lalulintas menjadi nomor terakhir, ketika dibenturkan dengan urusan penghasilan. Itulah yang menjadi sisi ironis dari para supir angkutan umum Kota Cirebon yang sama sekali tak menghiraukan rambu-rambu. Bahkan, mereka mampu menciptakan lokasi baru yang bisa disebut dengan terminal bayangan. Implikasinya adalah, lalulintas kota semakin carut-marut. SIANG itu, Sapri (40), supir angkot tujuan D6 sedang menunggu penumpang di daerah Rajawali, Kota Cirebon. Cukup lama dia berhenti. Kepada Radar, Sapri mengaku kalau dia sengaja memberhentikan angkotnya untuk menunggu dan mendapatkan penumpang. ”Di sini biasanya banyak anak sekolah, kalau tidak orang yang berhenti dari elf, jadi lumayan,” tutur warga Mundu ini, Kamis (9/2). Apalagi, kata dia, sebagai supir angkot dirinya harus memberikan setoran. Jadi, berhenti di tempat yang dinilai strategis, kata dia, sedikitnya bisa membantu pemasukanya. ”Kan lumayan. Nunggu agak lama, dapat penumpang,” tuturnya seraya mengatakan, yang berhenti di tempat tersebut bukan hanya dia saja. Sementara itu, sebagai pengguna jalan, Arizal Pratama (20) merasa cukup terganggu dengan keberadaan terminal bayangan. Warga Cempaka Arum ini mengatakan terminal bayangan membuat lalu lintas di jalan macet dan membuat pengendara lain tidak nyaman. ”Kadang kesal, jalanan jadi macet,” tuturnya. Dia juga mengatakan, keberadaan halte di setiap sekolah setidaknya bisa dimanfaatkan oleh supir angkot. ”Jadi angkot kalau mau ngetem di situ saja. Nggak di tempat lain,” tukasnya. Pria yang akrab disapa Ale ini mengatakan agar tidak terjadi penumpukan di halte, minimal pemerintah membatasi untuk angkot yang mau berhenti. Apalagi saat ini baru ada 1 halte di setiap sekolah. ”Kala bisa dibangun lagi di tiap spot yang sekiranya perlu,” tuturnya lagi. Senada, hal serupa juga diutarakan oleh Chaerul Anwar (21). Salah satu mahasiswa Unswagati ini merasa kesal, jengkel dan ingin marah bila harus menghadapi terminal bayangan. ”Apalagi kalau ada rambu lalu lintas yang melarang berhenti, tapi malah pada ngetem di situ. Kan sudah ada rambu, masa dilanggar,” tuturnya kesal. Dia menyarankan, kepada pemerintah untuk lebih ketat mengeluarkan SIM untuk supir angkot. Selain itu, dia juga berharap pihak kepolisian bisa sering-sering mengontrol dan menilang angkot yang ngetem. ”Soalnya mengganggu sekali. Bikin jalanan semakin ruwet,” tuturnya lagi. Sementara itu, Kadalops lalin Dinas Perhubungan, J Sianturi SAP menuturkan, tidak ada tempat yang dinamakan terminal bayangan. Menurutnya, tempat yang dimaksud hanyalah suatu tempat yang dianggap strategis bagi penumpang dan supir untuk bertransaksi atau mengetemkan kendaraan. ”Di dalam terminal kan penumpang akan membayar tarif sesuai tiket yang berlaku, tapi kalau di luar teminal, penumpang bisa menawar harga. Ya mungkin, bagi supir daripada tidak ada penumpang, yang di luar terminal dengan harga miring pun jadi, asal mendapat penghasilan,” ujarnya. Sebetulnya, sambung Sianturi, keberadaan tempat yang disebut-sebut terminal bayangan, dilihat dari segi proporsional, tidak memiliki fungsi strategis bagi keteraturan kota. Justru, kata Sianturi, karena keberadaanya membuat jalanan menjadi semerawut dan jauh dari kata tertib. ”Bayangkan saja, di luar Terminal Harjamukti, masih ada kendaraan yang mengetem dan menaikan penumpang, baik menuju arah losari, atau Jakarta. Padahal disitu merupakan jalan raya, dan herannya ada rambu-rambu dilarang berhenti,” ujarnya. Hal ini, menurut Sianturi, dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat mengenai atri tertib dan kondusif kota. Ia juga menuturkan, ketegasan pihaknya dibutuhkan dalam mengatur jalanya ketertiban umum. Sianturi melanjutkan, ketika pihaknya menugaskan anggota, para supir terlihat taat peraruran, dengan tidak mengetem. ”Langkah kedepan, kami akan tempatkan petugas untuk menertibkan para supir yang membandel,” tandasnya. Menurut pantauan Radar, beberapa titik yang dianggap sebagai terminal bayangan adalah, Perumnas Burung, tepat didepan RTC, Jl Rajawali, Kota Cirebon, daerah Kerucuk tepatnya didepan kantor Bakorwil, Samping Terminal Harjamukti Menuju arah tegal dan sebaliknya menuju arah Jakarta.(ida ayu komang/atin udhiatin)

Tags :
Kategori :

Terkait